Pusat perbelanjaan cukup ramai pada hari weekend. Padahal, ini masih pukul 10 pagi, namun antrean di kasir sudah mengular disertai dengan banyaknya troli yang menunggu untuk di-scan semua barang belanjaan yang terdapat di dalamnya.
Lisa dan Jennie baru saja berbelanja kebutuhan rumah mereka juga Chiquita. Sebab keduanya berencana untuk mampir ke rumah mendiang ayah Lisa sebelum pergi menuju butik. Bahkan ada dua troli yang saat ini harus Lisa dorong menuju kasir. Antrean masih cukup panjang, akan memakan waktu lama untuk tiba pada giliran mereka berdua. Padahal, jika boleh jujur, kaki Lisa sudah terasa panas karena terus berkeliling di sepanjang supermarket nyaris 2 jam dan kini ia masih harus berdiri dalam antrean.
"Baby, duduklah di sana. Antreannya masih cukup panjang" Lisa menunjuk pada sebuah bangku yang tampak kosong.
Meski kakinya sudah sangat pegal dan panas, namun kondisi Jennie tetap yang utama. Ia tidak akan membiarkan Jennie untuk berdiri terlalu lama dan bisa membuat gadisnya kelelahan.
"Aniya~ aku ingin di sini saja bersamamu. Paling juga tidak sampai 30 menit. Aku baik-baik saja, hon" kata Jennie.
"Kau yakin? Kau tidak kelelahan, sayang?"
Jennie menggeleng dan tersenyum.
"Aku baik-baik saja" Jennie lantas mencium rahang Lisa sekilas, membuat gadis jangkung itu seketika merekahkan senyumnya.
Tangan Lisa reflek dilingkarkan ke pinggang Jennie dan mengusapnya dengan lembut. Sengaja, untuk menciptakan rasa nyaman pada Jennie. Ibu hamil memang paling suka jika bagian pinggang atau perutnya diusap dengan penuh kasih sayang. Hampir setiap hari, Lisa pun melakukan hal tersebut.
"Ya! Kenapa manja sekali? Membawa barang seperti itu saja kau tidak bisa. Dasar bodoh!"
Atensi Lisa dan Jennie seketika teralih saat mendengar suara seseorang yang sedang berteriak. Tak jauh dari keduanya, ada seorang wanita hamil yang tengah dimaki-maki oleh seorang laki-laki yang kemungkinan besar merupakan pasangannya. Wanita hamil itu tampak kesulitan membawa barang belanjaannya yang lumayan banyak, ditambah dengan perutnya yang sudah membesar. Namun, laki-laki di sampingnya tampak tak peduli dan justru marah-marah saat wanita itu tanpa sengaja menjatuhkan barang bawaannya.
Tak hanya Jennie dan Lisa yang memperhatikan perdebatan mereka berdua. Bahkan seisi supermarket yang mendengarnya, ikut menatap ke arah pasangan tersebut.
"Laki-laki jaman sekarang, hanya mau enaknya saja. Jika perempuannya sudah hamil dan bentuk tubuhnya berubah, langsung berbuat seenaknya. Dasar brengsek!" celetuk seorang ibu-ibu yang berdiri tepat di belakang Jennie dan Lisa.
Lisa mendengarnya dengan jelas, namun ia memilih tidak peduli. Berbeda dengan raut wajah Jennie yang seketika berubah, bahkan ia tiba-tiba melepaskan tangan Lisa yang berada di pinggangnya, membuat Lisa mengernyit heran.
"Baby?" panggil Lisa.
Jennie hanya diam dan justru berdiri di depan Lisa sembari bersedekap dada. Saat Lisa ingin memanggil Jennie kembali, tiba giliran mereka untuk menyerahkan barang belanjaan ke kasir. Mau tidak mau, Lisa langsung menyusun barang-barangnya di atas meja kasir, sementara Jennie pergi meninggalkannya dan memilih duduk di bangku yang tadinya sempat Lisa tunjuk, namun Jennie menolaknya.
Melihat hal itu, Lisa menjadi khawatir. Tangannya memang sibuk memindahkan barang-barang dari troli ke meja kasir, namun matanya tidak sedikit pun lepas untuk menatap ke arah Jennie. Memastikan bahwa calon istrinya baik-baik saja.
"Totalnya 678.000 won"
Lisa terpaksa memutus pandangannya dari Jennie saat sang kasir sudah selesai menghitung barang belanjaannya. Ia pun segera menyerahkan debit card-nya, lalu memasukkan beberapa kantong belanjaan ke dalam troli untuk nantinya ia bawa ke basement.

KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfiction"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞