Selamat membaca 💓💅
***
"Lama banget neng, bosen gue nunggu."
Acha tersenyum masam ke arah Lala. Ia tau pasti sahabatnya itu sudah cukup bosan menunggunya di sini. Memang tadi Lala mengatakan akan datang ke apartemen Acha, karena kebetulan Acha dan Dewa juga sudah dalam perjalanan pulang menuju apartemen, akhirnya Acha mengusulkan pada Lala agar menunggunya saja di loby. Tapi ternyata tadi jalanan cukup macet, dan beginilah sekarang. Lala badmood karena lama menunggu.
"Sorry ya, La. Sumpah tadi jalanan macet banget," ungkap Acha.
"Lagian lo sok ngide nyuruh gue datang sekarang. Gue capek di godain satpam yang sono!"
Lala melirik kesal ke arah pos satpam yang tak jauh dari lobby. "Dia Senyum-senyum terus lihatin gue, serem."
"Iya-iya sorry ya La, nggak lagi deh. Oh iya ini Dewa," kata Acha memperkenalkan Dewa yang baru datang. Tadi ia habis mengangkat telpon ayahnya. Lala dan Dewa memang pernah bertemu tapi belum sempat berkenalan secara resmi.
"Hai, Dewa."
Dewa mengulurkan tangannya dan langsung di sambut ramah oleh Lala.
"Lala, sahabat nya Acha."
Dewa mengangguk. "Lo pacarnya Haikal," imbuh Dewa.
"Iya," balas Lala dengan senyum malu.
"Dewa, gue naik ke atas sama Lala aja. Lo balik duluan nggak apa-apa kok," kata Acha.
"Oke. Hati-hati ya, kalau butuh sesuatu telpon aja, oke?" pesan Dewa.
"Iya," kata Acha.
"Gue jalan dulu ya. Titip Acha," kata Dewa pada Lala.
"Acha nggak riweh kok, tenang aja."
Dewa mengangguk lalu mengusap pelan kepala Acha sebelum akhirnya pergi meninggalkan Acha dan Lala berdua.
"Gila, bucin juga cowok lo," puji Lala.
"Terus Haikal nggak bucin gitu? Mereka kan sodaraan tuh," balas Acha.
"Beda dikit. Dewa kaya lebih transparan gitu."
"Udah jangan di bahas. Gue pengen mandi, gerah!"
***
"Luas banget apartement punya lo, Cha. Ini beneran Dewa beliin buat lo?"
"Gue ajak masih nggak percaya, tuh anak lagian aneh banget. Gue berasa udah di nafkahin aja," kata Acha.
Gadis manis dengan pipi bulat itu baru saja selesai mandi dan mengenakan piyama biru laut kesayangannya. Ia kemudian langsung menghampiri Lala yang asik rebahan di kasurnya.
"Bisa-bisanya dia tau kalau ada pecandu sex di kosan gue. Gue aja nggak pernah tau," ujar Acha.
Lala bangun mengubah posisinya menjadi duduk lalu memperhatikan Acha. "Segitunya dia peduli dan selalu awasi lo, Cha."
Acha mengangguk samar. Benar yang di katakan Lala. Dewa itu sampai segitunya padanya. Seolah ia sedang menunjukkan berapa besar cinta dan peduli nya pada Acha.
"Kalau Dewa ninggalin gue, gue bakal bisa nggak ya? Gue takut ini akan lebih sakit. Karna semua yang Dewa kasih nggak pernah gue dapat di cowok mana pun," ungkap Lala.
Terkadang ia berpikir, semua yang Dewa kasih padanya adalah semua mimpi yang sejak dulu ia punya. Tapi bagaimana jika sesuatu hal terjadi kedepannya. Mungkin Acha tidak akan se sanggup itu. Yang berasa akan lebih sulit terlupakan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fear Of Failing Again
Romance"Ceritakan padaku, rasanya di cintai dengan hebat itu seperti apa?" -Acha-