Sinar mentari mulai menilisik masuk melalui sela-sela jendela di apartemen Jennie. Gadis berpipi mandu itu mulai terusik dalam tidurnya. Secara perlahan, mata kucing itu mulai mengerjap dan terbuka.
Senyuman Jennie seketika mengembang kala mendapati wajah sang kekasih yang pertama kali muncul di hadapannya. Lisa masih terlelap dengan mata yang tertutup rapat. Silau dari sinar matahari, tidak cukup untuk membuatnya terbangun dari tidur panjangnya. Jennie mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Lisa.
"Ngghh..."
Gadis jangkung itu mulai terganggu saat sebuah tangan hangat menyentuh pipinya.
"Morning!" sapa Jennie saat Lisa mulai membuka matanya.
"Morning. Jam berapa ini, baby?" Lisa terlihat mengucek matanya untuk membiasakan dengan pemandangan yang ada.
"Masih pukul 7. Tidurlah jika kau masih mengantuk. Mianhe sudah mengganggu tidurmu" Jennie mengusap pipi Lisa dengan lembut.
Sekarang adalah hari weekend. Pukul 7 masih terbilang cukup pagi untuk keduanya bangun dan beraktivitas.
"Ani~" suara serak Lisa mengalun indah di telinga Jennie.
Gadis jangkung itu menarik pinggang Jennie, membuat tubuh mereka yang masih belum terbalut dengan pakaian, seketika langsung bersentuhan dengan rasa hangat yang menjalar.
"Hon, hentikan tangan nakalmu" tegas Jennie, saat merasakan tangan Lisa di area bawahnya.
"One round, please?" rengek Lisa, menenggelemkan wajahnya ke leher Jennie.
"Mmmhh...hon, hentikan, sayang. Kita bahkan sudah bermain sangat lama semalam" Jennie sedikit menggeliat karena Lisa menciumi lehernya, menimbulkan kesan geli sekaligus panas.
"Tapi aku menginginkanmu pagi ini" suara Lisa semakin memberat, membuat detak jantung Jennie semakin tidak karuan.
"Ahh...Li" desahan akhirnya lolos dari bibir Jennie, karena Lisa terus berusaha menggoda area bawah Jennie.
Tubuh telanjangnya, membuat Lisa dengan leluasa bergerak. Akhirnya, Jennie pasrah. Ia selalu saja kalah dengan sentuhan Lisa yang selalu berhasil membuatnya mabuk kepayang. Jennie memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya, membiarkan Lisa terus menggerakkan jari panjangnya di lipatan bawah milik Jennie.
"You're so wet, baby" bisik Lisa sensual.
Jennie memukul pelan bahu Lisa.
"Itu karena ulahmu, pabo-ya!" kesal Jennie, membuat Lisa terkekeh.
"Artinya, kau juga menginginkanku, baby. Bukan begitu?"
"Yeah, I am- Ahhh Liii!" Jennie mencengkeram bahu Lisa saat jari panjang itu mulai masuk ke dalam dirinya.
"Ssshhh...ahhh, yeahh, hon" tubuh Jennie mulai bergerak seirama dengan jari Lisa yang bergerak keluar masuk di dalam vagina kekasihnya.
"F-fasterhh...ahh"
Lisa mengubah posisinya dan kini ia sudah berada di atas Jennie. Mengungkung dosen cantik kesayangannya dengan jari yang belum terlepas. Ia langsung mencium bibir Jennie dengan penuh nafsu, namun dengan tempo yang terjaga karena tidak ingin menyakiti kesayangannya. Tangan Lisa bergerak semakin cepat sesuai permintaan Jennie. Tak berselang lama, Lisa merasakan dinding vagina Jennie mulai menjepit jarinya cukup kencang. Ia tahu, kekasihnya akan mencapai puncak sebentar lagi.
"What the fuck! What are you doing, Manoban?!" Jennie menatap Lisa dengan sangat tajam, karena Lisa tiba-tiba mencabut jarinya dari dalam vagina Jennie, padahal tinggal sedikit lagi ia akan mencapai puncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fiksi Penggemar"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞