Bab 4 | Perasaan Takut

84 11 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Repvblik - Aku Takut

***

Bab 4 | Perasaan Takut

Perasaan ini memang selalu ada bukan hasilnya rekayasa karena berasal dari hati yang paling dalam

***

Caca, kini melangkah kakinya menuju ke parkiran sekolah. Pada saat istirahat ia tidak bertemu dengan kekasihnya itu, biasanya ia selesai datang mampir hanya untuk sekedar datang basa-basi atau menggoda biasanya. Namun kali ini ia tidak datang mungkin Caca berpikir Rahman sedang ada urusan, tapi kalau seperti itu harusnya ada kabar tapi ini tidak ada kabar.

Jadi ia lebih baik menuju parkiran terlebih dahulu menunggu kedatangannya, biasanya Rahman selalu datang menjemputnya ke kelas. Icha sudah pulang duluan karena ada keperluan mendadak jadi lebih baik ia menunggu Rahman disini.

Beberapa menit Caca menunggu akhirnya batang hidung Rahman datang sambil setengah berlari.

"Sayang, kok kamu disini. Harusnya tungguin di kelas kan biasanya aku yang datang jemput ke sana," kata Rahman.

"Habisnya kamu tadi istirahat kenapa gak ke kelas aku, jadinya aku ke sini deh," ucap Caca tidak mau kalah.

Rahman lupa kalau dirinya tadi tidak ke kelas Caca, karena gara-gara masalahnya membuat Rahman lupa sama Caca. Padahal ia tidak mau mengecewakan tapi sekarang ia malah membuat nya kecewa.

"Maaf ya sayang.... Aku janji deh gak bakalan gitu." Rahman memegang kedua tangan Caca dan berharap untuk berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

"Janji ya,"

"Aku janji sayang,"

"Oke deh. Sebagai penebus rasa bersalah karena tadi aku enggak kak kelas kamu sekarang aku mau anterin kamu pulang," ajak Rahman.

"Oke ayo,"

"Tapi aku ngomong sama teman-teman dulu ya." Rahman meminta Caca untuk menunggu disini karena dirinya akan menemui teman-teman dulu.

Dan kebetulan teman-teman mereka baru sampai di parkiran karena ada piket sekolah yang harus mereka kerjakan, kalau tidak mereka akan dapat masalah. Dan bergegaslah Rahman menghampiri mereka semua.

"Guys,"

"Ada apa Rahman?" Mardon menyapa Rahman.

"Gue anterin dulu Caca ya... Kalian duluan ke rumah gue," pinta Rahman.

"Emang gapapa nih," timpal Arfan.

"Gapapa, Setelah di rumah Caca gue langsung ke rumah." Rahman memberikan kata-kata menyakinkan untuk langsung ke rumah nya.

"Hati-hati ya Man," kata Muji.

"Tenang aja, gue janji langsung ke rumah." Rahman langsung meninggalkan semua teman-temannya.

Namun Muji dan Arfan malah menatap Rahman dengan tatapan yang tidak bisa di prediksi. Setelah itu Rahman menyampaikan kembali Caca dan langsung menarik tangan Caca untuk menuju tempat dimana motor Rahman simpan.

Rahman mulai menghidupkan mesin motor dan Caca mulai naik, setelah bersiap. Motor Rahman mulai meninggalkan sekolah menuju rumah kediaman sang pacar, sepanjang perjalanan Caca memeluk Rahman dengan begitu kuat dan kencang hingga Rahman merasakan kesakitan.

"Aw, sayang meluknya kekencangan," kata Rahman.

"Masa sih Sayang, aduh maaf dong," sesal Caca melepaskan pelukannya itu.

DLS [5] Kau Tetap Misteri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang