Bab 30 | Di Takdirkan Tuhan

21 4 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Wali Band - Takdirkan

***

Bab 30 | Di Takdirkan Tuhan

Semua hal yang di dunia ini ada yang berdasarkan takdir tuhan dan ada yang berdasarkan diri sendiri tidak bagi cinta karena itu semua takdir tuhan

***

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Caca kembali menjadi cewek pada umumnya yang sedang menikmati masa-masa single setelah ditinggal pergi oleh sang kekasih untuk selama-lamanya. Memang beberapa bulan yang lalu Caca sudah mengikhlaskan kepergian Rahman setelah menyelesaikan misteri pembunuhan itu.

Caca menikmati masa-masa ini bersama Icha, ia kembali menikmati suasana sekolah yang dimana di hidupi dengan ujian-ujian untuk lulus dan agar bisa lanjut ke tingkatan berikutnya.

"Ca, setelah lo lulus lanjut kuliah atau kerja?" tanya Icha.

"Kayaknya sih kuliah, tapi gue masih bingung mau dimana? Kalo pun kerja gua jadi bingung keahlian gue apa?" tanya balik Caca.

"Kan lo bakat memecahkan masalah, kenapa lo gak ngambil jadi bagian forensik aja," saran Icha.

"Kok jadi bagian forensik sih, gue gak mau ngurusin mayat!"

Icha tertawa mendengar keluhan Caca. "Ca... Ca, walaupun harus ngurusin mayat tapi setidaknya analisa lo itu bisa membantu orang untuk memecahkan masalah yang terjadi,"

Mendengar apa yang di katakan Icha, Caca sedikit berpikir demikian sepertinya apa yang dikatakan sahabat ada benarnya setelah apa yang ia lewati beberapa hari di beberapa bulan yang lalu.

Namu ia tidak membalas ucapan dari Icha ia hanya bisa tersenyum lalu mengajak sahabat untuk duduk karena istirahat sudah baru saja berbunyi, ia merangkul sahabat untuk menuju geng Petir yang tersisa—yaitu Mardon, Arfan, Muji, dan Yadi.

"Hai guys!" teriak Icha.

Icha memanggil mereka dan sekarang malah dirinya yang semangat di banding Caca, lalu setelah itu mereka mendekat sekumpulan orang-orang itu.

"Icha, Caca dari mana saja?" tanya Arfan.

"Baru keluar dari kelas Fan. Tapi tadi ke toilet dulu," jawab Caca.

"Kalian semua udah pada pesen belum." Icha menanyakan kepada mereka semua.

"Kebetulan belum nih, Yadi. Pesen," titah Mardon setelah selesai menjawab omongan Icha.

Yadi akhirnya mengambil catatan kecil nya dan pulpen untuk mencatat makanan yang di pesan oleh teman-temannya. Yadi dengan telaten menuliskan pesanan teman-temannya yang memiliki beda-beda selera.

Setelah semuanya selesai Yadi segera menuju kantin untuk memesan makanan itu. Lalu Yadi kembali menemui sahabat-sahabat yang lainnya, dan tidak lama berselang akhirnya pesanan datang.

"Asik! Cepat juga ya," sorak Icha.

"Siapa dulu dong yang mesen.... Yadi," ucap Yadi yakin.

"Iya-iya.... Yadi."

Setelah itu akhirnya mereka menyantap makanan yang telah di sediakan dengan begitu nikmat

***

Pulang sekolah telah berbunyi, dan sekarang Caca kini sendirian kembali karena sahabatnya—Icha sedang ada keperluan untuk mencari tahu apakah Icha akan lanjutkan belajar atau kerja. Sedangkan dirinya masih bingung dan ingat soal kata-kata yang Icha katakan pada saat istirahat.

DLS [5] Kau Tetap Misteri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang