19- Orang ketiga?

7.4K 708 30
                                        

"Hueeekk..."

Tidur Lisa sedikit terusik kala mendengar sebuah suara seperti orang muntah.

"Baby?"

Lisa meraba kasur di sebelahnya dan tidak menemukan Jennie ada di sana. Ia segera bangun dan melangkah menuju sumber suara. Lisa sangat yakin bahwa suaranya berasal dari dalam kamar mandi.

"Baby, gwenchana?" Lisa masuk dan mendekat saat menemukan Jennie tengah muntah di kloset.

Lisa mengambil rambut Jennie yang terurai dan menyatukannya dengan tangan agar tidak kotor. Ia memijit tengkuk Jennie perlahan, membiarkan sang kekasih memuntahkan semua isi perutnya.

"You okay?" Lisa menatap Jennie khawatir, karena kekasihnya masih terus muntah.

Jennie hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kita ke rumah sakit ya, baby?" tawar Lisa.

Jennie menggeleng, "Aku baik-baik saja, hon. Hanya muntah biasa"

"Tapi wajahmu sangat pucat, sayang. Kau yakin, kau baik-baik saja?" Lisa menarik Jennie saat merasa bahwa muntahannya telah reda.

Lisa dalam posisi berjongkok dan membiarkan Jennie untuk duduk di pangkuannya.

"Aku baik-baik saja. Tenanglah, hon" Jennie tersenyum untuk meyakinkan Lisa.

Lisa hanya bisa pasrah mendengar pengakuan sang kekasih. Ia lantas menggendong Jennie ala koala dan membawa gadisnya untuk duduk di dekat wastafel. Lisa menyalakan keran dan menyeka mulut Jennie dengan air bersih, lalu mengeringkannya dengan tisu.

"Aku akan menyiapkan sarapan untukmu. Apa yang kau inginkan hmm?" Lisa menatap Jennie dengan lekat seraya menyelipkan rambut Jennie ke belakang telinga.

"Tidak perlu, hon. Biar aku yang menyiapkan sarapan untuk kita" elak Jennie.

Lisa menggeleng, "Aku saja, nee? Kau tidak boleh kelelahan"

"Aku tidak kelelahan, sayang. Aku baik-baik saja"

"Tetap tidak bisa. Aku yang akan menyiapkan sarapan hari ini dan seterusnya. Kau harus menurut pada calon suamimu" Lisa mencolek ujung hidung Jennie.

"Mwo? Kau calon suamiku?" goda Jennie.

"Ya! Aku calon suamimu. Sudah ada bibit unggulku di dalam sini. Kau harus menikah denganku, tidak boleh dengan yang lain" Lisa mengusap perut Jennie.

"Buktikan itu, Manoban!" tantang Jennie.

"Aku akan" Lisa tampak sangat percaya diri.

"Ya ya ya" Jennie memutar kedua bola matanya malas.

"Kita kembali ke kamar? Masih ada cukup waktu sebelum bersiap" kata Lisa.

Jennie hanya mengangguk.

Lisa kembali menggendong Jennie di posisi depan, kemudian membawa sang kekasih untuk kembali ke kamar dan membaringkannya dengan hati-hati di atas ranjang.

"Kau masih mual, baby? Jika ya, aku akan membawa buah untukmu agar kau merasa segar" tawar Lisa.

"Ani~ aku sudah baik-baik saja. Peluk aku, hon. Aku kedinginan" rengek Jennie seraya merentangkan kedua tangannya.

"Aigoo, my baby mandu sedang ingin dimanja hmm? Baiklah-baiklah"

Lisa naik ke atas ranjang dan menarik Jennie ke dalam pelukannya. Ia mengusap-usap punggung Jennie untuk memberikan kenyaman pada sang kekasih. Terbuai dengan usapan Lisa, Jennie menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Lisa dan kembali memejamkan mata. Lisa sontak tersenyum kala mendengar sebuah dengkuran halus, pertanda bahwa Jennie kembali tertidur.

Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang