19 - FAVORITE SONG

1.5K 69 3
                                    

WASAPPP GUYS!!!

- Sudah lama sekali aku nggak apdettt, hehehe. Mohon di maafkan karena sedikit terhambat dengan kegiatan yang menumpuk-numpuk sampai aku menelantarkan tulisanku. Aku yakin banyak yang minggat dari lapak ini karena kebosanan menunggu apdet. Buat kalian yang masih stay tengkyu banget karena udah mau menunggu aku. Terharu♡

LANJUT VOTE DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA UNTUK DUKUNG CERITA INI MAKIN FAMOUS!!! LESGOOOOOOOO~~~~

***

"LHO, adik ipar kok tumben mampir ke rumah, sendirian pula. Istrinya nggak di ajak?"

Kedatangan Edgar di sambut oleh Imelda yang duduk di kursi teras. Kakak iparnya itu tengah menikmati secangkir kopi dan biskuit kering di malam-malam begini.

"Males ah sendirian di rumah, Moana lagi kemah besok baru pulang," jawab Edgar lalu duduk di samping Imelda.

"Oh, pantas kamu bisa kelayapan," sindir Imelda tertawa jenaka.

Edgar tidak terlalu mendengarkan sindiran Imelda yang dia hanya anggap candaan. Tangannya mencomot satu biskuit kering dengan topping kismis.

"Kok kak Mel ngopi malam-malam?" tanya Edgar melirik secangkir kopi.

"Mau lembur malam ini sambil nunggu Sabian pulang." Imelda mengambil iPad yang dia gunakan untuk mendesain gaun. "Kamu mau nginep di rumah malam ini?"

"Oh, enggak. Mau main-main doang nanti kalo udah lewat jam dua belas malam baru pulang, hehehe."

"Kenapa nggak langsung nginep? Nanggung banget kalo harus pulang."

Iya, Imelda kurang paham dengan jalan pikir Edgar. Kenapa harus pulang lewat jam dua belas? Kalau bisa menginap kenapa harus pulang.

"Tergantung nanti deh, Kak."

"Plin-plan banget kamu, Gar," ejek Imelda tanpa pikir panjang.

Lagi lagi Edgar acuh tak acuh saat Imelda mengejeknya. Hal ini sering terjadi karena Imelda sudah seperti kakak kandungnya bahkan kalau ada Sabian lebih riuh lagi. Kakaknya itu suka sekali mencari cara agar Edgar marah-marah persis Imelda. Pantesan mereka jodoh. Karena jodoh adalah cerminan diri.

"Kak, Papa di rumah?"

"Iya."

"Kakak udah baikan sama Papa?" tanya Edgar penasaran.

Soalnya atmosfer berasa udah adem ayem. Melihat Imelda santai menyeruput secangkir kopi itu tandanya dunia tengah baik-baik saja.

"Udah."

"Secepat itu?"

Imelda melirik, "Gar, pertengkaran antara menantu dan mertua itu adalah hal biasa. Yang penting kedua belah pihak bisa dewasa menyikapinya. Gue sebagai menantu sadar kalo gue salah dan Papa pin begitu. Kita saling mengakui kesalahan dan udah damai gitu aja."

"Congrats," kata Edgar pendek.

"Sori, gue nggak lagi memenangkan penghargaan apapun."

Imelda membereskan barang-barangnya di atas meja dan menaruh cangkirnya di atas nampan. Dia berdiri dan menatap Edgar.

"Gue mau masuk duluan," izin Imelda.

Secret Wife [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang