Bab 6 | Tak Sedalam Ini

90 15 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing :Arief - Tak Sedalam Ini

***

Bab 6 | Tak Sedalam Ini

Luka kesendirian yang begitu dalam dirasakan kala kehilangan sosok yang kita cintai dan sayangi

***

Hari berlalu begitu cepat, namun tidak bagi Caca setelah kepergian Rahman beberapa hari yang lalu seluruh hati dan jiwanya hilang begitu saja bahkan waktu sekolah berjalan begitu lambat membuat dirinya susah untuk melupakan sosok Rahman. Bahkan ia tidak masuk sekolah selama beberapa hari karena kondisinya yang cukup memprihatinkan.

Icha selaku sahabat sering mengunjungi nya hanya untuk mengecek adanya jujur orang tuanya tidak kembali karena sibuk dengan pekerjaannya sedangkan anak mereka yang satu lagi entah sebagai kakak ataupun adik masih belum kunjung datang juga sepertinya ada masalah di bagian administrasi yang membuat seseorang itu harus menyelesaikannya terlebih dahulu.

Caca hanya bisa merenung dan sesekali meneteskan air mata karena memang iya tidak sanggup dan tidak rela kehilangan Rahman, seolah kepergian yah terlalu cepat dan menimbulkan tanda tanya besar.

"Daripada aku sedih mulu mikirin Rahman lebih baik aku setel aja radio soalnya ini kan jadwalnya program radio kesukaannya Rahman," kata Caca sendiri.

Akhirnya dia bergegas menuju kamar dan langsung menghidupkan radio dan menyetel salah satu program yang ada di sana. Namun pada saat ingin menyetel tiba-tiba radio itu sudah terprogram di salah satu stasiun radio yang dimaksud oleh Caca.

"Tunggu deh perasaan kemarin nggak gini, tapi kok.... Entahlah, yang penting gue dengerin radio aja," oceh Caca.

"Selamat pagi pendengar Familis FM dimanapun anda berada. Jumpa lagi dengan saya, si penyiar favorit anda semua Sulaeman, dalam Senandung Familis, jadi sepanjang 2 jam kedepan kalian akan mendengarkan selalu senandung dari para familis indonesia. Oke lagu pembuka hari ini adalah ringkasan dari saya sendiri yaitu lagu kehilangan dari H. Rhoma Irama."

Akhirnya lagu itu terputar, menyenandungkan lagu yang sangat teramat dalam bagi seorang Caca, dimana dirinya baru saja kehilangan apalagi ini adalah sosok yang ia cintai dan ia sayang. Bahkan air matanya kembali tumpah ruah kala bagian reff lagu itu di dendangkan.

Hingga akhirnya lagu itu berhenti putaran dan dilanjut dengan suara sang penyiar yang kembali menyampaikan sesuatu yang duka. "Oke itu ada lagu pembuka dari kami maaf kalau lose misalnya lagu pembuka ini membuat kalian menangis tapi memang jujur deh kami dan juga jajaran dari Familis FM, turut berduka cita atas meninggalnya salah satu pendengar setia kami yaitu Rahman Dwi Triyanto karena mengalami kecelakaan, mudah-mudahan alm diterima abang ibadahnya dan ditempatkan di tempat yang terbaik, Amin."

"Seperti lah lagu tadi memang semua di dunia ini pasti akan mati namun kita tidak tahu kapan akan terjadi tapi yang jelas kita harus siap apapun itu, dan juga menurut pandangan islam arwah yang belum genap 40 hari itu emang masih ada di sekitar kita tapi walaupun bagaimana itu kita harus tetap mendoakan nya bukan hanya putus sampai 40 hari melainkan terus-menerus apalagi ketika kita mengingat kepada orang yang meninggal itu, oke untuk menambah kesedihan hari ini satu lagu akan saya per dengarkanlah ia itu lagu dari Riza Umami, Kau Tetap Misteri."

Pada saat Caca mendengar radio itu tiba-tiba merasakan di samping sofa ada yang ikut duduk dengannya, dan secara tiba-tiba hawa dingin menyelimuti dirinya. Caca merasakan perasaan tidak biasa dan berupaya mengacuhkan nya.

Sementara itu Rahman yang berada disana terus menatap Caca dengan tatapan rindu. Ia seolah ingin memeluk Caca yang tengah bersedih itu.

"Caca... Caca sayang!"

"Sayang! Aku disini, jangan kamu menangis seperti itu,"

"Sayang kamu tahukan ini aku ada disini seperti biasa mendengar siaran nya radio kesukaan aku,"

Ocehan Rahman tidak di dengar karena dirinya sudah meninggal setelah kecelakaan kemarin. Dan ia tahu siapa yang menyebabkan dirinya kecelakaannya. Dan sekarang arwahnya tidak bisa menyebrang.

Tidak lama kemudian, ketukan pintu terdengar. Caca yang masih sibuk melamun menghentikan aksi nya untuk segera membuka pintu menembus Rahman begitu saja, merasa di cuek kan akhirnya Rahman mengikuti Caca pergi.

"Iya-iya sebentar," geram Caca karena ketukan pintu itu makin lama makin kencang.

Dan pada saat membuka pintu, Caca di kejutkan dengan sosok laki-laki yang memeluk Caca dengan erat. "Aduh, adek.... Kenapa baru sampai?"

"Kak Caca, Hasby kangen."

Ternyata yang datang itu adalah Hasby Bintang Dewa, adiknya Caca yang memilih mengemban pendidikan bangku SMP di sebuah pesantren. Dan karena Caca sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja Habsy mau tidak mau harus menuruti keinginan kedua orang tuanya untuk menjaga kakaknya selagi mereka tidak ada.

"Kak juga kangen sama kamu, By."

"Masuk yuk kak, Habsy lapar," rengek Habsy.

"Tapi kakak gak masak, ya udah kita pesen aja." Hasby hanya bisa mengangguk dan memutuskan ke kamar nya yang telah dia tinggalkan. Namun untungnya masih bersih tidak perlu di bersihkan lagi.

Akan tetapi rumah ini tampak agak sedikit aneh, pasalnya pertama kali Habsy kesini ia merasakan bulu kuduknya merinding dan hawa dingin menyelimuti ruangan ini. Akan tetapi Hasby tidak mempedulikan karena sang kakak juga cuek.

Setelah membereskan kamarnya, Caca langsung memanggil dirinya untuk makan di meja makan.

Setelah pesanan datang, mereka berdua mulai makan. Di kala Hasby senang karena ia sudah merasa lapar ia malah melihat sang kakak termenung sambil mengaduk-aduk makanan yang di pesan tadi.

"Kak," ucap Hasby memegang tangan Caca.

"Iya dek, ada apa?" tanya Caca.

"Harusnya Hasby yang tanya sama kakak. Kakak kenapa?" tanya balik Hasby.

"Kakak gapapa,"

"Kak.... Kakak jangan sedih, ikhlasin aja pacarnya kak Caca," ungkap Hasby.

"Kakak cuma sedih aja. Kakak mau ke kamar dulu," pamit Caca meninggalkan Hasby.

Hasby tidak habis pikir dengan alur pikiran kakaknya itu. Memang Habsy tidak tahu pacar kakaknya itu, tapi yang jelas katanya baik, ramah dan yang terlebih adalah ganteng. Akhirnya Hasby membiarkan kakaknya beristirahat sedangkan dirinya akan menghabiskan makanan itu.

Setelah beres ritual makanya, Habsy bergegas menuju kamar namun sebelum itu ia kembali merasakan hawa dingin di sekitar rumah ini seolah-olah ada angin yang masuk. Namun pintu dan jendela semua di di tutup, tidak ada yang terbuka sedikitpun.

Akan tetapi hawa itu makin lama makin ngeri membuat Habsy tanpa pikir panjang langsung bergegas ke kamar untuk segera istirahat.

Sementara itu arwah Rahman ternyata balik lagi ke sini mencoba duduk di sofa seperti kebiasaannya dulu. Ia menunggu waktu dimana ia bisa lakukan bersama Caca kala masih hidup. Namun Caca tidak kunjung datang padahal ini waktunya mereka berdua untuk menghabiskan malam ini bersama.

Akhirnya Rahman memutuskan ke kamar Caca untuk menjemput kekasihnya itu dan tidak perlu menggunakan pintu ia langsung menerobos begitu saja. Dan betapa terkejutnya Rahman melihat Caca tidak sadarkan diri.

"Sayang!"

***

Tbc.

Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up lagi. Maafkan Lis yang baru bisa up, gimana ceritanya guys..... Seru atau boring, maafkan kalo alurnya agak cepet dan dialog antar sesama karakter kurang greget. Maklumlah Lis masih belum terbiasa lagi,

Nantikan kisah selanjutnya!!!

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣

Lis_author

DLS [5] Kau Tetap Misteri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang