17- Happiness

6.8K 694 63
                                    

Kaki Jennie sudah kehilangan kekuatannya untuk menopang berat tubuhnya sendiri. Tubuhnya luruh begitu saja di atas pasir pantai dengan air mata yang tidak bisa ia bendung. Ia melihat dengan jelas, saat tubuh Lisa menghilang di dalam air dan belum juga kembali hingga sekarang. Jennie tidak mampu bersuara apalagi berteriak. Energinya mendadak habis seolah terserap oleh sesuatu.

Irene dan Joy menatap penuh cemas ke arah laut lepas. Sebab, Seulgi dan Wendy ikut menceburkan diri mereka ke dalam sana. Air sedang pasang, sangat berbahaya untuk berenang di pantai apalagi saat malam hari seperti ini. Jisoo dengan sigap berlari ke pos penjaga pantai untuk melaporkan apa yang baru saja terjadi. Beberapa tim segera dikerahkan untuk membantu pencaharian.

Sekitar 5 menit berselang, Jisoo berhasil kembali bersama beberapa orang tim penyelamat. Rosè sedang berusaha menenangkan Jennie karena gadis itu tidak berhenti menangis sejak tadi.

Tiga orang datang dengan baju pelampung di tubuh mereka. Saat ketiganya akan menceburkan diri ke laut, tiba-tiba Seulgi dan Wendy muncul ke permukaan dan berusaha berenang ke tepi pantai dengan tubuh Lisa di tangan mereka. Keduanya cukup kesulitan karena harus berenang dengan satu tangan. Tim penyelamat dengan cekatan membantu Wendy dan Seulgi menuju tepi, bersama dengan tubuh Lisa yang sudah tidak sadarkan diri.

"LISA...!!!" Jennie hendak berlari ke arah Lisa, namun Rosè segera menahannya.

"Biarkan mereka melakukan tugasnya untuk menyelamatkan Lisa. Percaya pada mereka bahwa Lisa akan baik-baik saja" cegah Rosè.

Jennie pun hanya bisa menurut dan melangkah perlahan untuk mendekati Lisa dan yang lainnya. Irene dan Joy langsung menyerahkan handuk pada Seulgi dan Wendy yang sudah basah kuyup. Beruntung keduanya selamat dan berhasil membawa tubuh Lisa bersama mereka.

Tangis Jennie semakin pecah saat melihat wajah Lisa yang memucat dengan bibirnya yang membiru. Ia tidak melihat dada Lisa bergerak naik-turun. Ini membuatnya berpikiran yang tidak-tidak dan takut secara bersamaan. Namun, ia berusaha menepisnya dan mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa Lisa pasti akan baik-baik saja.

Seorang tim penyelamat naik ke atas tubuh Lisa dan berusaha untuk melakukan CPR. Ia tahu, ada banyak air yang sudah Lisa telan, membuat gadis itu kehilangan kesadarannya. Petugas tersebut terus berusaha memberikan tekanan pada dada Lisa agar air yang tertelan bisa keluar dan membuka kembali ruang nafas Lisa. Namun, nyaris satu menit CPR dilakukan, tubuh Lisa belum juga bereaksi. Petugas mencoba mengecek detak jantung Lisa. Masih ada, namun sangat tipis.

"Bisakah seseorang membantuku memberinya nafas bantuan? Tim medis akan datang 10 menit lagi" kata sang petugas, menatap ke arah kerabat Lisa.

Karena terlalu panik, mereka justru hanya terdiam saat petugas meminta bantuan kepada mereka.

"Hey! Bisakah kalian membantuku?!" sentak petugas, membuat mereka semua seketika sadar.

"Jen, apa kau bisa melakukannya?" Jisoo menyentuh pundak Jennie.

Jennie mengangguk, "Nee, apapun untuk Lisa"

"Nona, kemarilah. Dia memerlukan nafas bantuan" sang petugas meminta Jennie mendekat.

Jennie pun melangkah dan duduk tepat di samping Lisa yang masih tidak sadarkan diri. Seorang petugas lainnya membantu untuk meletakkan kepala Lisa di atas pangkuan Jennie.

"Tolong jepit hidung korban dan hembuskan udara selama 1-2 detik ke dalam mulutnya. Lakukan beberapa kali. Jika korban mulai memuntahkan airnya, tolong segera miringkan kepalanya untuk mencegah korban tersedak. Apa kau mengerti, nona?" tanya sang petugas.

"Nde, aku mengerti"

"Baiklah, kau bisa memulainya"

Jennie mulai menjepit hidung Lisa dan menghembuskan udara dari mulutnya ke dalam mulut Lisa. Dingin, itulah kesan pertama yang Jennie dapatkan saat ia bersentuhan dengan tubuh Lisa. Tangan Jennie sebenarnya sudah sangat gemetar, dadanya terasa sesak dan terpukul melihat keadaan Lisa sekarang. Namun, Jennie berusaha menahannya dan mencoba melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan sang kekasih.

Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang