Vote dan komen.😤
Oke skippp!
Happy Reading!
***
DIA yang tengah dibuat penasaran akan suasana berbeda hari ini. Seperti muram, tidak ada cahaya matahari. Sendu.
Penerimaan rapor SMA Cempaka Putih dilaksanakan hari ini. Para siswa sendiri mengambil hasil belajar mereka selama satu semester tanpa didampingi orang tua. Ada sedikit ceremony yang diadakan di aula sebelum acara pembagian rapor dilaksanakan.
Meninggalkan hiruk pikuk aula, Moana bergeser ke gazebo. Duduk sendirian di sana, menikmati semilir angin.
"Moana tidur di rumah Mama dulu ya malam ini. Mama yang nemenin Edgar disini. Kamu udah di jemput Kak Imelda."
"Edgar butuh sendiri ... mungkin sampai besok atau besoknya lagi."
"Jangan bahas Monica lagi."
Apa yang salah kemarin? Moana merasa dia masih belum banyak mengetahui tentang Edgar. Sampai hari ini pun dia tidak menemukan jejak Edgar.
Moana menginap di rumah mertuanya. Semalaman tidak bisa tidur nyenyak. Pagi-pagi dia bangun, seragam sekolahnya sudah diantarkan oleh supir. Moana termenung memikirkan hal janggal yang dia rasakan.
"Uhuy, kok bengong aja lo?"
Fauzi, Sergio, Cassie dan Zinnia menemukan keberadaanya. Moana menanggapi pertanyaan Fauzi dengan senyuman singkat.
"Mata lo sembab. Nangisin apa? Atau lo lagi sakit mata?" tanya Cassie.
Semuanya berhamburan mengecek kondisi Moana yang tidak bisa dibilang baik. Kantung mata hitam, mata sembab, hidung memerah, wajah murung.
"Gue baik kok," jawabnya serak.
"Jangan dipaksain, Moana. Lo sok kuat banget padahal kita tahu lo lagi ada masalah," kata Sergio. Dia masih terbayang dengan tangisan Moana dipelukannya. Sergio sadar ada yang salah. Dia tidak lagi memikirkan ketika Moana menolaknya. Yang dia pikirkan tentang sesuatu yang sedang Moana hadapi.
"Udah, Ser. Gue nggak--" Tangisnya pecah. Dadanya sesak, tidak tertahankan. Serapat mungkin menyembunyikannya dia tetap tidak mampu. "--nggak apa-apa," bisiknya tertunduk lemas.
Zinnia memegangi lengan Moana. Dia turut sedih karena sahabatnya mengalami hal yang rumit. Bahkan dia baru menyadarinya karena Sergio yang memberitahu.
"Nangis aja. Kita temenin."
Fauzi menyentuh bahu Moana sekilas. "Kita belum pisah kok. Masih belum kelulusan," candanya mencairkan suasana.
Bagaimana mungkin dia bisa tertawa sedangkan bayangan Edgar berputar-putar. Apa Edgar baik-baik saja? Apa yang terjadi dengannya? Luka tak terlihat apa yang Edgar miliki sampai Moana tak mampu menembusnya.
Selang beberapa menit kemudian keheningan dipecah karena sering ponsel Moana di sakunya. 'Mama' tertera di layar ponsel, Moana bimbang.
"Angkat aja, siapa tahu penting," suruh Cassie.
"Halo, Ma, ada ap--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wife [Completed]
Fiksi Remaja"Pernikahan ini harus di rahasiakan. Jangan sampai teman-teman sekolah tahu kalo enggak lo tidur di luar selama setahun. Ngerti?!" Moana menggertak Edgar dengan ancaman. Cowok itu tengah duduk bersantai di sofa sambil ngemil sore. "Iya, iya. Gue nge...