"Jadi, nanti malam kau akan melamar miss Jennie?" tanya Seulgi pada Lisa.
Lisa hanya mengangguk sembari menyeruput minumannya.
Saat ini, Seulgi, Lisa dan Wendy tengah berada di kantin untuk menghabiskan waktu istirahat mereka seraya menunggu kelas berikutnya. Lisa sempat menyinggung tentang rencananya untuk segera melamar Jennie, jika tidak ada kendala, Lisa akan melakukannya malam ini.
"Kau sudah membeli cincinnya, monkey? Tidak mungkin kau akan kembali memberikan miss Jennie cincin dari kaleng soda, bukan?" Wendy tiba-tiba teringat saat Lisa menyatakan perasaannya pada Jennie dulu dan hanya memberikan cincin yang ia dapat dari sebuah kaleng soda.
"Tentu tidak. Aku sudah membelikan cincin terbaik untuknya. Usia kandungan Jennie sudah memasuki 12 minggu, itu sebabnya aku ingin mempercepat pernikahan kita" terang Lisa.
"Bagaimana dengan orang tua Jennie? Kau tidak mungkin melamar anaknya tanpa persetujuan mereka kan?" timpal Seulgi.
"Soal itu aku sudah memikirkannya matang-matang. Bahkan, diam-diam aku sudah datang ke mansion Kim untuk meminta restu dan mereka sangat mendukung rencanaku untuk segera melamar Jennie"
"Jadi, kapan kau akan melangsungkan pernikahan?" tanya Seulgi penasaran.
"Dua minggu lagi"
"Omo! Jinjja?! Kau serius, monkey?! Secepat itu?" Wendy melebarkan matanya tak percaya.
"Ya, tentu. Kenapa tidak? Lebih cepat, lebih baik" jawab Lisa santai.
"Waktu dua minggu mana mungkin cukup untuk mempersiapkan sebuah pernikahan, bodoh?!" Seulgi melemparkan tulang ayam bekas miliknya ke arah Lisa, namun dengan cepat Lisa menghindar.
"Aku sudah mempersiapkan semuanya sejak lama. Hanya tinggal membawa Jennie untuk fitting baju pengantin. Waktu dua minggu sangatlah cukup. Lagipula, kita tidak akan menggelar pesta yang besar. Terpenting, keluarga dan kerabat hadir, itu sudah cukup"
"Daebak! Isi otakmu memang tidak bisa tertebak, monkey. Oke! Aku setuju dengan rencanamu. Jadi, apa yang bisa aku dan olaf bantu?"
"Cukup bantu aku mendekor tempat untuk melamar Jennie nanti malam. Kita akan mengunjungi tempatnya saat kuliah usai. Bantu aku mencari alasan. Aku akan mengatakan pada Jennie bahwa nanti aku harus pergi kerja kelompok dan tidak bisa mengantarnya pulang. Kalian juga harus mengatakan hal yang sama. Arraso?"
"Itu mudah. Kami akan melakukannya dengan baik. Hwaiting! Rencanamu pasti berhasil, monkey" Wendy menepuk-nepuk pundak Lisa dengan bangga.
"Semoga"
Ketiganya kembali berbincang, hingga tidak menyadari tiga dosen cantik sedang berjalan ke arah mereka dan langsung duduk di samping kekasih masing-masing.
"Hon..."
"Oh, hay baby? Kau sudah makan siang?" Lisa reflek meletakkan tangannya di pinggang Jennie saat menyadari sang kekasih sudah berada di sampingnya.
Jennie mengangguk, "Kau masih ada kelas setelah ini?"
"Ya, mata kuliah terakhir. Aku akan selesai pukul 2" jawab Lisa apa adanya.
"Kalau begitu, kau tidak perlu menungguku, hon. Kelasku berakhir pukul 4 sore. Aku akan pulang bersama Irene"
"Begitu? Apakah tidak merepotkan miss Irene?" Lisa menatap ke arah Irene yang sedang mengobrol dengan Seulgi.
"Tentu. Aku akan mengantarkan Jennie sampai ke apartemen kalian dengan selamat. Kau tenang saja, Lisa-ssi" balas Irene.
"Syukurlah jika begitu. Gomawo miss Irene" Lisa membungkuk sekilas ke arah Irene, membuat gadis itu tersenyum sebagai balasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfiction"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞