Semester baru telah dimulai.
Parkiran mahasiswa di Seoul International University sudah terlihat cukup padat oleh banyaknya kendaraan milik para mahasiswa. Beberapa mahasiswa tampak sudah berkeliaran di sepanjang area kampus. Khususnya para anggota BEM yang sudah rapi dengan jas almamater mereka serta lanyard keanggotaan yang tergantung di leher. Mereka sibuk mondar-mandir ke sana kemari untuk mempersiapkan OSPEK bagi para mahasiswa baru.
Lisa yang baru saja tiba, tidak terlalu mempedulikan suasana sekitar. Ia memarkirkan sepedanya di tempat biasa dan menggemboknya. Berjaga-jaga agar tidak ada mahasiswa yang berbuat usil untuk mengambil dan menyembunyikan sepedanya diam-diam.
Ia melangkahkan kaki panjangnya memasuki area koridor kampus. Sebuah kamera tua menggantung di lehernya, sertas tas punggung yang terselempang di pundak kanannya.
"Monkeyy...!!!" teriak seseorang di koridor.
"Oh kau, bear. Ada apa?" Lisa berbalik dan mendapati Seulgi yang tengah melangkah ke arahnya.
"Ani~ hanya memanggil saja. Bagaimana liburanmu?" Seulgi merangkul pundak Lisa dan melangkah bersamaan.
"Tidak ada yang menarik. Hanya melakukan rutinitas seperti biasa"
"Berolahraga lalu pergi ke kedai dan pulang larut malam?"
Lisa mengangguk sebagai jawaban.
"Hidupmu sangat membosankan"
"Dan aku menikmatinya"
"Itu lah dirimu" sahut Seulgi malas.
Saat di tengah jalan, tanpa sengaja keduanya berpapasan dengan seseorang yang sangat mereka kenal. Tanpa berpikir panjang, Lisa dan Seulgi segera menghampiri orang tersebut.
"Kau darimana, Olaf?" Seulgi menepuk pundak Wendy yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.
"Ah kau mengagetkan saja" Wendy memasukkan beberapa kertas ke dalam tas punggungnya.
"Aku baru saja selesai membayar uang kuliah. Semester kemarin aku terlambat memberikannya" lanjutnya.
"Mwo? Bukankah orang tuamu selalu mengirimkannya tepat waktu?" tanya Lisa heran.
Wendy mengangguk, "Tapi aku memakainya untuk membeli game baru"
"Yak! Memang kau maniak game!" cibir Seulgi.
"Dan kau maniak blue film" Wendy balik mencibir.
"Hey! Jangan membongkarnya, bodoh" Seulgi memukul bahu Wendy pelan, tapi Wendy tampak tidak peduli.
"Kelas pertama baru akan dimulai pukul 9, masih ada 1 jam lagi. Kemana kita akan pergi?" Lisa melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Kantin saja, kebetulan aku juga belum sarapan" usul Wendy.
"Nee, kajja!"
Ketiganya pun melangkah untuk menuju kantin.
Ini masih cukup pagi dan area kantin sudah terlihat ramai oleh para mahasiswa. Apa ini efek pasca libur semester dan ini merupakan hari pertama dimulainya semester yang baru? Entahlah. Mereka cukup rajin karena sudah berada di kampus sepagi ini.
"Kudengar, banyak para dosen lansia yang sudah selesai masa jabatannya. Apakah itu artinya akan ada dosen baru yang menggantikan mereka?" Seulgi bertanya sembari memasukkan uang kertas ke dalam vending machine untuk mendapatkan kopi kaleng di pagi hari.
"Aku tidak tahu. Tapi bisa saja seperti itu" Wendy menyandarkan tubuhnya pada tiang di sebelah vending machine.
"Apakah menurut kalian dosen-dosennya masih muda?" Seulgi meraih kaleng kopinya yang baru saja keluar dari vending machine dan membukanya untuk diminum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfic"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞