Bagian 15

2K 85 0
                                    

Setelah itu Ayesha kembali ke kamarnya, ia di kejutkan oleh Hisyam yang berdiri di depan pintu masuk kamar Ayesha.

"Duar..!".

"Astaghfirullah!", kaget Ayesha

Hisyam tertawa jahil karena melihat raut wajah Ayesha yang begitu lucu.

"Mas.. jangan gitu dong", Ayesha marah tapi masih menggunakan nada yang lembut, tidak membentak kepada Hisyam

"Tahajud mbak.. ambil wuduh sana, mas tunggu", ucap Hisyam

Ayesha hanya mengangguk menuruti perintah Hisyam.

Setelah mengambil air wudhu Yesha kembali ke kamarnya dan melaksanakan shalat Tahajud bersama Hisyam.

"Sudah?", tanya Hisyam memastikan apakah makmumnya sudah siap

"Njeh mas".

Hisyam begitu khusyuk, ia begitu merindukan momen ini bersama Ayesha.
Setelah melaksanakan sholat tahajud Hisyam merebahkan tubuhnya di kasur yang nyaman itu.

Ayesha menghampiri Suaminya yang tengah terbaring, dan ia berinisiatif untuk memijat suaminya karena ia tau perjalanan jauh pasti membuatnya sedikit lelah.

"Mas.. mas pasti capek yah", ucap Ayesha

Hisyam membuka matanya lalu tersenyum menatap wajah bidadari di sampingnya itu.

"Lumayan capek.., adek mau pijit mas?", tanya Hisyam

"Iyah, kan istri yang shalihah harus berbakti kepada suaminya", ucap Ayesha sambil tersenyum manis

Hisyam pun beranjak dari tidurnya.

"Masyaallah...., pinter banget anaknya abi Ashraf, adiknya mas Haedar, istrinya Ahmad Hisyam Alfarizqi", ucap Hisyam sejelas-jelasnya sembari mengelus kepala Ayesha dan menoel hidung mancung Ayesha

Ayesha terkekeh mendengar ucapan Suaminya.

Sembari memijat pundak suaminya Ayesha bertanya tanya pada Hisyam.

"Mas.. apa selama mas Hisyam di Pesantren mas sempat tergoda oleh santriwati khadimatnya Abah?", tanya Ayesha

"Nggak sayang.. bagaimana mas bisa tergoda oleh wanita lain , sedangkan istri mas sendiri secantik bidadari ", ucap Hisyam sedikit menggoda Ayesha

Ayesha tersenyum salah tingkah.

"Tapi ada satu santri khadimat yang bilang ke saya kalau dia suka sama saya", jujur Hisyam

Ayesha terkejut, ia sempat cemburu mendengar ucapan Hisyam.

"Lalu mas Hisyam menjawab apa?, apa selama satu Minggu itu mas Hisyam sudah mengabarkan tentang pernikahan kita di pesantren An-Najah?, atau malah mas Hisyam merahasiakan pernikahan kita?", tanya Ayesha

"Lalu saya menjawabnya bahwa saya sudah mencintai orang lain,kamu lah orangnya tapi mas belum sama sekali memberi kabar di kalangan pesantren An-Najah tentang pernikahan kita ", Jawab Hisyam

"Kenapa mas?, apa alasan mas Hisyam?", tanya Ayesha sedikit menaikkan nada bicaranya

"Karena 1 minggu lalu kita menjalani hubungan jarak jauh, mas tidak berani mengabarkan pernikahan kita sebelum mas membawa kamu pulang ke Semarang, mas takut kabar itu hanya di anggap omong kosong oleh santri santri di sana", jawab Hisyam

Ayesha sedikit tenang mendengar penjelasan dari Suaminya.

"Apa kamu marah?", tanya Hisyam

Ayesha terdiam mendengar pertanyaan Hisyam, ia sadar bahwa baru saja ia sempat termakan oleh api cemburu dan amarahnya.

Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang