Bagian 6

2.5K 100 2
                                    

Ayesha duduk di tepi ranjangnya, ia masih ragu dan malu untuk membuka mukenah di depan suaminya.

Hisyam pun ikut duduk di tepi ranjangnya, dan seperti apa yang ia bilang tadi sore bahwa ia ingin bersandar di pundak Ayesha.

Hisyam menaruh pelan kepalanya di pundak Ayesha.
Ayesha terkejut ketika kepala Gus Hisyam mulai bersandar di pundaknya.

"Mas..?", heran Ayesha

"Iyah.. kenapa hm?", tanya Hisyam

"Saya kira mas Hisyam cuma bercanda soal tadi sore", ucap Ayesha

"Saya tidak pernah bercanda soal perasaan saya, jika saya benar benar suka dengan seorang wanita, maka itu memang benar, makannya saya takut jika saya salah menaruh perasaan saya pada orang yang tidak tepat dek, seperti beberapa hari yang lalu, nyatanya saya di tolak oleh Dzira", curahan hati seorang Hisyam pada sang istri

Ayesha tersenyum, ia mengelus pipi Hisyam yang sedang bersandar di pundaknya.

"Dan ternyata memang benar apa yang di katakan oleh Abah, abah sering bilang ke saya jika saya merasa kecewa beliau selalu berkata 'Syam.. Allah itu sebaik-baiknya tuhan yang merencanakan sesuatu hal yang tidak dapat kita ketahui, serahkan saja semuanya kepada Allah, tugas kita hanya berdoa dan beribadah kepada-Nya, mungkin hari ini kamu kecewa, kamu bersedih, tapi insyaallah suatu hari nanti kamu akan tersenyum bahagia karena hasil dari usaha dan prosesmu saat ini', dan apa yang di katakan Abah itu benar", ujar Hisyam

Hisyam mengangkat kepalanya, ia duduk tegap di hadapan Ayesha, dan ia menatap mata Ayesha.

"Dek.. jangan pernah mengecewakan orang yang memang sudah benar-benar mencintaimu dengan tulus, karena jika ia sudah merasakan kekecewaan yang begitu mendalam, maka orang itu akan merasakan trauma, dan mungkin saja orang itu tidak akan pernah mau merasakan rasa cinta lagi kepada orang yang ingin ia cintai", ujar Hisyam

Mata coklat Ayesha membulat menatap dalam mata hitam milik Hisyam.

"Apa setelah ning Nadzira menolak cinta mas Hisyam, Mas Hisyam merasa trauma?", tanya Ayesha

Hisyam mengangguk pelan

"Dan setelah Haedar memberi amanah kepada saya untuk menikahimu, sejujurnya saya tidak yakin jika kamu akan menerima amanah dari Haedar, karena waktu itu saya berfikir apa kamu mau menerima saya sedangkan orang yang dulu pernah saya cintai saja menolak cinta saya", Ucap Hisyam

"Dan dengan terang-terangan kamu meminta saya untuk menikahimu, dari situlah saya meyakinkan diri untuk mencintaimu, dan meyakinkan diri bahwa Allah telah menentukan jodoh yang sebenarnya untuk saya", sambung Hisyam

Ayesha mendengar dengan seksama apa curhatan Suaminya saat ini. Ia tau suaminya pernah merasa putus asa karena cinta.

Ayesha perlahan menggenggam tangan Hisyam.

"Mas.. jangan pernah menilai kesalahan yang sama dari satu orang untuk orang lain yang tidak pernah berniatan sama sekali untuk melukai hatimu, mungkin itu hanya satu wanita yang menolak cintamu saat itu, tanpa mas sadari ada wanita lain yang sudah lama memendam perasaannya sendiri bahkan berusaha mengalah demi orang yang mas cintai saat itu", ucap Ayesha ia menggenggam tangan Hisyam lalu mengelus punggung tangan Hisyam

Mata Hisyam berkaca-kaca ia langsung memeluk tubuh Ayesha.

"Yakinkan saya bahwa cinta tulus benar benar ada dek", ucap Hisyam dengan memeluk erat tubuh Ayesha dengan mengelus lembut kepala Ayesha

Ayesha tersenyum pada Hisyam, ia mengangguk pelan meng-iyakan permintaan Hisyam.

Hisyam ikut tersenyum, betapa manisnya senyuman Ayesha di matanya, dengan perlahan ia mencium dahi milik Ayesha, lalu ia mencium pelan bibir milik Ayesha.

Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang