TIGA BELASH

11 8 0
                                    

Lala memperhatikan Acha dari bangkunya, Sahabatnya itu sedang fokus sekali menyelesaikan gambarnya di komputer.

Lala tidak habis pikir, gadis secerdas Acha bisa se bodoh ini dalam urusan percintaan.

"La, ngapain sih liatin Acha terus? Bentar lagi istirahat tuh," tegur Puput.

Saat ini mereka sedang beda di laboratorium komputer, mereka harus berlatih membuat gambar sebelum waktu UKK di mulai.

Lala menggeleng. "Gambar lo udah sampai mana emang?" tanya Lala kepada Puput.

"Udah di detail pondasi," jawab Puput.

Lala mengangguk singkat. "oke, lanjut."

Selang 5 menit kemudian, bel istirahat akhirnya berbunyi.

"Baik anak-anak, kalian bisa istirahat lebih dulu. Kita akan lanjut setelah istirahat, dan sampai pukul 6 sore," ucap ibu Rahmatia, selaku guru yang bertanggung jawab untuk mata pelajaran Desain bangunan dan interior.

Semua siswa mengangguk, lalu bersiap untuk menghabiskan waktu istirahat di kantin, berhubung hari ini mereka akan lembur di sekolah.

Lala melihat ibu Rahmatia sudah keluar dari lab, dan kemudian Lala langsung menghampiri Acha di mejanya.

"Acha, ke kantin yuk," ajak Lala. Ia tau Acha itu tidak akan marah padanya, mungkin ia hanya mendiamkannya selama beberapa saat agar mood nya membaik.

"Enggak deh, gue titip aja gimana?" tanya Acha sekaligus menolak ajakan Lala.

Lala kemudian mengangguk. "Oke, biar gue beliin. Mau makan apa?" tanya Lala.

"Pengen roti selai pisang coklat 2, sama susu kotak rasa coklat juga 2," kata Acha, lalu mengambil uan 50 ribu di saku seragamnya dan di berikan pada Lala.

"Oke, gue pergi dulu," pamit Lala.

Lala pun berjalan keluar dadi laboratorium, meninggalkan Acha dan ke dua temannya yang lain, mereka masih sibuk melanjutkan gambar nya.

Saat di depan pintu laboratorium, Lala di hadang oleh Mila dan juga Sean.
"La, Acha mana?" tanya Sean.

"Ada di dalam. Kenapa?" tanya Lala.

"Kalian hari ini sampai jam 6 sore juga nggak?" tanya Mila, lalu Lala mengangguk.

"Berasa kerja kantoran nggak tuh, lembur," kata Lala lalu tertawa singkat.

"Iya nggak sih, gue aja baru beberapa jam udah mau tepar, ini sampai jam 6 buset dah," keluh Mila.

"Terus Acha sekarang ngapain?" tanya Sean.

"Lagi menggambar di dalam," jawab Lala.

"Bu Rahmatia ada di dalam nggak? Gue mau tanya sesuatu sama Acha. Gue pusing banget dari tadi gambar gue nggak kena," jelas Sean.

"Nggak ada, masuk aja tanyain. Eh btw, yang bimbing kalian siapa?" tanya Lala.

"Pak Muis," jawab Mila dengan wajah memelas.

Lala menoleh pada Mila lalu menahan nafas sejenak, ia cukup syok. Guru satu itu memang terkenal sangat killer, kata-katanya selalu menusuk menembus mental siswanya.

"Kasihan banget. Mental lo sejauh ini gimana?" tanya Lala.

"Hancur sih. Dan Lo tau kan, gue sama Sean selalu jadi sasaran."

Lala mengangguk mengerti. Bukan hanya Acha, Mila dan Sean juga adalah 3 juara umum di sekolahan ini. Mana mungkin seorang guru akan melewati mereka begitu saja.

"Ya udah deh, kalian masuk aja. Gue mau ke kantin dulu," pamit Lala lalu berjalan menuju kantin.

Di perjalanan menuju kantin, Lala bertemu dengan Tio dan juga Aril, tak lupa satu temannya yang Acha tidak tahu siapa namanya.

Fear Of Failing AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang