Bab 26 | Tolong, Jangan Tuduh

16 5 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Wali Band - Jangan Tuduh Aku

***

Bab 26 | Tolong, Jangan Tuduh

Kesalahpahaman terjadi karena semua bukti mengarah kepada dirinya kecuali ada yang menunjukkan bukti yang begitu kuat

***

"Maaf ya lama." Arfan kembali menemui Caca setelah sekian lama meninggalkan tadi.

"Gapapa kok."

Justru Caca merasakan ada yang berbeda dari Arfan, seperti ada sesuatu yang di sembunyikan. Namun Caca tidak tahu akan hal itu. Jadi lebih baik ia akan cari tahu nanti setelah ia membereskan masalah yang belum selesai.

"Terus bagaimana kelanjutan?" tanya Caca kepada Arfan.

"Kita gak tahu, sepertinya lebih baik kita lakukan pengrebekan langsung,"

"Kenapa harus lakukan itu." Caca sepertinya tidak setuju dengan apa yang dikatakan arfan.

Namun sepertinya Arfan mempunyai cara pandangan lain dari pada pandangan Caca. Dan itu yang membuat caca pusing, jujur ia tidak punya rencana lain karena semua sudah selesai dan tidak tahu cara menyelesaikan semuanya.

"Kalo lo mau melakukan itu, jujur Caca nggak tahu lagi harus bagaimana? Caca ikut aja apa yang jadi keputusannya,"

"Gue akan hubungi semua teman-teman gue. Dan mungkin lo Ca, bisa hubungi adik lo dan Icha,"

Setelah Caca mengatakan hal itu akhirnya harapan langsung menelepon seluruh teman-temannya untuk datang ke sebuah tempat yang dimana tempat itu menjadi tempat bersejarah bagi mereka pada saat awal pertama kali mereka membangun sebuah persahabatan.

Dan tidak lupa Caca menghubungi adiknya— Hasby untuk datang acara itu karena mungkin ini hal terakhir kalinya Rahman berada di sekeliling teman-temannya. Dan mungkin bersamaan dengan hilangnya eksistensi dan juga ingatannya Rahman akibat dari sebuah masalah yang tidak terselesaikan dalam waktu 40 hari.

Bukan hanya Hasby, ia juga memberitahu Icha tentang hal ini.

***

Caca datang duluan ke tempat yang di beritahu Arfan bersama adiknya serta arwah Rahman. Arfan juga datang bersama kelima temannya, Mardon, Muji, Yadi dan Isman.

Bukan hanya itu Icha datang agak terlambat lalu mulai lah terkumpul orang-orang yang di anggap penting dalam cerita ini. Dan setelah itu semua terkumpul, Arfan yang membawa mereka datang kesini memulai sebuah percakapan serius.

"Baiklah, terima kasih telah datang kesini. Sebenarnya gue mengumpulkan semua kalian disini ada yang mau gue beberkan sama kalian.... Untuk itu Caca silahkan kesini," serah Arfan.

"Alah jangan pake acara-acara seperti ini pami sudah tahu apa yang kalian lakukan dan pikiran," tolak Isman.

"Lo gak tahu apa-apa Isman, jadi tolong diam."

Caca menjelaskan bau ia mendapatkan 3 kode, yaitu Gitar, Maulid dan satu lagi Perairan. Gitar, Ini gitar yang ada di ruang ekskul musik kan dan itu kan gitar yang sering Rahman dan juga Yadi pakai. Lalu kata selanjutnya adalah Maulid, sebenarnya ini agak aneh namun
sebenarnya cocoklogi yaitu Maulid disini itu perayaan dan kebetulan yang jadi penjaga stand makanan waktu Arfan sama Yadi

Terus selanjutnya Caca menjelaskan kata berikut yang berarti Perairan. Perairan di sini kan yang dimaksud itu, tempat yang memiliki banyak seperti sungai rawa dan lain sebagainya kan. Kalai dilihat dari peta kota yang menunjukkan banyaknya perairan itu ada dua. Dan itu ada di kota Barabai Kalimantan Selatan dan Rokan hulu Riau dan itu Isman dan Yadi.

Dan setelah mereka tulis ada tiga nama Yadi tertera di sana, seolah menunjukkan bahwa dalang dibalik semua ini adalah Yadi.

"Gue," kejut Yadi.

"Iya. Jangan menyangkal nya Yadi," titah Caca.

"Tunggu.... Kalian pasti salah paham, gue sama sekali gak melakukan apapun sama Rahman, jadi gak mungkin kan," sangkal Yadi.

"Tapi cocoklogi itu mengarah sama kamu, please Yad. kamu harus jujur demi Rahman," pinta Caca.

Yadi benar-bena bingung karena ia tidak pernah melakukan hal itu seolah-olah semua cocoklogi yang di jabarkan Caca itu semua fitnah dan omong kosong belaka. "Caca, Arfan. Tega, gue enggak melakukan hal itu. Kita tahu kan Rahman itu mati di tabrakan karena rem blong,"

"Tidak Yadi, kalo memang rem blong harusnya aku sama Rahman sudah meninggal waktu kita sampai ke rumah aku. Tapi ini Rahman meninggal setelah mengantarkan aku sampai rumah. Sepertinya ada yang menyabotase rem motor Rahman."

Mendengar pengakuan ini membuat Yadi bingung, pasalnya tidak ada yang memberi tahu bahwa Rahman meninggalkan gara-gara rem blong, yang ia tahu adalah karena kecelakaan.

"Tunggu. Kenapa tidak ada yang memberi tahu sebelumnya......"

"Harusnya kamu bertanya? Karena Lo sahabat Rahman," cerca Caca.

"Semua bukti kode yang di tulis menggunakan tulisan warna merah. Itu merujuk kepada Yadi semua, di tambah lagi Wiranti sahabat masa lalu aku. Yang ternyata diam-diam suka sama Rahman, sepertinya lo Yadi yang merasa sakit hati karena melihat cewek yang sekarang jadi pacar lo patah hati gara-gara cowok itu mencintai cewek lain yaitu Aku!"

Semua orang menatap Yadi dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan seolah semua tuduhan ini mengarah kepada Yadi. Yadi yang menjadi target dalam kasus ini dia tidak bisa berkata apa-apa seolah yang dikatakan oleh caca dan Arfan itu ada benarnya juga, semua bukti dan cocok kalo gitu bener adanya.

Tapi justru dalam hatinya iya menolak bahwa dia bukan pelakunya, dan kenapa semua petunjuk dan bukti itu mengarah kepada dirinya sebenarnya siapa yang menjebaknya.

"Yadi aku mohon dengan Jujur, apa benar kamu pelakunya?" Pinta Caca.

Yadi bingung, ia bukan pelakunya. Hingga akhirnya Wiranti datang langsung memeluk Yadi.

"Yadi!"

"Wiranti sayang, ngapain kamu ada disini?"

Semua tidak menyangka bahwa Wiranti ada di sini, padahal sekarang dirinya masih dalam kondisi belum pulih di rumah sakit. Setelah memeluk Yadi Wiranti menatap tajam ke arah semuanya.

"Ada apa ini? Kalian semua disini memojokkan bahwa Yadi adalah pembunuh Rahman! Iya."

"Kalian jangan salah sangka dulu. Dulu aku pernah mencintai Rahman tapi setelah Rahman memilih menyatakan cinta kepada Caca. Jujur dulu aku depresi banget, aku tidak bisa menyalahkan Caca dia tidak tahu apa-apa dan dulu caca itu masih sahabat aku."

"Tapi Yadi hadir menenangkan ku mengembalikan senyuman ku yang hilang. Dulu Yadi memang mau membeli pelajaran kepada Rahman tapi aku tahan. Jangan, jangan mengotori persahabatan kamu hanya gara-gara cinta. Aku sudah merelakan Rahman bersama dengan Caca, dan setelah itu dia memutuskan untuk berpacaran denganku. Jadi Yadi tidak mungkin melakukannya," jelas Wiranti.

"TERUS KENAPA BUKTI SEMUA INI MENGARAH KEPADA YADI!!!" Isman angkat bicara.

Wiranti tidak bisa berkata apa-apa karena iya tidak tahu menahu soal ini. Bahkan semua orang di sini pun juga tidak tahu dia harus percaya kepada siapa.

Semua orang dia membisu tidak ada yang berani berkata apa-apa namun Isman menyeret dan menghasut semuanya untuk memasukkan Yadi ke dalam penjara, bahkan ia tidak segan-segan menghubungi polisi.

"Kalo kalian masih diam saja, biarkan gue yang bawa Yadi ke kantor polisi. Walaupun gue sahabat dekat Yadi, tapi daripada ia terus melakukan kejahatannya lainnya. Sebagai sahabat yang baik gue yang bawa Yadi ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya,"

"Jangan...... Aku mohon," lirih Wiranti.

***

Tbc.

Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up, setelah sekian lama akhirnya bisa update lagi.... kira-kira kelanjutannya bakal seperti apa apa memang benar Yadi adalah pembunuh Rahman?

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣



Lis_author

DLS [5] Kau Tetap Misteri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang