Pagi datang. Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Cuaca di luar terlihat mendung, sebab hujan baru saja turun beberapa jam yang lalu, menyisakan rintik yang masih membasahi sebagian kota Seoul.
Lisa menggeliat dalam tidurnya. Ia membuka kedua matanya, menampilkan mata hazelnya yang masih tampak mengantuk. Lisa menoleh dan mendapati sang istri yang masih memejamkan kedua matanya, sembari memeluknya erat. Lisa tersenyum dan semakin mengeratkan pelukan mereka, membuat kedua tubuh polos tersebut saling bersentuhan satu sama lain.
"Ngghh..." tubuh Jennie mulai menggeliat, membuat Lisa melonggarkan pelukannya.
"Morning my wife..." sapa Lisa hangat, saat mata Jennie mulai mengerjap.
"Kau sudah bangun, hon?" tanya Jennie dengan suara serak khas bangun tidur.
Lisa mengangguk, "Baru beberapa menit yang lalu"
"Kalau begitu aku akan menyiapkan sarapan untukmu" Jennie hendak bangun, namun Lisa menahannya.
"Aku masih belum terlalu lapar, baby. Biarkan begini dulu" Lisa kembali memeluk tubuh Jennie.
Karena rasa kantuk yang masih menguasainya, Jennie pun hanya mengangguk dan menuruti ucapan Lisa. Ia bahkan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Lisa, mencari tempat ternyaman.
Lisa mengusap-usap punggung polos Jennie, membuat gadis berpipi mandu itu kembali memejamkan matanya. Lisa membiarkan hal tersebut, sebab ia tahu bahwa istrinya pasti kelelahan karena harus melayaninya semalam. Bahkan keduanya baru tertidur saat pagi menjelang. Beruntung ini weekend, sehingga Jennie dan Lisa bebas untuk bermalas-malasan di rumah.
Kandungan Jennie semakin membesar seiring berjalannya waktu. Tak terasa, kini kandungan Jennie sudah memasuki usia 26 minggu. Ia sudah tidak pernah mual dan hanya mengidam sesekali. Yang Jennie inginkan pun juga hal-hal sederhana seperti makanan, sehingga tidak terlalu membuat Lisa kerepotan. Hanya saja, terkadang Jennie memintanya di saat yang tidak tepat.
Seperti saat itu, jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Sudah saatnya semua orang untuk istirahat dan tidur, namun Jennie justru membangunkan Lisa karena dia tiba-tiba menginginkan jjangmyeon.
-Flashback On-
Langit gelap masih mendominasi kota Seoul. Tidak terlalu banyak aktivitas yang terjadi di luar. Jalanan sudah sangat sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat serta bar dan club yang masih buka hingga pukul 4 pagi nanti.
Tidak ada manusia yang berkeliaran di luar tanpa tujuan. Kebanyakan dari mereka, memilih untuk berbaring di ranjang yang empuk dengan selimut tebal yang menghangatkan tubuh mereka. Namun, hal tersebut tidak dilakukan oleh Lisa.
Sebab, gadis jangkung itu kini tengah mengitari kota Seoul dengan mobil BMW miliknya. Kepalanya terus menengok ke kanan-kiri guna memastikan bahwa masih ada kedai jjangmyeon yang masih buka pukul 2 dini hari seperti ini.
Namun, nihil. Sudah nyaris satu jam ia mengitari kota Seoul, namun ia belum juga menemukan penjual jjangmyeon yang masih buka. Lisa nyaris putus asa.
'Drrtt...drrtt'
Ponsel Lisa menyala. Ia pun menepikan mobilnya dan berniat mengangkat telfon yang masuk.
"Yeoboseyo, eomma?"
Rupanya Kim Tae-Hee lah yang menghubungi Lisa.
"Kau dimana, Li? Jennie menghubungi eomma barusan. Dia menangis karena kau marah dan tidak ingin kembali ke rumah sebab ia memintamu untuk membeli jjangmyeon tengah malam begini. Benarkah?" tanya Kim Tae-Hee dari seberang telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfiction"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞