Senang rasanya bisa kembali mood nulis daripada aku rebahan doang tanpa kasih part-part selanjutnya buat kalian.
Anyway, kita akan menuju ending beberapa part lagi. Nggak tau deh kapan. Aku ngikut alurnya aja.
Semangat kan lah dengan vote dan komen kalian di part ini. Rame yang baca tapi masih sepi vote. Tekan bintang nggak perlu ke Antartika. Jari kalian tinggal klik bintang di bawah, dah, beressss.
Skip dulu marah-marahnya.
Happy Reading.
***
PARKIRAN mulai sepi karena siswa/i sudah pulang setelah pasukan baris-berbaris menyelesaikan latihan mereka.
Moana berdiri di depan gerbang sekolah. Menunggu Edgar yang katanya masih mengambil tasnya di kelas. Dia maunya menunggu di halte tetapi karena situasi sedang aman, Moana menunggu di depan gerbang.
Mengutak-atik ponsel, menghilangkan kejenuhan menunggu cowok lelet itu. Kakinya pegal-pegal minta di istirahatkan. Moana itu tipe orang yang tidak suka menunggu lama. Karena dia adalah orang yang tidak suka ditunggu pula.
"Belum pulang lo?"
Seonggok manusia menghampirinya dengan memperlambat laju langkah.
"Ndra," sapa Moana kemudian menggeleng sebagai jawaban. "Masih nunggu teman. Lo belum pulang juga?"
"Ini baru mau pulang."
Please, lo harus pulang duluan, Ndra. Suruh Moana dalam hatinya. Dia tidak mau Kendra masih ada di sekitarnya ketika nanti Edgar datang. Pak suaminya itu punya penyakit sensi dengan Kendra.
"Oh ... Ya udah lo duluan aja, Ndra. Gue masih lama banget kayaknya nunggu temen gue ini," usir Moana secara halus tanpa mencurigakan.
Kendra malah mengajaknya mengobrol. Melebar kemana-mana. Ini bukan saat yang tepat untuk mengajak Kendra mengobrol.
"Udah lama nggak ngobrol sama lo setelah kita lengser jadi osis. Kapan-kapan ngumpul lagi lah di ruang osis. Ajakin yang lain juga," ajak Kendra.
Moana menggenggam kuat ponselnya. Tengok ke belakang. Edgar masih belum muncul.
"Obrolin di grup aja, Ndra. Gue sih oke-oke karena kangen juga ngumpul bareng osis angkatan kita."
Kalian sudah tahu lah jika Moana dan Kendra memang klop banget. Hubungan mereka yang sebagai mantan pacar bukan halangan untuk tetap bersahabat dekat.
Baik Kendra dan Moana sejauh ini masih bungkam. Membungkam mulut untuk curhat ke siapapun tentang mereka yang pernah menjadi pacar.
"Kangen gue sama curhatan lo."
"Kapan-kapan gue curhat."
"Sebagai mantan pac—" Moana buru-buru membungkam mulut Kendra. "Pstttt. Diem deh daripada gempar seluruh sekolah gara-gara lo keceplosan!"
Kendra cengar-cengir. "Sowrry, my beautiful ex."
"Btw, lo jarang keliatan akhir-akhir ini. Kemana aja?" tanya Moana.
Mumpung Edgar si cemburuan tingkat kabupaten belum datang.
"Di kelas aja. Kangen lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wife [Completed]
Fiksi Remaja"Pernikahan ini harus di rahasiakan. Jangan sampai teman-teman sekolah tahu kalo enggak lo tidur di luar selama setahun. Ngerti?!" Moana menggertak Edgar dengan ancaman. Cowok itu tengah duduk bersantai di sofa sambil ngemil sore. "Iya, iya. Gue nge...