Lisa, Seulgi dan Wendy seketika mengernyit heran kala memasuki ruang kelas dan menemukan nyaris semua teman laki-lakinya berpakaian cukup formal dan rapi. Ketiganya saling memandang, kemudian menggedikkan bahu secara kompak.
Aroma di dalam kelasnya bercampur aduk oleh berbagai merk parfum yang digunakan oleh para mahasiswa. Entah seberapa banyak yang mereka pakai sampai menimbulkan bau semenyengat ini. Jujur, Lisa langsung merasa pusing begitu mencium baunya.
Tapi, Lisa dan yang lainnya juga tidak terlalu peduli. Mereka memilih untuk melangkah menuju tempat biasa mereka duduk. Deretan paling belakang, tiga bangku dari pojok.
"Aku akan ke game center sepulang kuliah, kalian ikut?" tawar Wendy kepada Lisa dan Seulgi begitu mereka duduk di bangku masing-masing.
"Boleh, kebetulan aku mengambil cuti hari ini" jawab Lisa.
"Wow! Akhirnya kau mengambil jatah liburmu, monkey!" Seulgi menepuk bahu Lisa bangga.
"Aku juga akan ikut" lanjutnya.
"Bagaimana dengan kekasih kalian? Biasanya kalian berdua akan pulang bersama mereka" tanya Lisa begitu teringat akan Irene dan Joy.
"Mereka akan ikut" jawab Wendy santai.
"Mwo? Jika begitu aku tidak jadi ikut! Apa-apaan aku jadi obat nyamuk kalian? Tidak, tidak!" tolak Lisa seketika.
"Yah...jangan begitulah, monkey. Kau harus tetap ikut. Kau sudah berjanji" Wendy menatap Lisa memelas.
"Di bagian mana aku berjanji? Aku tidak merasa mengucapkannya"
"Haish! Pokoknya kau harus tetap ikut, monkey! Tidak ada penolakan" desak Seulgi.
"Mana bisa begitu? Tidak, tidak. Kau kejam sekali membuat temanmu menderita karena harus melihat kebucinan kalian" protes Lisa tidak terima.
"Makanya kau cari pacar sana! Sudah lebih dari 4 tahun kau menjomblo. Jangan sampai kau jadi perjaka tua" ledek Seulgi.
"Ya! Kau pikir mencari pacar semudah mencari kutu di kepalamu?" Lisa melotot ke arah Seulgi.
"Yak! Apa katamu? Aku tidak kutuan, brengsek!" Seulgi hendak menyerang Lisa, namun gadis jangkung itu sudah lebih dulu berlari untuk kabur.
"Berhenti kau bajingan kecil! Aku akan membunuhmu!" teriak Seulgi.
Lisa tidak peduli dan terus berlari di sekeliling ruang kelas guna menghindari amukan Seulgi.
"Chan! Bantu aku!" Lisa menarik Haechan yang sedang membaca buku untuk berdiri dan ia gunakan sebagai alat untuk mencegat Seulgi.
'Brukkk'
Keduanya saling bertabrakan karena Haechan yang belum sepenuhnya loading dengan maksud Lisa dan hanya berdiri di tempatnya dengan wajah bingung. Sedangkan, Seulgi telat untuk mengerem kakinya dan berakhir menubruk tubuh Haechan.
"LALISA...!!!" lagi-lagi Seulgi berteriak, namun Lisa justru tertawa puas.
"Minggir!" Seulgi menyingkirkan tubuh Haechan dan kembali mengejar Lisa.
"Aduh tubuhku" keluh Haechan yang merasa tulangnya rontok karena ulah Seulgi.
"Jeno! Jeno!"
"Ha?" Jeno yang dipanggil oleh Lisa hanya menatap bingung ke arah gadis jangkung itu.
Oh tidak, korban selanjutnya.
"Ada beruang mengamuk!" kata Lisa.
"Hah? Dimana?" Jeno sontak berdiri, membuat Lisa tersenyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
Fanfic"Kehadiranmu, salah satu bukti bahwa obat tidak selalu berbentuk pil" G!P 🔞