"Yah, Ayah, aku juga mau digendong."
"Yah, Ayah, pegang tanganku juga."
"Ayah-Ayah. Liat baju aku, bagus, 'kan??"
"Ayah-Ayah. Aku juga mau mainan baru!"
"Ayah. Kenapa es krimnya cuma dua?"
"Ayah. Aku juga mau ikut kamping!"
"Yah, nilai ulangan Raisa hari ini dapet seratus, lho!"
"Yah, tadi Bu Guru muji Raisa. Aku seneng banget!"
"Rai juara lagi, Yah!"
"Rai dipilih jadi pemain terbaik, Yah!"
"Aku berhasil nyetak double-double lagi. Kamu hebat, Rai."
"Aku masuk tim inti sekolah lagi. Aku bangga sama kamu, Rai!"
***
Aku mendapat pengakuan dari orang-orang di sekelilingku kecuali satu orang. Satu orang yang kuharapkan juga bisa mengakui pencapaianku. Orang itu adalah Ayahku. Kami berada di satu atap yang sama selama bertahun-tahun. Satu hal yang tidak bisa aku terima. Keberadaanku di sana tidak pernah dianggap olehnya. Pada saat itulah aku menyadari sesuatu. Aku membencinya dan mungkin sudah seharusnya aku berhenti berusaha mendapatkan pengakuan darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Raisa untuk Cinta
ChickLitDari Raisa untuk Cinta Cinta, apakah aku pernah merasakah kehadiranmu? Aku hampir lupa bagaimana wujud dan perasaan saat kamu ada. Jika cinta tidak bisa memberi jawaban atas pertanyaanku. Kuharap nantinya akan hadir seseorang di hidupku yang bisa me...