Lisa terlihat mengendarai sepeda berwarna kuning miliknya. Di punggungnya, ia menggendong sebuah ransel. Malam belum terlalu larut dan ia baru saja pulang dari kedai. Lisa tidak bersama Jennie karena ada urusan pekerjaan yang harus kekasihnya itu selesaikan.
Ia mengayuh pedal sepedanya sepanjang jalan tanpa rasa lelah. Mobil dan motor tidak banyak berlalu-lalang karena jalanan yang Lisa lewati bukanlah jalan besar. Hingga tak terasa, kayuhan sepedanya memasuki area perumahan mewah di kawasan tersebut. Penjagaannya cukup ketat, namun Lisa bisa dengan mudah masuk ke sana.
Kayuhan sepedanya terhenti saat ia tiba di depan sebuah gerbang yang menjulang cukup tinggi. Lisa pun segera memencet bel yang ada di sisi gerbang. Tak lama, seorang penjang membukakan gerbang tersebut untuknya.
"Young master..." sang penjaga membungkuk untuk memberikan hormatnya.
"Tidak perlu sampai begini, ahjussi. Aku hanya orang asing di rumah ini. Jangan memperlakukanku seolah aku istimewa" balas Lisa, kemudian mengayuh kembali sepedanya untuk memasuki pekarangan rumah mewah tersebut.
"Kau anak yang hebat dan kuat, Lisa-ssi" penjaga tersebut menatap punggung Lisa penuh simpati.
Ia pun menutup gerbang dan kembali ke pos tempatnya berjaga. Sedangkan, Lisa sudah memarkirkan sepedanya tepat di depan rumah mewah tersebut. Ia segera melangkah mendekat ke pintu dan membukanya tanpa permisi.
Dingin, itulah hawa yang pertama kali menerpa tubuh Lisa kala dirinya masuk ke dalam rumah tersebut. Tak ada siapapun yang menyambutnya. Rumah itu tampak sepi seolah tanpa penghuni.
"Young master?"
Lagi-lagi seseorang menyapanya dengan sebutan itu, membuat Lisa reflek menoleh ke sumber suara.
"Ahjumma?"
"Young master kembali?" wanita paruh baya itu menatap Lisa dengan penuh haru.
Lisa tersenyum dan menggeleng.
"Sejak ia memintaku pergi dan tidak lagi menganggapku sebagai anaknya, sejak saat itu aku tidak akan pernah kembali lagi ke sini, ahjumma. Aku hanya ingin mengunjungi adikku. Tadi siang dia menghubungiku. Apa Chiquita sudah tertidur?"
"Sepertinya belum, young master. Kau bisa pergi ke kamarnya" mimik wajah wanita itu berubah sendu kala mendengar penuturan Lisa.
"Pria itu, apa dia di sini?" Lisa memastikan.
"Beliau sedang ada perjalanan bisnis ke Swiss, young master"
"Baguslah. Aku akan menemui adikku dulu. Jangan katakan padanya jika aku datang"
"Nde, young master"
Setelah berkata demikian, Lisa pun langsung menuju ke lantai 2 dimana kamar sang adik berada.
'Cklekk'
Lisa langsung bisa melihat punggung Chiquita yang sedang sibuk belajar di meja belajarnya.
"Sangat sibuk hmm?" tegur Lisa, membuat Chiquita reflek menoleh.
"Eonnie??!"
Chiquita beranjak dari kursinya dan langsung berlari ke arah Lisa.
'Brukkk'
Beruntung Lisa memiliki reflek yang cukup baik. Ia menyambut Chiquita di dalam gendongannya. Bayi besar itu sudah bergelayut manja pada Lisa.
"Kau tidak sadar jika tubuhmu sekarang tinggi hmm?" sindir Lisa, membuat Chiquita terkekeh.
"Aku terlalu merindukan eonnie. Eonnie tidak pernah datang ke rumah. Kau melupakanku" Chiquita tampak cemberut dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfiction"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞