TIGA PULUH

12 6 0
                                    

Selamat membaca 💅💓

***

Keesokan harinya di pukul 9 pagi, Acha sudah siap dengan outfitnya untuk berangkat kuliah. Acha mengecek beberapa peralatan yang perlu ia bawa ke kampus hari ini. Pelajaran hari ini cukup padat, jadi Acha harus menyiapkan beberapa kebutuhannya, seperti air minum, uang jajan lebih, dan juga laptopnya. Oh ya, dan satu lagi, totebag yang berisi baju ganti Acha. Hari ini ia berniat untuk jogging sore hari dan menginap di sekret.

"Permisi!"

Suara seseorang di susul dengan ketukan pintu membuat Acha segera memakai sepatunya dengan gesit lalu berjalan untuk membuka pintu.

"Hai," sapa Acha.

"Berangkat sekarang?" tanya Yudis.

"Iya, ayo."

Ya, hari ini Acha tidak membawa kendaraan sendiri ke kampus. Alasannya dia sedang malas berkendara, jadi ia meminta pada teman-temannya untuk menjemputnya alhasil Yudis lah yang datang.

Acha masuk ke dalam mobil Yudis lalu memasang sabuk pengaman. "Gimana tugas makalah lo?" tanya Acha membuka topik di tengah-tengah perjalanan mereka.

"Aman, dikit lagi selesai," jawab Yudis masih fokus menyetir.

"Selesai makalah, kita lanjut tugas terakhir kan?" tanya Acha lagi.

"Iya, sisa satu. Bentar lagi ujian, dan kita bebas," kata Yudis dengan sedikit nada yang menandakan bahwa ia sangat senang.

"Gue target malam ini kita bisa selesaikan setengah bagiannya. Pokoknya kita harus kerja sama. Semakin cepat selesai, semakin banyak waktu buat belajar."

"Iya, ibu ketua."

"-Gue heran deh Cha, kenapa lo bisa pinter tapi kalem gitu," ucap Yudis.

Acha tertawa kecil. "Emang cewek pintar harus gimana sih? Gue juga nggak pintar-pintar amat. Persaingan di kampus belum ketat, makanya baru sedikit yang menonjol," ujar Acha.

"Tapi kepintaran lo udah di akui sama senior bahkan dosen. Gue aja salut sama lo," puji Yudis.

"Udah lah, malas banget gue kalau bahas-bahas ginian," kata Acha.
Ia memang tidak nyaman ketika di puji apalagi kalau membahas soal kepintaran. Acha rasa semua orang itu pintar, di bidangnya mereka masing-masing.

***

Singkat cerita, Acha dan Yudis sudah sampai di kampus. Mereka berjalan beriringan menuju kelas di lantai dua. Di perjalanan Acha dan Yudis tak henti-hentinya terus mengapa senior yang lewat. Sudah budayanya dunia kampus.

Acha dan Yudis sudah sampai di kelas, mereka langsung di sambut oleh teman-temannya yang lain.

"Tumben Cha, nggak bawa kendaraan?" tanya Eva.

"Nggak tau, kaya rasanya lagi malas aja gitu," jawab Acha lalu duduk di samping gadis itu.

"Btw, Tiara mana?" tanya Acha. Ia belum melihat keberadaan temannya yang satu itu.

"Tadi ke toilet katanya. Oh iya, gimana? Jadi malam ini nginap?" tanya Eva.

"Jadi dong, gue udah bawa baju ganti juga di mobilnya Yudis," jawab Acha.

"Okelah. Siap tempur lagi nih sebelum ujian akhir."

Tak lama setelah itu Tiara masuk, bersamaan dengan dosen mata kuliah kewarganegaraan yang memang terjadwal hari itu juga.

Proses perkuliahan berlangsung hingga pukul 11. 10 menit.

"Baiklah, ini pertemuan terakhir kita untuk semester ini. Bapak harap nilai kalian bisa A semua, jadi materi yang saya berikan di pelajari semua dengan baik ya," kata Dosen muda itu.

Fear Of Failing AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang