Hari ini dapat kabar kurang mengenakkan karena salah satu idol K-Pop ditemukan meninggal dunia di kediamannya, diduga karena bunuh diri.
Gak sekali dua kali, berita tentang idol K-Pop yang mengakhiri hidupnya sendiri. Ngerasa khawatir sama Jennie dan Lisa, itu tentu. Jennie seringkali mendapat hate comment dimana-mana. Perkara pemotretan dengan Calvin Klein aja bisa bikin dia diserang. Berita dating sama idol A, B, C, tapi dianya yang dihujat. Padahal yang bikin rumornya adalah fans atau media. Tetep aja, Jennie yang kena. Begitu juga dengan Lisa. Mendapatkan rasisme, seringkali mendapatkan perlakuan tidak adil. Dihujat sana-sini padahal gak ngapa-ngapain. Setiap hal yang dia lakuin bahkan terkesan selalu salah dimata orang-orang.
Iya, setiap hari, selalu datang komentar-komentar tidak mengenakkan dari berbagai pihak. Bukan gak mungkin, mereka berdua tertekan dengan hal itu. Apalagi Jennie Kim yang memiliki panic attack. Panic attack terjadi bukan begitu aja, kayak sakit demam yang muncul karena virus lah, kecapekan atau apa. Biasanya ada riwayat panjang yang berada di belakangnya. Seorang penderita panic attack, biasanya memiliki gangguan anxiety. Darimana datangnya anxiety juga bisa dari banyak hal. Mungkin masa kecilnya yang kurang baik, mengalami trauma, dll. Intinya, mental illness bukan sesuatu yang bisa dianggap mudah dan remeh.
Bahkan, ketika author tahu Jennie punya panic attack dan gampang kaget ketika denger suara keras. Di saat kebanyakan orang menjadikan itu sebagai momen lucu, author justru mikir. Apa yang sebenarnya terjadi sama ni anak. Gimana masa lalunya, kenapa dia bisa sampai mengalami hal itu. Apakah dia dulu dididik dengan keras, dibentak-bentak, dll. I don't know. Atau mungkin pengaruh lingkungan luar, temen-temennya suka usil, dll. Who knows? Tapi yang jelas, panic attack selalu memiliki pemicunya. Ada sebabnya. Gak tau seberat apa yang sebenernya Jennie lalui tanpa kita tahu.
Lisa, orang yang sangat ceria dan tidak pernah menunjukkan kesedihannya. Dia bahkan selalu menjadi happy virus untuk orang-orang di sekitarnya. Di saat member lain udah capek, energinya Lisa masih full terus untuk nyemangatin semua temen-temennya. Mungkin semua orang berpikir Lisa baik-baik aja, karena dia selalu senyum dan membawa positive vibes.
Tapi, keinget gak sih sama salah satu dialog yang author buat di cerita ini?
"Tidak semua tawa, tanpa luka. Terkadang, seseorang sengaja tertawa untuk menutupi luka menganga yang tidak berhasil ia tutup di dalam dirinya"
Terkadang, orang yang tawanya paling keras dibanding yang lain, justru orang yang menyimpan luka paling dalam, namun ia tidak tahu bagaimana harus mengekspresikan dirinya. Gak ada orang yang akan baik-baik aja, ketika nyaris setiap detik di hidupnya, selalu mendapatkan komentar negatif bahkan terhadap sesuatu yang tidak ia lakukan. Jauh dari orangtua, sulit untuk mendapatkan tempat pulang karena orangtuanya jauh. Diperlakukan dengan tidak adil oleh agensi bahkan para fans yang mengaku Blink. Kebayang gak sih, gimana penuhnya otak Lisa pas dia sendirian dan gak ada siapapun? Dimana dia bisa benar-benar mengekspresikan dirinya tanpa harus memakai topeng yang selalu tersenyum.
Intinya adalah selalu tinggalkan komentar-komentar positif untuk para member. Gak cuman buat JenLisa ataupun Blackpink. Kepada semuanya, kalau bisa jangan pernah memberikan komentar yang jahat. Cukup pegang satu prinsip.
"Jika kau tidak memiliki komentar positif untuk dibagikan, lebih baik diam dan tutup HP-mu"
Inilah yang selalu author lakukan saat gak sengaja, liat konten-konten yang menjelekkan nama Blackpink. Dibanding harus ribut atau balik nyerang idol-nya mereka, author lebih memilih untuk diam dan menutup ponsel. Cukup tahu dan tidak ingin tahu lebih jauh, daripada nanti author kehilangan kendali diri dan meninggalkan komentar yang tidak-tidak dan menyakiti orang lain, bahkan mungkin bisa membunuhnya.
Inget, luka pada fisik bisa diobati. Tapi, luka pada psikologis bukan hal yang mudah untuk disembuhkan. Author pun sudah berjuang selama 4 tahun, tapi masih harus minum obat dari psikiater.
Ngidol-lah dengan positif. Gak perlu pusingin idol lain. Fokus sama idol kita sendiri, dukung dan selalu beri semangat ke mereka.
Mereka mungkin bisa jadi alasan buat kita tetep senyum dan bertahan hidup. Tapi, siapa yang jadi alasan buat mereka tetap bahagia dan mempertahankan hidup mereka? Jangan pernah menuntut mereka untuk selalu terlihat baik-baik aja. Jujur, author kurang suka untuk orang-orang yang bilang "Jennie harus tetep senyum apapun yang terjadi", "Tetep jadi Lisa yang selalu menyebarkan energi positif buat semua orang". I know, maksudnya memang baik. Tapi, kalo menurut author sendiri, BIG NO!
Jennie berhak untuk pasang muka datar kalo emang dia lagi capek. Dia boleh nangis kalo hatinya lagi gak baik-baik aja. Jennie boleh marah, judes, apapun sesuai mood dia. Lisa boleh kok untuk lemes, males-malesan. Lisa boleh diem aja kalo lagi capek. Lisa boleh bengong. Dia boleh ngapain aja, as long as she's feel comfort with that.
Mereka emang idol, tapi idol juga manusia. Mereka boleh gak sempurna. Mereka boleh ngelakuin kesalahan. Mereka boleh ngapain aja. Satu-satunya yang gak boleh adalah untuk kita menghakimi mereka. Kita sama sekali gak punya hak untuk itu.
Hati-hati dengan setiap ucapan dan ketikan kalian. Lidah bisa lebih tajam dari pedang.
Udah gitu aja. Thanks udah mau baca bacotan tidak jelas ini hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfic"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞