"Haishh...kau kemana, monkey?" Wendy mendesah pasrah di balik kemudinya.
Sudah nyaris 2 jam ia dan Seulgi mengelilingi kota Seoul, namun keberadaan Lisa belum juga terlihat oleh mereka. Telepon terus berdering, karena Jisoo selalu menghubungi mereka nyaris 10 menit sekali untuk memastikan apakah Lisa sudah ditemukan atau belum.
"Bagaimana jika kita mencarinya ke game center? Kita sering menghabiskan waktu bersama Lisa di sana, bukan? Mungkin Lisa sedang menghibur dirinya di sana" saran Seulgi.
"Kau benar. Kita belum memeriksa tempat itu" Wendy pun segera memutar arah kemudinya untuk menuju game center yang berlokasi di distrik Gangnam.
'Drrtt...drrtt'
Ponsel Seulgi kembali berdering. Lagi-lagi sang penelfonnya adalah Jisoo. Seulgi pun segera menggeser tombol berwarna hijau dan menekan loudspeaker.
"Kami belum menemukannya" ucap Seulgi yang sepertinya sudah tahu tujuan Jisoo menelfonnya.
"Sekarang kalian dimana?" tanya Jisoo.
"Aku dan Wendy akan menuju game center di distrik Gangnam. Biasanya, kami bertiga pergi ke sana jika luang. Mungkin saja Lisa ada di sana untuk menghibur dirinya" terang Seulgi.
"Baiklah. Kabari aku jika kalian mendapatkan sesuatu" balas Jisoo.
"Nee. Bagaimana keadaan miss Jennie? Dia baik-baik saja?"
"Dia sempat pingsan tadi, mungkin karena terlalu shock. Sekarang dia sudah sadar, namun tidak berhenti menangis karena mencari Lisa. Aku hanya khawatir dengan keadaannya, juga bayi dalam kandungannya"
Seulgi tampak menghela nafasnya mendengar penjelasan Jisoo mengenai keadaan Jennie. Ia tahu betul bagaimana terpukulnya wanita itu saat Lisa pergi begitu saja. Jennie pasti khawatir dengan keadaan Lisa.
"Tolong jaga Jennie eonnie. Aku dan Seulgi akan segera kembali dan membawa Lisa" seru Wendy tiba-tiba.
"Ya, aku sangat berharap besar pada kalian. Tolong temukan Lisa untuk adikku" Jisoo berharap dengan sangat.
"Itu pasti eonnie. Lisa juga sahabat kami. Ya sudah, aku matikan dulu nee? Kami akan segera sampai" ucap Seulgi.
"Kalian hati-hati. Kabari aku jika terjadi sesuatu"
"Itu pasti"
'Tutt'
Sambungan telepon terputus. Seulgi kembali meletakkan ponselnya di atas dashboard mobil. Jika sesuai perkiraan, mereka akan tiba di game center 5 menit lagi.
Perasaan mereka campur-aduk. Ingin rasanya segera tiba di sana dan mencari keberadaan Lisa. Namun, di sisi lain Seulgi dan Wendy takut jika ternyata Lisa tidak benar-benar ada di sana. Mereka sudah kehilangan petunjuk. Keduanya tidak tahu kemana Lisa pergi. Sudah semua tempat mereka datangi, khususnya tempat-tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu bersama. Tapi, hasil tetap nihil. Lisa tidak ada di sana. Satu-satunya tempat tersisa hanyalah game center.
Sesuai harapan, mobil Wendy akhirnya memasuki area parkir dari game center yang biasa mereka kunjungi. Wendy segera memarkirkan mobilnya di lahan kosong dan menurunkan rem tangan. Seulgi dan Wendy langsung buru-buru keluar dari mobil dan masuk ke dalam game center.
Mata mereka berdua meneliti ke seluruh penjuru ruangan. Mengamati satu per satu orang yang sedang duduk di balik komputer mereka. Wendy dan Seulgi bahkan saling memisahkan diri untuk berkeliling di sepanjang ruangan. Menilik semua bilik untuk memastikan bahwa Lisa ada di antara bilik-bilik yang tampak penuh tersebut.
Seulgi dan Wendy kompak menjatuhkan kedua bahu mereka dan menghembuskan nafas lelah. Tidak satu pun di antara pengunjung yang merupakan sahabat mereka. Lisa tidak ada di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfiction"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞