Setelah itu mereka pun beranjak pergi ke dalam mobil, tak lupa ia berpamitan juga kepada pak Rozak selaku arsitek di sini.
Di dalam mobil Ayesha sedikit resah, rasanya ia ingin mencium aroma khas semen tadi, hanya saja ia merasa tak enak hati kepada Hisyam karena sebelumnya tadi Hisyam sudah menawarkan untuk melanjutkan kegiatan mencium aroma semen atau pulang, tetapi Ayesha malah memilih untuk pulang.
Hisyam menatap wajah Ayesha dan menolong Ayesha untuk memasangkan seat beltnya. Hisyam memperhatikan Ayesha ia rasa ada yang Ayesha inginkan tapi Ayesha tak berani meminta kepadanya.
"Kamu mau apa?, Kayaknya ada yang di pengen, kamu resah mikirin apa sayang?", tanya Hisyam
Ayesha diam sembari menatap Hisyam dan sedikit ragu untuk menjawabnya.
"Aduh kok peka sih, masa aku harus nyuruh mas Hisyam bungkusin semen basah", Batin Ayesha sedikit resah ia sembari menggigit bibir bawahnya
"Minta apa hmm?", tanya Hisyam sekali lagi dengan mendekatkan wajahnya ke arah Ayesha
"M-mas Hisyam nggak marah kan?", tanya Ayesha
"Nggak.. kenapa mas marah?, emang mau apa?", tanya Hisyam sekali lagi
"mm.. Yesha boleh nggak minta ke mas Hisyam buat bungkusin semen basah tadi, dikit.. aja, boleh yah", ucap Ayesha sembari menunjukkan Ekspresi gemasnya kepada Hisyam
Hisyam terkekeh geli mendengar permintaan istrinya.
Hisyam mendekatkan wajahnya ke arah perut Ayesha, sembari sedikit berbicara kepada calon buah hatinya yang masih berusia 1 Minggu ini.
"Assalamualaikum calon anak Umma Abi, kamu pengen cium aroma semen basah yah?, wah masyaallah abi curiga kamu kalok udah lahir di bumi cita citanya jadi arsitek bangunan hehehe", celoteh Hisyam sembari mengelus pelan perut Ayesha
Ayesha sedikit terkekeh melihat suaminya, gemas sekali menurut Ayesha.
"Tunggu di sini yah, mas turun sebentar mas bungkusin semen basah buat kamu dan calon buah hati abi", ucap Hisyam
Ayesha tersenyum bahagia mendengar ucapan Hisyam.
"Ya Allah.. terimakasih sudah memberi saya jodoh sebaik beliau ", batin Ayesha bahagia dan sedikit terharu
Setelah beberapa menit kemudian Hisyam datang ia mulai berjalan menuju ke arah mobil sembari membawa plastik kecil berisi semen basah itu, raut wajah Hisyam agaknya bahagia, Hisyam tersenyum lebar sembari berlari kecil menuju ke arah mobil, Ayesha melihatnya dari dalam mobil melalui kaca jendelanya.
Pintu mobil terbuka, Ayesha begitu bahagia melihat Hisyam yang membawakannya semen basah itu.
"Horee!!", sorak Ayesha sembari bertepuk tangan
"Seneng banget kamu", ledek Hisyam sembari terkekeh geli
Ayesha langsung meminta semen basah itu pada Hisyam.
"Makasih mas Hisyam, yang baik, ganteng, manis, mancung, peka, suami akuu", puji Ayesha karena ia merasa bahagia
Hisyam tersenyum bahagia melihat istrinya bahagia, ia sambil mencubit lembut pipi milik Ayesha.
"Kamu tau pas mas minta semen basah tadi nggak?", tanya Hisyam
"Nggak tau", jawab Singkat Ayesha sembari sibuk mencium aroma semen basah itu
"Tukang bangunannya tadi sampe bengong semua lihat mas, terus nanya 'buat apa pak Hisyam?', mas jawab buat bangun rumah pak", ucap Hisyam sedikit terkekeh geli
Ayesha ikut terkekeh mendengar cerita dari suaminya.
"Emang bisa semen sedikit kayak gini buat bangun rumah?, mas ada ada aja", ucap Ayesha sembari tertawa cekikikan
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going)
Teen Fiction****** Ayesha Farah Inayah seorang putri bungsu Gus Ashraf dan ning Humairah, adik kesayangan Gus Haedar, Cucu pemilik pesantren Ar-roudloh. Kecantikannya, kesabarannya membuat semua santri dan para abdi pesantren Kyai Hasan terpesona, membuat merek...