"Ya! Ada apa dengan wajahmu, olaf?" Lisa tertawa saat melihat Wendy yang datang dengan wajah ditekuk.
"Kau seperti kucing birahi yang tidak mendapat jatah" ledek Seulgi.
"Diamlah, sebelum aku memukul kepala kalian" kata Wendy kesal, seraya duduk di sebelah Lisa.
"Weits, apa yang mengganggumu, sobat?" Lisa merangkul pundak Wendy.
"Joy marah padaku. Aku tidak masalah dengan itu. Tapi, tidak ada jatah seminggu. Itu benar-benar menyiksaku. Aaaaa...tidak" Wendy mendramatisir, membuat Lisa seketika melepaskan rangkulannya dan memandang Wendy jijik.
"Sudah kukatakan, hanya seks yang bisa membuatnya frustasi seperti ini" Seulgi menyeruput ramyeonnya dengan santai, tidak peduli pada Wendy yang meraung-raung tidak jelas.
"Cih, berlebihan!" cibir Lisa.
Wendy seketika menoleh dan menatap Lisa dengan tajam.
"Ya! Memangnya kau akan baik-baik saja jika tidak bercinta selama satu minggu hah?!" protes Wendy tidak terima.
"Mwo? Aku bahkan tidak bercinta setiap hari dengan Jennie. Seminggu paling dua sampai tiga kali. Jika tidak mendapat jatah selama satu minggu tidak masalah. Apa kau bercinta dengan Joy setiap hari?" Lisa mengernyit heran.
Dengan santai Wendy mengangguk.
"Penismu tidak mati rasa?" mata Lisa membulat tidak percaya.
"Tidak usah berlebihan. Manusia beruang itu bahkan lebih parah dariku. Dia bisa bercinta sebanyak tiga kali sehari, sudah seperti minum obat" Wendy menunjuk Seulgi dengan dagunya.
"Benarkah itu, Kang?"
Seulgi hanya mengangguk tanpa melihat kedua sahabatnya, karena sibuk memakan ramyeon miliknya yang tersisa sedikit.
"Gila! Apa spermamu tidak kering hah?! Kau benar-benar maniak seks"
"Seks berguna untuk kesehatan. Tidak usah berlebihan, Manoban. Kau pun sudah merasakan nikmatnya" balas Seulgi enteng.
"Tapi tidak setiap hari juga, bahkan tiga kali sehari. Itu justru tidak baik untuk kualitas spermamu. Haish kalian, aku tidak habis pikir" Lisa sampai tidak bisa berkata-kata lagi melihat kelakuan para sahabatnya.
"Bagaimana lagi, seks sudah menjadi separuh hidupku" sambar Wendy.
Lisa hanya menggeleng mendengar jawaban Wendy.
"Aku ingin membolos saja"
Lisa yang sedang meminum jusnya seketika tersedak mendengar ucapan Wendy yang terkesan tiba-tiba.
"Astaga! Kau bahkan menjadi se-frustasi ini hanya karena kehilangan jatah. Kau benar-benar, Wen"
"Bagaimana lagi? Lagipula, masuk ke kelas juga percuma. Aku tidak akan bisa fokus belajar" elak Wendy.
"Monkey, kau harus menemaniku. Kau juga, bear" lanjutnya.
"Tidak! Kau ingin Jennie mengamuk padaku jika dia tau aku membolos?" tolak Lisa mentah-mentah.
"Aku juga tidak mau! Irene bisa membunuhku" timpal Seulgi.
"Haish! Kalian ini kenapa tidak setia kawan sekali"
"Bukan maksud kami tidak setia kawan, tapi..."
Lisa tiba-tiba berdiri dan menaruh satu kakinya di atas kursi. Ia mengepalkan tangannya seolah adalah sebuah mic.
"No comment! Itu sih derita loe!" Lisa tiba-tiba bernyanyi sebuah lagu yang entah berasal darimana.
"Masa bodo gak mau tau!" sambung Seulgi yang ternyata juga tahu tentang lagu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfic"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞