36 - RENGGANG

1.3K 51 2
                                    

Kasih vote dan komen kalian karena aku update cefattt.

Cerita ini akan ending bulan Maret. Kebetulan aku sudah publish cerita baru judulnya 'Metanoia'. Kalian bisa cari di lapak aku.

Happy Reading!


***

WALAU berkali-kali Moana mensugesti dirinya agar baik-baik saja dengan fakta yang Monica ungkapkan dua hari lalu, nyatanya dia tetap goyah.

Mungkin selama ini Moana acuh tak acuh dengan keberadaan Edgar sebagai suaminya. Mereka dua orang yang punya ikatan tetapi tanpa cinta. Tidak pernah sekalipun Moana menganggap bahwa Edgar punya peran penting dalam hidupnya.

Itu dulu. Perlahan-lahan Moana nyaman dengan kehadiran cowok itu. Dia menginginkan Edgar, bersamanya dan menemaninya. Cowok yang memeluknya saat menangis dan mengatakan akan setia berada di sampingnya. Moana akui dia tersentuh, ada perasaan hangat yang menyusup.

Lalu, bagaimana dengan sekarang? Edgar punya masa lalu yang belum usai bersama Monica. Moana takut itu menjadi salah satu alasan dia dan Edgar jauh. Karena sekarang pun Moana tanpa sadar menjaga jarak dari Edgar dan ... cowok tersebut juga menjaga jarak darinya. Hubungan keduanya renggang entah karena faktor apa.

Ctak.

"Kenapa lo ngelamun?"

Sergio duduk di sampingnya setelah dengan jahil menjitak keningnya dengan lembut. Keduanya tengah berada di taman sekolah, duduk di salah satu bangku panjang yang disediakan.

"Gak apa-apa. Bosen aja soalnya Zinnia nggak sekolah terus Cassie juga jarang kelihatan sekarang," sahut Moana menopang kedua tangannya di kursi.

"Gue temenin boleh?" Moana yang awalnya ragu kemudian mengangguk kaku sebagai balasannya. "Boleh."

"Temen-temen lo mana?"

Sergio menggeleng kecil. "Udah pada mencar. Edgar aja sih yang enggak gue tahu kemana. Dari pagi enggak kelihatan."

"O-oh."

Lewat sudut matanya Sergio menemukan raut wajah Moana yang murung. Tidak banyak bicara ataupun bertukar topik pembicaraan.

Sebenarnya ada banyak sekali ungkapan perasaan yang ingin Sergio katakan pada Moana. Mengenai perasaan Sergio untuk Moana, perasaan yang dia sebut cinta.

"Besok ada waktu nggak?" Mungkin ini waktu terbaik bagi Sergio merancang cara mengungkapkan perasaan. "Kalau sibuk nggak apa-apa."

"Ada sih. Emang lo mau ngajakin gue jalan?" tanya Moana terkesan bercanda.

"Kalau mau, ayok jalan!"

"Becanda lo lucu," kata Moana tertawa renyah.

"Gue serius kali."

"Masa?"

"Ah, udahlah."

Tawa gadis itu meledak, terbebas di udara dan nyaring. Sergio yang melihatnya ikut tertawa karena dia berhasil membuat Moana tidak murung lagi.

"Oke. Lo mau ngapain emangnya nanyain besok gue sibuk atau enggak?"

Sergio tersenyum lebar ketika Moana memberikan feedback yang memuaskan. Dia pun berucap, "Ya, mau ngajakin lo jalan. Ini serius, jangan di becandain lagi. Besok gue share lokasinya. Gue jemput jam tujuh malam."

Secret Wife [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang