24 - KACAU

1.5K 74 5
                                    

DWI terpaksa memutar langkahnya kembali memasuki area sekolah. Padahal dia niatnya mau ke seberang jalan untuk memfotokopi file. Sayang sekali flashdisk nya tertinggal di kelas.

Dari jarak tiga meter mendekati kelasnya Dwi sempat berhenti sebentar membetulkan tali sepatunya sebelum kembali melangkah dengan tergesa-gesa. Dia banyak membuang waktunya hanya karena meninggalkan flashdisk dan berakhir harus jalan dua kali lipat.

Jarak yang semakin dekat dengan kelas membuat Dwi bisa mendengarkan samar-samar dua orang tengah berdebat. Suara itu semakin jelas ketika Dwi akhirnya sampai di depan kelas, masuk ke dalamnya dan menyaksikan sahabatnya dengan seorang gadis menempel pada tembok.

"What are you doing, guys?" Interupsi Dwi melipat kedua tangannya di dada.

Sedangkan Edgar dan Moana terkesiap sampai saling menjauh. Terutama Edgar yang langsung bergerak mundur sehingga menabrak bangku panjang. Ough! Sakit sekali. Moana menggaruk tengkuknya, salah tingkah di depan Dwi. Mau di jawab apa sekarang.

"Kalian ada something? Gue nggak pernah tahu kalian sedekat itu. Sampai mepet-mepet segala."

Demi tuan Krab yang mata duitan, Moana harus ottoke?!

Melirik Edgar cowok itu juga sedang bingung mencari alasan yang tepat. Di ambang pintu Dwi sudah menunggu jawaban dari mereka.

Tiba-tiba Edgar melihat ke arah Moana dan bertanya. "Lo ngapain di sini?"

Weh! Kenapa jadi Moana yang kena?! Ini gimana maksudnya? Seharusnya Edgar mencari alasan bukan sebaliknya bertanya begini. Huaaaa, Moana butuh pintu pink milik Doraemon.

"Gue .. g-gue .. gue ngapain di sini?" Moana nanya balik pada dirinya sendiri dan itu membagongkan. Mau dong, tsay. "Iya, gue ngapain di sini?"

Udahlah pura-pura bloon aja biar di kira abis jatuh dari jurang dan hilang ingatan sementara.

"Tadi gue di perpustakaan tapi kenapa sekarang gue bisa di sini? Gu-gue nggak inget apa-apa. Aduuuh, kepala gue pusing banget!"

Moana memegangi kepalanya seolah-olah pusing akibat mengingat memori kejadian yang seharusnya tidak dia ingat.

Edgar mengumpati gadis bodoh di sampingnya dalam hati. Mana ada amnesia tanpa kecelakaan, bego!

Dwi melangkah maju mendekati Moana. "Lo amnesia? Setahu gue lo nggak ada desas-desus kecelakaan sampai harus amnesia."

Mati kau Moana!

"Oh, aaah, gue baru ingat!"

Apa lagi ini?

Moana malah ngeluarin ponselnya, "Gue ngambil ponsel ke sini. Tadi di bawa sama Edgar karena ... karena gue nyuruh dia benerin ponsel gue. Rusak soalnya, hehehe."

What the fuck?! Edgar di bilang tukang benerin ponsel. Cowok itu ingin membuang Moana ke laut saja biar di makan hiu.

"Serius, Gar?"

"Iya," jawabnya tidak ikhlas.

"Kalo gitu gue pamit ya. Makasih udah benerin ponsel gue, Gar. Nanti gue transfer uangnya ke rekening lo."

Moana berjalan meninggalkan keduanya tanpa tahu jika ada kejutan yang membuatnya berkeringat dingin.

"Akting lo natural Moana tapi gue udah tahu semuanya."

Kali ini Moana berdiri di ambang pintu. Detak jantungnya tak berirama. Kakinya melemas kehilangan tenaga.

"Dwi, lo apaan sih? Itu bukan akting. Moana emang nyuruh gue buat benerin ponselnya lo bilang akting," tegur Edgar membela Moana karena ingin apa yang menjadi rahasia tetap terjaga.

Secret Wife [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang