"Kau akan langsung ke kedai, monkey?" tanya Seulgi, saat ketiganya baru saja menyelesaikan kelas terakhir mereka.
"Tentu. Aku harus bekerja" ujar Lisa, mencangklongkan tas di pundak kanannya.
"Jangan lupakan makan siangmu! Kau belum sarapan tadi" Wendy memperingati.
"Pasti. Aku akan makan begitu sampai kedai. Aku pergi dulu, sudah terlambat" pamit Lisa, berjalan lebih dulu keluar dari kelas.
Seulgi dan Wendy masih berada di kampus. Karena mereka perlu menunggu Joy dan Irene selesai mengajar dan mereka akan pulang bersama seperti biasa.
Lisa berjalan seorang diri menuju parkiran tempatnya menaruh sepeda. Ia segera mengambil sepeda gunung kesayangannya dan menuntunnya keluar area parkir. Saat di depan, tanpa sengaja Lisa melihat Jennie yang tengah berdiri di samping sebuah mobil Porsche berwarna hitam. Ia mengenakan stelan blazer berwarna coklat dengan rambut yang tergerai begitu saja, juga sebuah kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.
Cantik.
Lagi-lagi Lisa terpesona akan penampilan seorang Jennie Ruby Jane Kim. Lisa meraih kamera yang menggantung di lehernya dan mengarahkan lensanya kepada Jennie yang tidak menyadari kehadirannya karena Lisa berdiri sekitar 5 meter dari Jennie.
'Ckreekk'
Lisa tersenyum puas saat berhasil mendapatkan sebuah potret dengan gambar Jennie di dalamnya.
Karena melihat Jennie yang berdiri dengan gelisah di samping mobil, Lisa pun memutuskan untuk menuntun sepedanya ke arah Jennie.
"Terjadi sesuatu, Miss?" tanya Lisa dengan sopan.
"Oh, Lisa. Ya, ban mobilku kempes dan aku tidak tau harus apa" kata Jennie dengan eskpresi gelisah.
"Kau membawa ban cadangan? Aku bisa membantumu menggantikannya" tawar Lisa.
"Sayangnya, aku tidak membawanya dalam bagasiku. Aku melupakannya"
"Kau bisa mengabari seseorang untuk menjemputmu jika begitu. Atau mungkin bengkel langgananmu?" Lisa mencoba memberi pilihan.
"Tapi sebenarnya aku cukup buru-buru, tidak sempat untuk menunggu jemputan datang. Lagipula, aku belum memiliki kontak dari bengkel di sini"
Jennie memang belum lama kembali ke Korea Selatan, sehingga ia belum memiliki fasilitas dan kontak darurat yang cukup lengkap di ponselnya.
Lisa sempat menoleh ke arah sepedanya. Tidak mungkin ia mengantarkan Jennie dengan sepeda seperti ini.
"Aku akan mencarikan taksi untukmu, Miss. Kau tunggulah di sini" putus Lisa pada akhirnya.
"Mwo? Apa itu tidak merepotkanmu? Aku bisa mencarinya sendiri" kata Jennie tidak enak.
"Bukan masalah besar, Miss. Lagipula, mataharinya sangat terik. Tidak mungkin membiarkan wanita sepertimu kepanasan di pinggir jalan. Tunggulah, aku akan membawakan taksimu ke sini. Aku titip sepedaku sebentar" Lisa menurunkan standar sepedanya, lalu berlari kecil keluar gerbang untuk mencegat taksi yang lewat.
Jennie hanya menatap punggung Lisa yang perlahan menjauh sembari tersenyum.
"Bukankah dia yang akan kepanasan jika seperti ini? Bahkan dia menggunakan baju lengan panjang di saat musim panas tengah berlangsung" gumam Jennie.
Meski ia juga menggunakan stelan pakaian lengan panjang, namun itulah cara dosen berpakaian. Formal dan cukup tertutup. Di saat banyaknya mahasiswa yang lebih memilih memakai baju santai dan terbuka selama berada di lingkungan kampus, Lisa justru menggunakan hoodie. Jennie yang melihatnya saja merasa gerah dan sumpek.
![](https://img.wattpad.com/cover/335615513-288-k59006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfic"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞