Hujan gak? Disini hujan.🌧️
Doain semoga endingnya cepat karena akan ada RANIA (New Version).
Udah baca RANIA belum? Kalo belum baca dulu. Kalo mau langsung baca yang New Version juga gpp tapi belum publish.
Doain guys!🌞🌞
***
"LO udah ketemu sama ... Monica?" tanya Moana hati-hati.
Pagi ini awan abu-abu menggantung menghalangi matahari terbit. Semalaman hujan berakhir dengan bau petrikor di pagi hari.
Edgar mengangguk pelan, menyesap kopi yang dibuatnya tadi. Lumayan membuat pikirannya tenang. "Udah. Kita bahas banyak hal dan akhirnya damai gitu aja."
Moana tidak tahu sepenuhnya tentang apa yang terjadi antara Edgar dan Monica di masa lalu. Dia hanya menerka dan tahu secuil saja. Itupun dari Lunar.
Baru hari ini keduanya bisa bicara satu sama lain setelah insiden sewaktu Edgar mengamuk. Oh iya, keduanya masih menetap di rumah orang tua. Mental dan fisik Moana belum sepenuhnya pulih pasca kehilangan sang Papa.
"Baguslah ..." Moana melirik ponselnya yang hanya menampilkan layar dengan wallpaper pantai. "Beberapa hari ini Monica nggak nge-chat gue," katanya sendu.
"Dia masih ngerasa bersalah karena bikin lo jadi kena amukan gue. Apalagi dia nggak nyangka lo akan mengalami kejadian memilukan."
"Gue tau dia salah tapi dia pasti punya alasannya. Dia pasti putus asa." Tidak ada kata benci untuk Monica. Dari lubuk hati Moana yang terdalam dia tidak pernah mengalahkan Monica.
"Semuanya udah selesai, kan?" tanya Edgar.
Moana mengetukkan ujung kukunya di atas meja kayu di sampingnya. "Menurut lo begitu, ya?"
"Apalagi yang belum selesai?"
Pada dinginnya teras rumah karena diguyur hujan kemarin malam, pada daun-daun kering yang basah dibawah sana. Moana bersumpah dia seperti tidak mengenal Edgar yang sekarang.
Pembawaannya terlalu berbeda. Edgar yang bicara terlalu datar, ketus dan tampak dengan vokal berat tak bisa dibantah. Tidak ada kenyamanan, persis seperti orang asing.
"Hubungan lo sama Monica di masa lalu ... udah selesai, kan? Di masa sekarang apa dia ... dia bukan siapa-siapa lagi?"
Just it.
Ketika seseorang terjebak dengan masa lalunya di masa sekarang mereka pasti menjebak diri mereka dengan masa lalu. Moana tahu ada sesuatu antara Monica dan Edgar. Ada bagian puzzle yang masih terselip diantara mereka. Belum menemukan tempatnya.
"Lo mau gue bahas dia lagi?" Itu bukan jawaban ataupun pertanyaan, melainkan sebuah penolakan.
Edgar menggeser menaruh cangkir kopi sedikit menyentak. "Nggak harus kita bahas sekarang. Seiring berjalannya waktu lo akan tahu dan gue akan jelaskan."
"Kenapa nggak sekarang aja?" Moana dengan vokalnya yang mendesak, egonya yang menguasai. "Kenapa harus nunggu—"
"Lo kenapa egois, sih?!" Edgar membentak tetapi vokalnya rendah. Dia masih ingat betul Lunar ada di dapur. "Gue nggak bisa jelasin sekarang bukan berarti gue nggak akan jelasin ke elo. Kasih gue waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wife [Completed]
Teen Fiction"Pernikahan ini harus di rahasiakan. Jangan sampai teman-teman sekolah tahu kalo enggak lo tidur di luar selama setahun. Ngerti?!" Moana menggertak Edgar dengan ancaman. Cowok itu tengah duduk bersantai di sofa sambil ngemil sore. "Iya, iya. Gue nge...