TIGA TIGA

12 6 0
                                    

Selamat membaca 💓

***

Mata kuliah pertama sudah usai. Masih ada waktu sekitar satu jam untuk masuk ke mata kuliah ke dua. Karena merasa bosan di kelas, Acha pun berniat mengajak Eva dan Tiara ke kantin.

"Eva, Tiara, ke kantin yuk?" ajak Acha.

"Eh ayok. Pas banget lagi laper," kata Eva lalu berdiri.

"Gue masih kenyang. Nanti istirahat ke dua aja deh gue," tolak Tiara.

"Nggak mau nitip sesuatu?" tanya Eva menawarkan.

"Air mineral aja deh, yang dingin satu."

Acha dan Eva lalu mengangguk. Mereka pun meninggalkan Tiara dan dua temannya yang lain, yakni Jeje dan juga Oval.

Untuk Dewa? Katanya tadi ada urusan penting. Acha juga tidak sempat bertanya dia mau kemana.

"Gimana rasanya pacaran sama yang seangkatan Cha?" tanya Eva di tengah-tengah perjalanan mereka menuju kantin.

"Ya sama aja," jawab Acha jujur.

"Beruntung banget lo bisa dapetin Dewa. Tuh anak kayanya bucin banget sama lo," ungkap Eva.

Acha hanya diam. Sampai saat ini pun ia masih tidak menyangka kalau ia akan menjadi pacar dari seorang Dewa, laki-laki yang di nobatkan sebagai pria paling tampan di angkatan 021.

"Gue nggak tau kedepannya kaya apa. Gue jalanin aja dulu," kata Acha pelan.

"Jangan sia-siakan dia Cha. Kapan lagi bisa jadi pacar Dewa," celetuk Eva sembari menyenggol pelan lengan Acha.

"—mumpung juga udah di bolehin sama senior," kata Eva lagi.

Ngomong-ngomong soal senior, Acha jadi teringat tentang Ray yang katanya sudah mencabut aturan berpacaran dengan sesama angkatan.

"Va, lo nggak penasaran sama kak Ray?" tanya Acha.

Eva diam sebentar. "Sebenarnya sih gue penasaran."

"Kira-kira dia yang mana ya? Kaya nggak pernah lihat di kampus ini," ujar Acha.

"Mungkin lagi ikut program magang," sahut Eva.

Acha mengangguk. Mungkin saja seperti itu. Karna sejak awal Acha tidak pernah tau seperti apa itu sosok Ray. Acha hanya mendengarkan namanya saja selama ini.

Tak terasa, Acha dan Eva sudah sampai di kantin. Syukurlah tidak terlalu ramai saat itu. Jadi Acha dan Eva mudah untuk mendapatkan tempat duduk.

"Gue atau lo yang pesan?" tanya Eva saat keduanya sudah duduk di salah satu meja yang berdekatan dengan jendela kantin.

"Lo aja," jawab Acha.

"Lo mau makan apa?" tanya Eva.

"Gado-gado. Minum nya, jus jeruk," jawab Acha.

Eva mengangguk lalu pergi untuk memesan makanannya.
Sembari menunggu Eva, Acha si gadis dengan rambut yang tergerai itu sibuk bermain ponselnya.

Acha membuka aplikasi WhatsApp, tidak ada chat penting kecuali chat dari Lala yang mengatakan kalau malam ini ia akan datang menginap bersama Acha.

Acha tak berniat menjawab pesan dari Lala. Ia keluar dari aplikasi WhatsApp dan beralih membuka galeri. Hingga Acha tak sadar kalau seseorang sedang berjalan mendekati nya.

Acha tersentak saat merasa kursi di sampingnya di tarik oleh seseorang. Acha menoleh, mendongak untuk melihat siapa pelakunya.

"Dewa?"

Fear Of Failing AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang