4 | Dua Keadaan Yang Berbeda

2.5K 209 8
                                    

Raja dan Ziva tiba di penginapan kembali setelah memeriksa keadaan di Desa Gebang. Yang lainnya tampak sudah beristirahat di kamar masing-masing yang sudah dibagi oleh Tari. Hal itu membuat Raja dan Ziva juga memutuskan untuk ke kamar mereka masing-masing, setelah menerima kunci dari resepsionis.


"Pagi nanti aku akan laporan sama yang lainnya soal apa yang tadi kita lihat dan apa yang tadi kita lakukan," ujar Ziva.

"Ya, aku juga akan melakukan hal yang sama," sahut Raja, seadanya.

Mereka pun segera masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. Ziva menggeser sebuah meja yang terbuat dari kayu jati dan meletakkannya tepat di depan pintu kamar. Ia selalu melakukan hal itu jika sedang menginap di suatu tempat asing. Ia selalu mencoba mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah ia menggeser meja tadi, ia segera membuka tasnya dan mengeluarkan handuk. Ia ingin mandi terlebih dahulu, karena tadi ia hanya sempat berganti baju setelah datang ke acara pertunangan Gani dan Rere.

Ponselnya bergetar saat baru saja diaktifkan. Ada beberapa pesan yang masuk dari kedua orangtuanya dan juga dari Arlita--Mamanya Gani. Ia mengabaikan pesan dari Arlita dan hanya membuka pesan dari kedua orangtuanya.

IBU
Assalamu'alaikum, Nak. Hati-hati di jalan ya, Sayang. Jangan lupa shalat dan berdoa di mana pun kamu berada. Doa Ibu selalu menyertai kamu. Kamu juga harus tahu, bahwa Ibu tidak menuntutmu untuk cepat-cepat menikah, jika kamu memang belum menemukan pria yang tepat. Santai saja, nikmati hidupmu. Ibu Sayang kamu dan tidak butuh kamu hidup di tengah keterpaksaan.

Ziva tersenyum saat membaca isi pesan itu, lalu beralih membaca pesan lainnya yang tentunya adalah dari Ayahnya.

AYAH
Assalamu'alaikum, Putri Ayah tersayang. Kamu baik-baik ya saat bekerja. Selalu shalat tepat waktu dan ini adalah perintah yang wajib kamu penuhi. Jangan banyak pikiran. Fokus saja dengan pekerjaanmu jika bekerja adalah hal yang membuat kamu bahagia. Tidak usah punya pacar lagi, kalau akhirnya kamu hanya akan mendapat perlakuan yang buruk seperti bagaimana Gani memperlakukanmu selama ini. Maaf karena Ayah dan Ibu pernah mencoba menjodohkan mulai dengannya karena tergoda oleh bujukan Papa dan Mamanya Gani. Ayah masih tidak terima dengan perlakuan kasarnya terhadapmu dua bulan lalu. Dia mencaci maki serta menampar kamu di depan umum, dan Ayah merasa sakit hati dengan perlakuan buruknya tersebut padahal sudah jelas dia yang salah. Ayah mengasuhmu, mendidikmu, dan mencintai kamu sepenuh hati bukan untuk disakiti oleh laki-laki seperti Gani. Kalau suatu saat kamu sudah menemukan yang cocok, katakan pada pria itu untuk datang pada Ayah dan minta dia untuk langsung menikahimu. Jika dia serius, maka dia akan langsung memenuhi apa yang kamu minta. Insya Allah.

Perasaan Ziva jelas terasa semakin lega saat tahu kalau kedua orangtuanya benar-benar ikhlas jika tidak ada lagi hubungan antara dirinya dan Gani. Mereka berdua tampak benar-benar tidak menyesali apa-apa setelah Ziva putus dengan Gani. Hal itu jelas membuat Ziva semakin mantap untuk menutup diri dan hanya akan membuka dirinya pada pria yang nanti menjadi pendamping hidupnya.

"Jika orangtuaku merasa bahagia saat aku sudah tidak lagi bersamanya, maka itu artinya Allah benar-benar menunjukkan jalan yang sebenarnya untukku. Insya Allah, tidak akan kusesali sedikit pun perpisahanku dengan Gani. Justru, aku sangat mensyukurinya," batin Ziva, penuh kelegaan.

Di rumah Keluarga Jatmiko, Gani saat ini sedang disidang oleh kedua orangtuanya dan tidak diizinkan beristirahat. Gani benar-benar merasa putus asa, setelah tahu semua kebenaran tentang Rere yang selama enam bulan terakhir ternyata masih menjalin hubungan dengan Vano hingga akhirnya hamil.

"Bisa-bisanya kamu tidak tahu kalau perempuan itu selalu tidur dengan pacarnya! Kamu menjadikan dia selingkuhan, sementara kamu juga adalah selingkuhannya! Di mana kewarasan kamu, Gani? Di mana?" amuk Tomi.

"Mama enggak habis pikir dengan tingkah laku kamu, Gani! Bisa-bisanya kamu membuang Ziva, seorang wanita mandiri dari keluarga terhormat yang sangat menjaga dirinya, dan memilih seorang pelacur murahan seperti Rere! Kamu gila apa gimana, sih? Kalau seandainya tadi Ibunya Raja enggak mengenali Rere dan tahu mengenai kehamilannya, maka kamu akan menjadi Ayah dari anak yang bukan berasal dari benih kamu! Lihat Ziva! Meski dia harus bekerja dan terus pergi keluar kota selama berhari-hari, dia tetap menjaga dirinya baik-baik dan tidak pernah membuat malu kedua orangtuanya! Ya Allah ... kenapa anakku tolol sekali otaknya???" geram Arlita.

Tomi kini menatap ke arah Arlita sekali lagi.

"Sudah kamu coba hubungi Ziva, Ma? Coba lagi hubungi dan bicara dengannya," pinta Tomi.

"Pesan yang Mama kirim baru saja masuk, Pa. Tapi Ziva tampaknya tidak membuka pesan dari Mama. Wajar kalau dia merasa sakit hati sekarang. Dia itu wanita baik-baik, tapi malah diselingkuhi oleh anak kita yang bodoh ini!" ujar Arlita, sambil menatap ke arah Gani dengan penuh kekesalan.

"Maafkan aku, Ma. Tolong maafkan aku. Aku benar-benar khilaf, Ma. Aku khilaf karena Rere terus saja menggoda aku saat Ziva jauh dariku," jelas Gani.

"Ya kamu harusnya jangan tergoda dong sama perempuan murahan itu. Sudah tahu dia berusaha menggoda kamu, kok kamu enggak berpikir yang buruk tentang dia dan malah berpikir buruk tentang Ziva? Di mana-mana yang namanya perempuan kalau suka menggoda laki-laki itu enggak ada yang benar jalan hidupnya, Gani! Kok bisa kamu enggak sadar kalau dia bukan perempuan baik-baik? Kamu malah menyalah-nyalahkan Ziva karena dia terus sibuk dengan pekerjaannya. Kamu pikir setelah berumah tangga, kerja itu enggak penting? Lihat Mama ... sampai detik ini Mama masih bekerja kok, meskipun Papamu kaya raya. Memamg dasarnya kamu itu bodoh!" tegas Arlita.

"Sekarang jawab, kamu sudah pernah ngapain selama selingkuh sama Rere? Kamu pernah tidur sama dia?" tanya Tomi.

"Enggak, Pa. Demi Allah aku enggak pernah sampai sejauh itu ketika jalan sama Rere. Kami cuma keluar untuk makan malam, belanja-belanja, atau pergi nonton. Enggak lebih daripada itu, Pa," jawab Gani.

"Oh ... berarti si Rere cuma pengen morotin harta keluarga kita? Benar begitu?" tanya Arlita.

Gani tidak bisa menjawab, karena dirinya juga baru sadar sekarang setelah semuanya terbuka selebar-lebarnya.

"Wah ... Ziva bahkan belum pernah loh meminta dibelikan satu gelas pun boba tea sama kamu selama dia menjadi pacarmu satu tahun belakangan. Dia selalu menolak kalau kamu mau mengeluarkan uang, saat kamu sedang jalan sama dia karena merasa tidak enak sama Mama dan Papa. Lalu perempuan murahan itu justru malah berusaha mengeruk semua uang yang kamu punya? Aduh ... stress rasanya punya anak bodoh kaya kamu! Stress!" ungkap Arlita.

"Ma ... Gani akan berusaha memperbaiki semuanya sama Ziva. Gani janji sama Mama, semua ini enggak terulang lagi. Gani menyesal, Ma. Maafkan Gani," mohon Gani, yang kemudian bersujud di kaki Ibunya.

* * *

TELUH BERAS KUNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang