Bagian 23

1.7K 68 1
                                    

🌼🌼🌼🌼

Setelah melaksanakan sholat isya kini Ayesha dan Hisyam kembali ke kamar, Ayesha masih terpikirkan oleh kejadian tadi sore, ia merasa tak enak hati kepada Sahabatnya.

"Kenapa?.. masih mikirin yah yang tadi?", tanya Hisyam yang tengah melihat istrinya terdiam dan melamun

"Mas.. Yesha jahat kan?, Yesha gak baik kan?, Yesha gak bisa jadi teman yang baik kan mas?", tanya Ayesha yang masih terbayang dan teringat jelas kata kata Annisa

"Astaghfirullah.. sudah sayang nggak usah di pikirin lagi yah, kamu baik banget, kamu sabar kok, kamu juga penyayang, hanya saja orang yang iri denganmu yang memandangmu sebagai seorang penjahat", ucap Hisyam sembari mengelus lembut kedua pipi Ayesha

Kini Ayesha menangis, ia masih merasa bersalah, ia tak mau jika Annisa membencinya, ia takut Annisa dendam kepadanya.

"Hiks ... mas... Yesha nggak baik mas, Yesha nggak pantes jadi istrinya mas Hisyam, Yesha sudah merebut mas Hisyam dari shabat Yesha sendiri, Yesha nggak mau dia dendam dan benci ke Yesha", ucap Ayesha dengan menangis, hatinya ikut sakit mengingat perkataan Annisa

"Hey.. nggak baik ngomong seperti itu, istighfar yah ini sudah kehendak Allah, kamu bukan seorang pelacur yang merebut kekasih orang karena saya dan dia tidak memiliki hubungan apapun Yesha, Hanya saja dia yang berharap lebih kepada saya hingga saya di anggap kekasih olehnya", ucap Hisyam sembari memeluk istrinya dan mengelus lembut rambut Ayesha, sesekali ia juga mencium kening Ayesha

Ayesha masih menangis, entah kenapa perkataan Annisa kini menyakiti hatinya, padahal sudah lama mereka bersahabat lantas kenapa persahabatan ini hancur hanya karena sebuah rasa cinta .

"Sudah.. jangan nangis lagi yah, mas nggak akan ninggalin kamu, mas hanya milik kamu, jangan sedih lagi, kita selesaikan masalah ini baik baik", ucap Hisyam

Ayesha melepas pelukan Hisyam dan menatap wajah Hisyam.

"Mas.. jika kata maaf tidak bisa memperbaiki persahabatan saya dengan Annisa, apa mas bersedia menikahinya juga?", tanya Ayesha

Hisyam terdiam ia terkejut dengan pernyataan Istrinya.

"Nggak.. demi Allah mas takut tidak bisa menjadi pemimpin yang adil jika mas berpoligami", ucap Hisyam menolak pernyataan Ayesha

"Tapi mas.. Dia sahabat Yesha", ucap Ayesha

"Kamu tau apa arti persahabatan itu?..", tanya Hisyam

"Pertemanan yang setia mungkin", jawab Ayesha

Hisyam menggeleng sembari sedikit tertawa karena jawaban polos dari istrinya.

"Tidak hanya pertemanan yang setia dek Yesha.. persahabatan itu jika kamu bahagia sahabatmu seharusnya ikut bahagia, begitupun sebaliknya jika kamu bersedih maka sahabatmu juga ikut bersedih, kamu dan dia memang tidak sedarah tetapi hatimu dan hatinya memiliki perasaan yang sama, sama-sama mengerti, sama- sama bisa merasakan apa yang di rasakan sahabatnya", ujar Hisyam sembari membelai lembut rambut hitam panjang milik Ayesha

"Terus Annisa?.. apa dia sahabat Yesha?", tanya Ayesha bingung

"Selama ini pertemanan mu memang lama dengannya, tetapi tidak dengan ketulusannya, seharusnya dia bahagia mendengar kabar ini walau dari lubuk hati yang paling dalam dia tak rela, seharusnya dia mengerti ini sudah menjadi takdir Allah, dan dia tak pantas untuk memaksa kehendaknya", tutur kata Hisyam begitu lembut hingga membuat hati Ayesha luluh.

Ayesha mengangguk, faham maksud perkataan Hisyam.

"Jangan di pikirin lagi yah, nggak baik pikirin masalah terus, mending mikirin mas Hisyam", goda Hisyam membuat Ayesha sedikit terkekeh dan salah tingkah.

Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang