Bab 18 | Setitik Harapan

44 12 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan mereka

Now Playing : Melly Goeslaw - Butterfly

***

Bab 18 | Setitik Harapan

Akhirnya kita menemukan kebenaran walaupun baru setitik.

***

Acara ceramah telah selesai dan berganti dengan doa yang begitu Hidmat, semua orang terlihat khusu mengadakan kedua tangannya meminta doa restu. Setelah dia selesai akhirnya acara yang di tunggu-tunggu oleh semua orang adalah makan bersama.

Makan bersama ini disiapkan oleh panitia hasil sumbangan dari siswa dan donatur sekolah yang dimana mereka bekerja sama dengan katering langganan mereka semua. Semua orang mengantri menuju stan makanan itu, mengambil satu persatu begitupun dengan Icha dan Caca. Mereka berdua sambil bersenda gurau hingga akhirnya saat mengambil piring mengambil dari rotan serta kertas nasi.

Dan pada saat mengambil kertas nasi itu Caca terkejut melihat ada sebuah tulisan dari kertas nasi itu. Ternyata itu merupakan kode angka selanjutnya yaitu 7377724777266.

"Kode lagi?"

"Apa Ca?"

Caca terkejut pasalnya ia tidak menyadari ada Icha disana, karena ia tidak tahu bahwa Caca mendapatkan kode ini

"Gapapa kok." Caca segera menyimpan kertas nasi itu dan langsung mengambil yang baru.

Ia hanya tersenyum lalu mulai menyerobot antrian Icha untuk Caca mengalihkan perhatiannya. Lalu setelah itu Icha kesal dengan Caca lalu mencoba mengejarnya karena sudah menyerobot antrian nya.

Akhirnya mereka berdua makan, setelah dirasa habis mereka memutuskan untuk pergi karena kebetulan acara sudah selesai dan yang lebih asyik nya adalah jam sekolah di pulangkan lebih cepat dari biasanya.

"Ca, lo sibuk gak?" tanya Caca.

"Kebetulan gue sibuk nih Ca, tapi sorry gue gak bisa ngasih tahu lo apa yang terjadi?" ragu Icha.

"Gapapa gue paham kok. Maaf ya gak bisa selalu ada di posisi lo," kata Caca.

Icha tersenyum "Iya. Lo masih mencari tahu siapa pembunuh Rahman kan? Dan sorry gue juga gak bisa bantu apa-apa,"

"Lo bantu doa aja ya,"

Setelah itu mereka berpisah dan kebetulan Caca tidak langsung pulang ia malah kembali ke sekolah dan masuk ke ruangan perpustakaan yang dimana ada beberapa komputer yang bisa Caca gunakan.

Caca mulai duduk menghadap ke depan komputer, namun sebelum itu ia mulai mengartikan apa kode selanjutnya. Kebetulan ia mendapatkan 3 kode, yaitu Gitar, Maulid dan satu lagi Perairan. Caca bingung kenapa semua kata ini random sekarang dan tidak saling berkaitan satu sama lain. Ia harus minta bantuan orang lain untuk menuntaskan kasus ini.

"Mungkin Arfan bisa bantu,"

"Apa? Arfan!"

Rahman seperti biasa selalu datang tiba-tiba dan memang beberapa jam tadi ia tidak bertemu dengan Rahman dan sekarang ia bertemu lagi, namun malahan ia mengatakan seperti itu. Apakah memang benar dirinya harus meminta bantuan Arfan untuk kasus ini.

"Kamu yakin sayang, mau di bantu sama Arfan?"

"Hanya dia satu-satunya yang bisa kita andalkan sayang," pinta Rahman

"Jadi kamu siap menceritakan apa yang sudah kita alami selama ini?"

Rahman mengangguk. "Oke kalo itu mau kamu, tapi kita harus meminta izin sama Hasby, karena ini bersinggungan langsung dengan kekuatan yang dimiliki oleh adikku."

DLS [5] Kau Tetap Misteri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang