Di hari sabtu ini Hisyam benar benar bahagia, tak terasa esok hari ia akan menjemput pujaan hatinya.
Hisyam menikmati suasana pagi dengan Ahmad keponakannya, ia memberi makan ikan-ikan yang ada di kolam ikan dekat taman pesantren, ini aktifitas Hisyam setiap pagi setelah ia pulang dari Mesir, hanya sekedar mengisi waktu senggang dan agar tidak merasa bosan..
"Ammi.. nanti kita pelgi ke yumah mbak yecha kan?", tanya Ahmad sambil sibuk memberi makan ikan ikan koi itu
"Besok yah Ahmad.." jawab Hisyam dengan nadanya yang lembut
"Amad kan mau cekalang Ammi", ucap Ahmad dengan sedikit merengek
"Besok Ammi ajak Ahmad ke rumah mbak Yesha yah.. kalau sekarang belum bisa anak gantengnya Abi Husein", bujuk Hisyam sambil mengelus pelan pipi keponakannya
"Ammi jahat!, Ammi ndak cayang Ammad!", Ahmad mulai merajuk dan berlari sambil menangis kencang
Hisyam mengelus dadanya, ia tau keponakannya yang satu ini sangat tidak sabar bertemu dengan Ayesha.
Hisyam pun mulai mengejar Ahmad yang tengah berlari menuju Ndalem."Ahmad... jangan lari nak!", teriak Hisyam sambil berlari cukup kencang
Kyai Hasan yang tengah duduk di teras rumahnya sambil menikmati teh hangat buatan istrinya ikut terkejut melihat cucunya yang menangis.
"Ahmad ... kenapa?, ada apa le?", tanya Kyai Hasan
Ahmad menghampiri kyai Hasan, lalu bercerita kenapa ia menangis.
"Mbah kung... hiks.. hiks.. Ammad mau main cama Mbak yecha, antal Ammad mbah kung", ucap Ahmad supaya kakeknya ini mau mengantarkan dia kerumah Ayesha
Hisyam pun sampai di teras Ndalem, menghampiri keponakan dan Abahnya dengan nafas yang tersengal-sengal akibat berlari mengejar si kecil Ahmad.
"Ahmad sabar yah le.. kita ke rumah mbak yesha besok yah..", ucap Kyai Hasan membujuk cucu kesayangannya
Mendengar kata besok Ahmad jadi menangis, padahal kemarin ia sudah berharap agar ketika ia tidur di rumah kakek neneknya di pagi harinya Hisyam akan membawa ia pergi ke rumah Ayesha.
Hisyam mulai duduk bersimpuh menyesuaikan tinggi badannya dengan Ahmad.
"Ahmad.. telpon mbak Yesha yuk.. Ahmad kangen mbak Yesha kan?", ucap Hisyam mencoba menenangkan keponakannya
Ahmad hanya mengangguk pelan, sambil mengusap-usap air matanya.
Hisyam mulai mengambil handphone dari kantongnya.
Telpon via Vidio call pun di mulai, tak lama dari itu Ayesha mengangkat Vidio call tersebut.
"Assalamualaikum..", Salam Hisyam
"Wa'alaikumsalam mas..", jawab Ayesha sambil tersenyum
Hisyam mulai mengarahkan kamera handphonenya ke arah Ahmad yang sedang menangis.
"Gus Ahmad kenapa nangis?", tanya Ayesha
"M-mbak Yecha ayo main.. Amad ndak ada temen mainna", ucap Ahmad sambil menangis
"Ammi kan ada sayang.. kenapa nangis", ucap Ayesha dengan lembut
"Ndak mau.. Ammi ndak seluu".
Ayesha sedikit terkekeh mendengar ucapan Ahmad.
"Ouhh gitu yah.. jadi ammi nggak seru kalok main sama Ahmad?", tanya Hisyam yang ada di samping Ahmad
"Iyah.. ndak selu, bosen ", ucap Ahmad dengan sedikit memanyunkan bibirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going)
Teen Fiction****** Ayesha Farah Inayah seorang putri bungsu Gus Ashraf dan ning Humairah, adik kesayangan Gus Haedar, Cucu pemilik pesantren Ar-roudloh. Kecantikannya, kesabarannya membuat semua santri dan para abdi pesantren Kyai Hasan terpesona, membuat merek...