Hari yang telah Acha tunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari ini adalah hari dimana pengumuman SNMPTN terbuka.
Saat ini pukul 4 sore dan pengumumannya telah di buka satu jam yang lalu. Tapi Acha sedang menunggu orang tuanya pulang, tetapi kedua orang tuanya itu belum juga memberikan tanda tanda akan pulang.
Satu panggil masuk dari Sean, Acha buru-buru mengangkat nya. Pasti Sean akan memberikannya kabar baik.
"Halo, Cha!"
Acha tersenyum mendengar suara Sean. Jika semua orang mendengar suaranya, pasti mereka akan langsung tau kalau Sean sedang bahagia.
"Biar gue tebak, lo pasti lulus kan?" kata Acha dengan semangat.
"Iya Cha, demi apapun tangan gue ampe gemetaran sekarang. Lo udah lihat hasil lo?" tanya Sean.
"Belum, tapi gue kayanya buka sekarang aja," jawab Acha.
"Emang kenapa ngga dari tadi. Gue kirain lo udah," ujar Sean.
"Tadi nunggu Ayah sama Ibu pulang, tapi kelamaan. Gue juga nggak sabar," jelas Acha.
"Ya udah Cha, berdoa ya Cha. Tapi gue yakin lo pasti lolos. Gue mau hubungi Mila dulu, gue juga kepo sama dia."
Acha mengangguk samar. "Kalau gitu gue matiin ya."
"Oke Cha, di tunggu kabar baiknya."
Acha meletakkan kembali ponselnya di atas meja lalu menghidupkan laptopnya. Menyambungkan dengan jaringan Wifi lalu mulai mencari website pengumumannya.
"Semoga jadi kabar baik untuk mereka," gumam Acha.
***
Malam harinya sekitar pukul 9, kedua orang tua Acha baru sampai ke rumah.
"Acha," panggil Ayah.
"Iya Ayah."
Acha menyahut dari dalam kamarnya lalu buru-buru keluar. Ini dia yang sudah ia tunggu-tunggu sejak tadi.
"Kok lama Ayah sama ibu?" tanya Acha.
"Tadi kita mampir ke rumah tante sisil. Lagi ada syukuran di rumahnya," jawab Ibu yang sudah duduk berseder di sofa ruang tengah.
Acha kemudian mengikuti langkah ayahnya untuk ikut duduk di sofa.
"Pengumuman Acha udah keluar," ucap Acha tiba-tiba.
"Oh ya? Gimana hasilnya?" tanya Ibu penasaran.
Acha tersenyum bahagia lalu berkata, "Acha lulus!"
"Alhamdulillah, nak."
Acha mengangguk lalu menoleh ke arah ayahnya yang masih diam.
"Lulus prodi apa?" tanya Ayah.
"Sesuai keinginan Ayah, Arsitektur UGM."
"Baguslah. Sebentar lagi kamu akan pergi jauh dari rumah. Meninggalkan Ibu dan Ayah. Jaga diri kamu baik-baik Acha. Batasi pergaulanmu, fokus pada niat awal kamu berangkat ke sana."
Usai mengatakan itu, Ayah Acha berdiri dan pergi ke kamarnya di ikuti oleh ibunya.
Acha tau ayahnya pasti senang, hanya saja ayahnya itu memang sedikit sulit mengekspresikan setiap hal.
Tapi kebahagiaan Acha masih di dominansi. Sebab mimpinya untuk pergi di kampus impiannya sejak dulu akan segera tiba.
"Selamat datang, Gadjah Mada muda."
***
Setelah berbicara tadi dengan kedua orang tuanya. Sekarang Acha sudah ada di kamarnya dan mulai mencari tau banyak hal tentang jurusannya dan kampus impiannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fear Of Failing Again
Romansa"Ceritakan padaku, rasanya di cintai dengan hebat itu seperti apa?" -Acha-