Bab 25 | Antara Teman dan Cinta

18 7 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Rizki Febrian Feat Ziva Magnolia - Terlukis Indah

***

Bab 25 | Antara Teman dan Cinta

Dua kata itu sangat berarti bagi manusia dan katanya harus ada dalam hati dan jiwa manusia

***

Malam itu malam yang menjadi yang tidak bisa di lupakan oleh Caca semasa hidupnya, walaupun rasa janggal sudah menjadi masalah utama akan tetapi hati mana yang tidak merasa nyaman dan bahagia mendapatkan malam yang berbeda dari biasanya. Caca menghabiskan waktu malam nya dengan bercerita panjang lebar kepada Rahman tentang apa yang ia lakukan bersama Arfan.

Rahman mendengarkan cerita itu dengan seksama, bahagia bercampur sedih.

"Jadi menurut Caca, Aku mati gara-gara Yadi. Karena perihal Wiranti," ulang Rahman.

"Iya. Soalnya, hanya itu yang bisa aku prediksi. Awalnya Caca mau tanya sama kamu perihal Wiranti, apakah kamu punya ingatan tentang Wiranti?" tanya Caca.

Rahman mulai mengingat kembali apa yang jadi masa lalunya, namun sepertinya ia mulai kehilangan satu persatu ingatan nya bukan karena apapun. Namun ternyata waktu di dunia ini akan segera berakhir. Rahman, tahu waktu 40 harinya tinggal bersisa 7 hari lagi.

"Aku gak ingat," ucap Rahman pelan.

Caca mulai bingung, seolah ada yang berbeda dengan Rahman. Merasa memiliki perasaan yang tidak enak Caca mulai menghitung kalender di mana pada saat terjadi kecelakaan dan hari di mana waktu sekarang.

Dan ternyata benar, waktu Rahman tidak ada lama lagi dan dia harus segera mengungkapkan siapa pembunuh Rahmat sebenarnya. Iya tidak mau kalau Rahman harus ditarik paksa dan bukan pergi dengan tenang.

Akhirnya Caca mulai menelepon seseorang walaupun ini terkesan tidak sopan karena menghubunginya malam-malam. Pokoknya ia harus menyelesaikan tugas ini sebelum waktu mereka habis.

***

"Lo yakin mau ngelakuin ini?" tanya Arfan cemas.

"Ialah soalnya kita tidak punya banyak waktu.... Kalo sampai Rahman hilang bagaimana." Caca khawatir maka dari itu ia harus gerak cepat melakukan nya.

Caca dan Arfan terus mengikuti ke mana  Yadi. Kebetulan hari ini sekolah diliburkan, karena guru-gurunya persiapan akan pergi family gathering jadi ini kesempatan yang bagus bagi mereka untuk langsung.

Ternyata Yadi kembali ke rumah sakit tempat di mana Wiranti dirawat, akan tetapi pada saat mereka mau membuntuti nya ternyata mereka malah dihadang oleh sekumpulan preman pada saat melewati gang menuju rumah sakit itu.

"Kalo kalian mau lewat ini mending, putar balik saja sono, jalan ini sudah dikuasai oleh kami jadi nggak sembarangan orang yang lewat," ucap salah satu anak buah preman jalanan itu.

"Tapi kalo lo berdua tetap bersikukuh. Bersiaplah untuk menjadi lawan kami," kata Ketua preman itu yang bisa Arfan dan Caca lihat dari bajunya yang berbeda sendiri.

"Jadi kalian di sini mau so jagoan. Kalian gak malu apa sama orang tua kalian yang telah membiayai sekolah kalian, namun ternyata anak mereka malah menjadi preman jalanan," ucap Arfan menasihati.

"Kakak kalau mau ceramah itu jangan di sini. Tuh di masjid sana,"

"Mau terima kalian atau enggak ceramah gue. Lebih baik kalian minggir Kakak mau lewat."

"Sudah gue bilang. Kalo lo tetap maksa jalan kesini, siap-siap aja masuk rumah sakit," ancam ketua preman itu.

Sepertinya mereka memberi ancaman kepada Arfan dan juga Caca. Mau tidak mau mereka harus melawan para preman itu, dan kebetulan pada saat seperti ini tidak seimbang karena Arfan harus melawan tiga orang sekaligus.

"Caca minggir," kata Arfan.

"Hati-hati."

Akhirnya terjadi perkelahian antara arfan dan ketiga preman itu. Dengan menggunakan tangan kosong ia terus memukul dan menghadang preman itu, sebenarnya Arfan and tidak punya bakat beladiri akan tetapi situasi seperti ini mau tidak mau ia harus bisa menyelamatkan dirinya dan juga menyelamatkan Caca.

Caca yang mundur beberapa langkah ke belakang melihat pertarungan tidak seimbang itu seharusnya ia meminta bantuan tetapi ia harus melakukan apa. Karena takut terjadi apa-apa kepada Arfan karena ia melihat bahwa Arfan sudah mulai kewalahan mengalahkan mereka bertiga akhirnya Caca mempunyai ide.

Caca langsung menghidupkan ponsel dan mencari aplikasi video untuk mencari suara sirine polisi. Setelah menemukannya iya langsung menekan volume sebesar-besarnya untuk memancing para preman itu pergi dari sini.

"Tolong..... tolong..... polisi!" teriak Caca.

Menengah teriakan Caca ketiga preman itu menghentikan aksinya dan hampir saja memukul Arfan sudah yang sudah terpojok. Karena takut mereka ditangkap polisi akhirnya ketiga preman itupun lari terbirit-birit meninggalkan mereka berdua ada setelah dirasa aman Caca mematikan ponselnya dan langsung bergerak mendekati Arfan untuk membantunya berdiri.

Caca sedikit rada ngilu melihat luka pada wajah Arfan, baiknya memutuskan untuk pulang karena tidak mungkin mengejar Yadi yang sudah ketinggalan jauh. Mereka pun kembali rumah kali ini adalah rumah Arfan, baru kali ini caca mampir ke rumah sahabatnya rahman tersebut. Dan ia cukup terkesima melihat rumah ini.

"Ya beginilah rumah aku Ca,"

"Baru tahu lho gue," kata Caca.

"Iya soalnya lo ngebucin mulu sama Rahman. Makanya kalau pacar lu lagi main sama temannya yang lain itu tuh ikut jangan mau main dua-duanya aja,"

"Apaan sih lo. Jangan sirik lo, sekarang lo kan punya Icha,"

Mendengar kata Icha seketika membuat Arfan sedikit termenung. Pasalnya iya sekarang sedang berdua bersama dengan caca tetapi caca malah membicarakan tentang wanita lain. Sebenarnya yang diinginkan Arfan adalah Caca menceritakan tentang dirinya sendiri bukan menceritakan orang lain.

Hingga akhirnya Arfan meninggalkan Caca sendirian, sedangkan dirinya masuk ke kamar untuk melampiaskan apa yang sedang ada di dalam hatinya.

"Rahman, sorry gue gak bermaksud merebut apa sudah jadi milik lo. Tapi hati gue gak bisa bohong..... Gue cinta dan sayang sama Caca, waktu lo dulu nembak Caca hati gue sakit banget karena gue juga suka sama dia. Tapi gue tahan basah sakit ini karena ini demi pertemanan kita dan demi persahabatan kita,"

Sekarang arfan mengambil foto kebersamaan mereka berdua yang sudah terjalin cukup lama.

"Gue inget dulu waktu sahabat masa lalunya Caca yaitu Wiranti suka sama lo, gue bertekad untuk menyatakan perasaan kepada Caca. Tapi ternyata lo malah keburu nembak Caca duluan Man, dan gue masih bisa lihat ekspresi patah hati dari seorang Wiranti kepada lo, dan bukan itu aja gue juga patah hati pada waktu itu namun gue yang paling lama merasakan patah hati itu karena Wiranti sudah mendapatkan pengganti yang cocok buat dirinya. Yaitu Yadi."

"Maafin gue Caca..... Karena gue tahu semua ini dari awal, dan maaf sudah merahasiakan semua ini. Gue nyangka semua ini akan sampai ke telinga lo,"

Ternyata Arfan sudah tahu semuanya dari awal. Tentang masalah masa lalu antara Rahman, Wiranti dan Yadi. Jadi semua keterkejutannya ini hanyalah akting belaka padahal dirinya sudah tahu dari awal. Namun jujur untuk masalah pembunuhan yang terjadi kepada Rahman, Arfan tidak tahu menahu.

Namu sepertinya Arfan sangat setuju dan yakin dengan apa yang dikatakan Caca bahwa semua ini adalah ulah nya Yadi.

***

Tbc.

Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up lagi..... setelah sekian lama berpuluh puluh purnama akhirnya bisa lanjut lagi ini cerita. Mudah-mudahan 5 bab lagi bisa terselesaikan tepat waktu sebelum bulan romadhon tiba.

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣

Lis_author

DLS [5] Kau Tetap Misteri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang