Mobil Porsche yang Jennie tumpangi akhirnya tiba di parkiran basement apartemennya. Seperti perkataannya tadi, tidak sampai 5 menit dan mereka berdua sudah ada di sini. Ya, dia dan Lisa.
Keduanya keluar dari dalam mobil secara bersamaan. Jennie menuntun langkah Lisa untuk memasuki lift dan menuju apartemennya yang berada di lantai 16.
'Tit'
'Tit'
'Tit'
'Tit'
Jennie menekan tombol di pintu apartemennya begitu mereka sampai. Tak lama, kunci pintunya pun terbuka dan Jennie langsung masuk ke dalam.
"Masuklah, Li. Maaf jika berantakan, karena aku jarang di sini" Jennie menyalakan lampunya dan menutup pintu saat Lisa telah masuk ke dalam.
"Tak apa, lagipula ini tetap terlihat rapi" Lisa mengedarkan pandangannya ke area apartemen Jennie.
"Di luar masih hujan, kaosmu juga sedikit basah. Kau ingin mengganti bajumu?"
"Ah tidak perlu. Aku tidak membawa baju ganti" tolak Lisa halus.
"Kau bisa memakai milikku. Kebetulan aku meninggalkan beberapa bajuku di sini" ucap Jennie.
"Ah tidak perlu, Jen. Itu sangat merepotkan"
"Tidak merepotkan. Tunggu di sini dan aku akan mengambil pakaian ganti untukmu. Aku juga akan berganti"
Jennie berlalu begitu saja untuk masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Lisa, ia memilih untuk duduk di sofa ruang tamu sembari menunggu Jennie selesai. Lisa tanpa sengaja menatap lengannya yang sedikit tersingkap dan menghembuskan nafas kasar.
"Semoga dia tidak melihatnya" gumam Lisa, kembali menurunkan lengan panjangnya, karena ia memang memakai kaos lengan panjang.
'Cklekk'
Pintu kamar Jennie terbuka, membuat Lisa reflek menoleh.
"Pakailah" Jennie menyerahkan sebuah tshirt dan celana pendek kepada Lisa.
"Mmm...apa kau tidak memiliki baju lengan panjang, Jen? Ah...bukan aku bermaksud merepotkan, hanya saja aku tidak terbiasa memakai baju lengan pendek" kata Lisa saat menatap pakaian yang Jennie berikan.
"Mianhe, aku hanya memiliki ini. Kau benar-benar tidak bisa memakainya, Li?" Jennie menatap Lisa dengan rasa bersalah.
Melihat hal itu, Lisa merasa tidak enak. Dan akhirnya menerima baju pemberian Jennie.
"Aku akan memakainya, kau jangan khawatir"
"Tapi, Li-"
"Bisa kau tunjukkan dimana kamar mandinya?" potong Lisa dengan cepat.
"Ah ya, di dekat dapur" Jennie menunjuk ke sebuah ruangan.
Lisa pun berlalu dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti bajunya, sedangkan Jennie menuju dapur. Berniat untuk membuat sesuatu namun tidak ada bahan masakan di apartemennya. Hanya ada makanan instan, juga beberapa susu kotak sekali minum.
Jennie akhirnya memutuskan membuat ramen instan untuk dirinya dan Lisa. Sesuatu yang hangat saat hujan deras seperti ini rasanya sangat tepat untuk dinikmati. Saat tengah memasak, Lisa sudah keluar dari kamar mandi dan menghampiri Jennie.
"Kau memasak?" tanya Lisa basa-basi.
"Hanya ramen instan. Kau mau?" Jennie menawarkannya pada Lisa.
Lisa menggeleng, "Tidak perlu. Aku sudah banyak merepotkanmu"
"Tidak sama sekali. Lagipula aku sudah membuat dua bungkus, tidak mungkin aku menghabiskannya sendiri"
"Baiklah jika begitu" kata Lisa pasrah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fiksi Penggemar"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞