akhirnya!!!
Setelah beberapa komen yang minta dilamjutin, aku akhirnya semangat lagi. Terima kasih bgt karena udah komen dan suka sama cerita aku.
Maaf karena baru bisa nulis lagi setelah Hiatus beberapa bulan bahkan nggak tahu tepatnya udah berapa bulan.
Mari berpisah dengan Edgar dan Moana~🐥🐥
***
TAK terasa air mata Moana meleleh membaca surat yang ditulis Edgar. Sebuah penjelasan yang mengungkap kisah memilukan seseorang bernama Selena. Ia merasa bersalah karena tidak bisa memahami posisi Edgar yang belum sembuh sempurna dari masa lalunya.
"Maafin gue, Gar. Gue nggak paham sama rasa sakit lo selama ini. Sekalinya gue tau gue nyesel deh," gumam Moana sambil terisak.
Ia usap air matanya, melirik jam dinding sebentar lalu menaruh kembali surat tersebut.
"Gue bakal susul Edgar!"
Moana cukup yakin Edgar masih di bandara. Dengan langkah terburu-buru ia meninggalkan rumah tanpa diketahui Lunar. Memaksa bapak supir untuk menerobos jalanan yang lumayan padat.
Semoga Edgar belum naik pesawat.
Beberapa menit kemudian Moana sampai di bandara. Ia buru-buru turun dari mobil dan berlari masuk ke area bandara. Beberapa orang mengamatinya namun Moana tak peduli. Setidaknya ia belum terlambat untuk mengucapkan selamat tinggal pada Edgar.
Tak seperti di film-film, Moana ternyata dengan mudah menemukan sosok Edgar di keramaian. Cowok itu tengah berdiri sendirian tanpa tahu Moana berlari mendekatinya. Secepat kilat Moana merentangkan tangannya, memeluk erat tubuh maskulin Edgar dari belakang.
Sedangkan Edgar yang tadinya tengah melamun sontak terkejut karena ada dua tangan yang memeluknya erat. Aroma parfum yang familiar menyambutnya seketika.
"Edgar, maafin gue. Gue tau ini pasti berat buat lo jalanin sendiri. Seenggaknya setelah gue tau gue bisa jadi salah satu orang yang bisa lo ajak berbagi rasa sakit," cecar Moana to the point.
"Lo udah baca?"
"Udah."
"Kok bisa ada niatan nyusul gue kesini?"
"Karena gue yakin pesawat belum lepas landas," kata Moana.
Edgar melepaskan pelukan hangat Moana. Ia memutar tubuhnya demi bisa melihat wajah istrinya itu. Cowok itu langsung terperangah tatkala ia tahu Moana masih mengenakan piyama lengkap dengan muka bantal.
"Ini lo bangun-bangun, baca surat gue, langsung otw bandara? Belum cuci muka gitu?"
Moana tertawa renyah, "Gue takut gue nggak bisa minta maaf sebelum lo pergi, Gar."
"Kan bisa pas gue pulang," ujar Edgar lembut.
"Maunya sekarang."
Edgar tersenyum salah tingkah. Bahkan demi bisa bertemu sebelum Edgar pergi Moana rela ke bandara tanpa alas kaki. Maunya sih ketawa tapi takut Moana malah marah karena merasa tak dihargai perjuangannya.
"Maaf ya gue harus pergi dulu. Gue bukannya mau menghindar tapi gue emang harus jenguk nenek dan biar lo kangen gitu sama gue nantinya."
"Pengen banget dikangenin sama gue."
Edgar mencubit pipi Moana seraya berkata, "Kan lo istri gue. Apa salahnya dikangenin istri sendiri."
"Ish! Kita ini apa sih sebenarnya?"
"Suami istri lah!"
"Maksudnya tuh kan kita nikah tanpa cinta. Nah, sekarang lo kayaknya udah nerima gue dan gue ... gue juga udah nerima lo. Kita apa nih jadinya?" tanya Moana. Ingin ia mendengar kalimat cinta dari Edgar yang sebelumnya tak pernah dilontarkan.
"Kita suami istri. Jalanin aja semestinya. Saling dukung kayak pasutri gitu. Kedepannya kalo kita udah sama-sama dewasa baru deh kita bisa melangkah lebih maju."
Nggak peka amat ini cowok!
Moana cemberut karena bukan kalimat seperti itu yang ia harapkan. Padahal niatnya mancing supaya Edgar nyatakan cinta.
"Kenapa cemberut gitu?"
"Enggak. Udah sana masuk ke pesawat, udah dipanggil itu sama mbak-mbak nya," usir Moana.
"Dih, ngambekan."
"Sana pergi!"
Edgar membingkai wajah Moana dengan kedua tangannya, menghujani kecupan singkat pada pipi Moana dan kecupan singkat di bibir si gadis.
"Gue cinta sama lo. Itu kan yang mau lo denger?"
"Kayak nggak ikhlas gitu nadanya."
"Ikhlas itu sayang."
Moana senyum mesem, "Kok lo jadi sweet gitu? Beneran lo cinta sama gue?"
"Beneran lah." Edgar menggenggam kedua tangan Moana yang terasa dingin. "Tunggu gue pulang, ya. Kangenin gue terus biar nanti gue punya alasan buat pulang cepet. Maaf nggak ngajakin lo buat ikut jenguk nenek."
"Iya, gue ngerti kok. Lo tenang aja gue gak bakal kesepian karena—"
"Ada Sergio?"
"Lah, kok malah bahas Sergio?"
"Siapa tau kan lo main api," tuduh Edgar.
"Gue cintanya cuma sama lo."
Kali ini Edgar yang mesem karena dibuat salah tingkah oleh Moana. Boleh nggak sih ini batal aja jengukin neneknya?
Setelah pesawat lepas landas Moana baru bisa bernafas lega. Selama ini ia hanya mengenal Edgar yang keras kepala bukan Edgar yang semanis tadi. Mungkin dengan cara mereka berpisah sementara untuk menenangkan pikiran masing-masing. Esok atau lusa ketika bertemu kembali semuanya akan terangkai indah. Moana dan Edgar mulai berdamai dengan takdir, mulai menerima satu sama lain.
Berpisah untuk saling memperbaiki diri, bertemu kembali untuk merangkai kisah baru.
—Secret Wife
8 Juni 2023
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wife [Completed]
Fiksi Remaja"Pernikahan ini harus di rahasiakan. Jangan sampai teman-teman sekolah tahu kalo enggak lo tidur di luar selama setahun. Ngerti?!" Moana menggertak Edgar dengan ancaman. Cowok itu tengah duduk bersantai di sofa sambil ngemil sore. "Iya, iya. Gue nge...