Bagian 4

2.7K 112 0
                                    

Ayesha menekuk wajahnya ia kecewa.
Gus Hisyam menoleh ke arah Ayesha, melihat wajahnya yang cemberut.

"Ning... apa ada handuk untuk saya mandi?" tanya Hisyam

Ayesha berdiri dari duduknya, mengambil handuk yang ada di lemarinya.

"Ini Gus..", ia memberikan handuk itu untuk Hisyam

Stelah menerima handuk itu, Hisyam mencoba untuk mencium dahi Ayesha sebagai tanda permintaan maafnya.

"Maaf sudah membuat dek Yesha berharap", bisiknya

Ayesha terkejut ketika mendapatkan tingkah gus Hisyam yang seperti itu, pipinya berubah menjadi warna merah merona.

"Mulai sekarang panggil saya mas, karena saya suamimu bukan Gusmu lagi", pinta Gus Hisyam

"E-e-enjeh gus", Ayesha gelagapan karena ia salah tingkah

Hisyam tersenyum dengan melirik ke arah Yesha berdiri dan menaikkan satu Alisnya, pertanda ia mengingatkan Ayesha.

"Ouh.. e-enjeh mas", Ralat nya

Gus Hisyam keluar dari kamar Ayesha menuju ke kamar mandi.

Sementara Ayesha terduduk di tepi ranjangnya tersenyum-senyum karena ia masih salah tingkah melihat perlakuan Gus Hisyam kepadanya, ia tak menyangka akan hal itu.

"Astaghfirullah.... Astaghfirullah... Masyallah..", batin Ayesha dengan tersenyum-senyum sendiri, ia berusaha menepis kejadian tadi yang baru saja terjadi

"Mas Edaar... Yesha malu..", batinnya memanggil nama Haedar

Ayesha begitu manja pada kakaknya karena jarak umur Ayesha dan Haedar begitu jauh, mereka terpaut jauh 10 tahun jarak usianya, itulah kenapa Haedar begitu memanjakan adiknya.

Ayesha menunggu lama di dalam kamarnya, ia berharap dapat menenangkan dirinya agar ketika gus Hisyam datang ia terlihat biasa saja, karena sekarang ia merasakan jantungnya yang berdetak begitu kencang.

Tak lama kemudian Gus Hisyam datang ke kamar Ayesha.

Ia melihat wajah ning Yesha yang menundukkan kepalanya dan tersenyum malu seperti orang salah tingkah.

"Masyaallah...", ucap Gus Hisyam

Ayesha terkejut dengan sepontan ia mendongakkan kepalanya melihat ke arah Hisyam yang berdiri di sampingnya

"Eh.. G-Gus Hisyam", kagetnya

"Hmm siapa?...", tanya Hisyam sambil mengangkat satu alisnya

"emm maksud saya mas Hisyam", Ralat Yesha, mungkin karena ia sudah terbiasa memanggil Hisyam dengan sebutan itu

Hisyam duduk di samping Yesha, ia ingin mengatakan sesuatu pada Yesha,
"Yesha... saya sudah mencintai mu, sejak beberapa jam yang lalu", jujur Hisyam

Yesha terkejut,kenapa bisa secepat itu Hisyam mencintainya?

"Jikalau kamu belum bisa mencintai saya sebagai suamimu, maka cintai saya sebagai kakakmu seperti rasa cinta dan sayangmu pada almarhum Gus Haedar", Ujar Hisyam

"Mas... sebenarnya Yesha merasakan hal yang sama pada Mas Hisyam, seperti apa yang Mas Hisyam rasakan saat ini", Kata Yesha memberanikan diri untuk berucap jujur

Senyum mereka saling bertemu dan mata mereka saling menatap.

"Siapa yang sanggup ketika senyumku dan senyummu saling bertemu, sekaligus mataku dan matamu saling memandang", batin Ayesha, jantungnya bergetar dengan hebat

"Saya siap siap ke masjid yah.., dek Yesha ikut jaama'ah atau di Ndalem saja?", tanya Hisyam

"Nanti Yesha nyusul njeh m-mas, Yesha ambil wudhu dulu", jawab Yesha, ia masih kaku dan tak terbiasa memanggil Hisyam dengan sebutan "Mas"

Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang