EMPAT BELASH

8 8 0
                                    

"Bagaimana jika ekspetasi itu tidak bisa aku realisasi kan?
Aku juga hanya manusia biasa, kegagalan bisa saja berpihak padaku."

-Nastasya-

✨✨✨

Pukul 6 sore, Acha dan teman-temannya baru menyelesaikan jam pelajaran hari itu. Ini pertama kalinya, Acha berada di sekolah sampai sore hari, bahkan sudah menjelang malam seperti ini.

Acha membereskan buku dan juga alat tulisnya yang lain. Tak lupa gadis itu merapikan meja dan juga komputer di depannya.

"Cha, di jemput nggak?" tanya Lala.

Acha melihat jam di ponselnya. Sepertinya ayahnya baru saja pulang dari kantor. Tidak mungkin Acha meminta jemput di jam seperti ini.

"Enggak, La."

"Ya udah, bareng gue aja."

Acha tersenyum lalu mengangguk. Lala memang sahabat terbaiknya.

"Ya anak-anak. Kalau semuda sudah di pastikan rapih. Kalian boleh keluar. Hati-hati nanti menginjak kabel dan menyenggol komputer ya," pesan Ibu Rahmatia pada seluruh siswanya.

"Iya Bu!" sahut Acha dan teman-temannya serempak.

Acha dan Lala sudah keluar dari kelas. Mereka memakai sepatu terlebih dahulu.

"Capek nggak Cha?" tanya Lala pada Acha yang masih mengikat tali sepatunya.

"Lumayan," jawab Acha.

Tak lama kemudian Sean dan Mila datang menghampiri Acha dan Lala.
"Gimana, Cha? Selesai?" tanya Mila.

Acha mengangguk. "Iya, mungkin besok tinggal di cek ulang lagi."

Lala lalu melihat Sean dan Mila bergantian. "Kalian berdua gimana?" tanya Lala.

"Sean udah. Kalau gue tinggal dikit lagi," jawab Mila.

"Udah bisa gambarnya? Udah nggak keliru lagi?" tanya Acha. Gadis itu berdiri lalu membersihkan roknya di ikuti dengan Lala.

"Udah, ternyata yang lo bilang bener. Gue ajak keliru di kemiringannya juga," jawab Sean.

"Iya Cha. Makasih ya," kata Mila.

Acha mengangguk. "Kalau gitu, gue dan Lala balik dulu," pamit Acha.

"Hati-hati Cha," pesan Mila sebelum Acha dan Lala menjauh.

Sean lalu menoleh pada Mila sahabatnya yang masih berdiri di sampingnya.
"Pulang sama siapa lo?" tanya Sean.

"Pake nanya! Ya sama lo."

"Beban!" ketus Sean lalu berjalan mendahului Mila.

Mila pun mengejar Sean yang sudah berjalan di depannya. "Berarti Rea juga beban dong? Dia kan suka lo anterin pulang?" tanya Mila kesal.

"Dia nggak minta. Gue mau sendiri," balas Sean.

Mila menahan lengan Sean hingga membuat pria tampan itu berhenti dan menoleh.

"Lo beneran suka sama dia?" tanya Mila dengan raut kesal.

"Menurut Lo?" tanya Sean balik.

"Lo ngejar-ngejar dia. Gue tanya, lo serius sama dia?"

"Iya, gue suka sama tuh anak."

***

Acha sampai di rumahnya. Dari luar ia bisa tahu kalau di rumahnya pasti sedang ada tamu.

"Assalamualaikum," ucap Acha saat masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam."

Nah kan, benar. Di ruang tamu Acha bisa melihat ayahnya sedang berbincang dengan seseorang yang tidak Acha ketahui. Mungkin teman ayahnya di kantor.

Fear Of Failing AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang