DUA DELAPAN

10 6 0
                                    

"Guys, gue malam ini ga nginep di sekret. Besok pagi gue ada janjian buat jogging bareng temen gue, Lala."

"Besok nggak ada matkul, Cha?" tanya Putra.

"Ada, tapi jam nya di pindah sore jam tiga-an. Kalian jangan lupa bawa file dan hasil cetak gambar itu. Terutamanya Lo Dewa. Besok lo harus pertanggung jawabkan apa yang udah lo tambah di gambar itu," jelas Acha pada temannya itu.

"Iya, Cha."

"Siap Ibu ketua."

"Semoga besok projek ini udah clear dan kita bisa fokus sama tugas-tugas akhir yang lain. Kalian semua jaga kesehatan, bentar lagi final."

"Lo di anter aja pulangnya Cha, udah malam nih," kata Yudis melirik arloji di tangannya.

"Iya, Cha. Udah jam satu, bahaya lo balik sendiri," timpal Eva.

"Sekalian aja, Eva dan Tiara kita anterin pulang," kaya Putra lalu bersiap memakai jaketnya.

"Dewa, setirin Acha."

Acha menoleh pada Yudis yang baru saja memberi perintah pada Dewa.
"Udah malam, lo ngantuk dan ga bisa fokus," jelas Yudis sebelum Acha membuka suara.

"Yok, yang lain masih stay di sini. Kita anterin cewek-ceweknya balik dulu," kata Yudis pada beberapa temannya yang masih terjaga di sekret saat itu.

Acha pun masuk ke dalam mobil di susul Dewa yang siap menjadi supirnya.
"Lo nggak kecapean?" tanya Acha membuka obrolan dengan Dewa.

"Kalau gue balik tanya, lo kecapean atau enggak hari ini?" tanya Dewa mengabaikan pertanyaan Acha.

"Cape, tapi seru. Ada kalian," jawab Acha.

"Iya, jawaban lo adalah jawaban dari pertanyaan lo ke gue."

Acha menoleh memperhatikan Dewa sejenak yang masih fokus menyetir.
"Lo masih suka sama gue?"

Entah bisikan dari mana, Acha dengan polosnya bertanya demikian pada Dewa.

"Gue bakal berhenti suka sama lo, kalau lo di ciptakan lebih dari satu," jawab Dewa santai.

"Meskipun gue ga bakal pernah bisa sama lo?" tanya Acha lagi.

"Kenapa lo nggak akan pernah bisa buat gue?" tanya Dewa kembali. Ia masih fokus berkendara tanpa menoleh sedikitpun pada Acha.

"Takdir?"

"Itu satu-satunya yang akan buat gue mudur untuk dapatin lo."

***

Acha dan Dewa sudah sampai di kosan milik Acha, di susul oleh teman-temannya yang lain menggunakan sepeda motor.

Memang Acha lah yang di antar pulang lebih dulu karena kosan Acha yang paling dekat.

"Makasih Dewa," ucap Acha setelah mereka keluar dari mobil.

"Iya, Cha."

"Langsung masuk, Cha. Kita mau anterin yang lain pulang dulu," kata Jeje yang sekarang tengah di hampiri Dewa karena mau nebeng.

"Iya, kalian hati-hati ya. Tiara dan Eva di jaga yang bener," pesan Acha.

"Beres Cha. Kita jalan dulu," pamit Yudis lalu mereka semua yang total 3 motor melaju meninggalkan Acha di halaman kosannya.

Acha kemudian berjalan menuju kamarnya, berniat untuk mandi lalu istirahat karena besok ia sudah ada janji dengan Lala untuk lari pagi di lapangan yang biasa di jadikan tempat olahraga.

Acha selesai mandi langsung saja menunaikan ibadah sholat tahajud di pukul 2 pagi. Ini adalah rutinitas Acha, sebisa mungkin ia tidak pernah melepaskan sholat tahajud. Di situlah Acha mengadukan segala keluh kesahnya pada sang pencipta. Tidak ada yang Acha pendam, semuanya ia curahnya pada sang pencipta, serta semua keinginannya dia sampai kan pada sang pemilik semesta.

Fear Of Failing AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang