🌼🌼🌼🌼
Tak terasa sudah 4 hari ini Ayesha tidak merasakan keberadaan Hisyam di sampingnya, rasanya rindu sekali mendengar tawa langsung dari Hisyam dan juga merasakan tangan Hisyam yang sering sekali mengelus lembut pipi atau puncak kepalanya, ia merenung sendiri di kamarnya, menunggu sang kekasih menelponnya.
Tuning!... Tuning!..
Handphonenya berdering, Ayesha pun segera mengangkat telpon itu.
"Assalamualaikum mas".
"Wa'alaikumsalam, adek baik baik saja kan?", tanya Hisyam dari sebrang sana
"Alhamdulillah.. mas gimana?, baik-baik saja kan?, nggak nakal kan?", Ayesha terus bertanya di iringi gelak tawanya mengenai kabar Hisyam
"Alhamdulillah baik, nakal gimana dek?.." heran Hisyam
"Yesha takut kalau ada yang deketin mas Hisyam di sana, Yesha pencemburu mas", ucap Ayesha dengan nada manjanya
"Masyaallah.. mas suka kalau kamu cemburu seperti ini", kata Hisyam
"Maksudnya?", heran Ayesha
"Iyah.. jika rasa cemburu itu ada di antara kita berdua, artinya kita saling menyayangi satu sama lain, kan kata abah jika dapat istri atau suami yang tidak pernah cemburu maka berhati-hatilah bisa jadi dia sudah tidak mencintaimu lagi", ucap Hisyam
"Ouh gitu yah mas?.. berarti sifat pencemburu dari seorang istri itu wajar kan?".
"Iyaah bener", Jawab Hisyam, ia tersenyum mendengar suara istrinya walau kini mereka tidak dapat bertemu secara langsung.
Tentang pernikahannya santri di pesantren An-Najjah tidak ada yang mengetahui, bahkan kakak kandung Hisyam alias Gus Husein tidak mengetahui bahwa kini Hisyam telah mempunyai seorang istri. Hisyam sengaja tidak memberi kabar di kalangan pesantren An-Najjah tentang pernikahannya dengan Ayesha.
🌼🌼🌼🌼
Hisyam tak sabar untuk segera menjemput Ayesha di Surabaya, sudah 5 hari ini ia sendiri tanpa ada kehadiran sosok Ayesha, bahkan herannya semua santri mencari-cari keberadaan Ayesha karena Ayesha sang Khadimat yang sering sekali sibuk membuat makanan untuk seluruh santri di pesantren milik Kyai Hasan, tak heran jika Ayesha terus di cari-cari oleh santri santri di sana karena mereka merindukan masakan khas buatan Ayesha.
Pagi ini gus Husein datang, ia berkunjung di pesantren milik Abahnya bersama sang Istri dan kedua putranya Gus Ahmad Zafran Abdillah yang kini masih berusia 3 tahun dan Gus Ahmad Nabhan Abdillah yang kini masih berusia 1 tahun.
Gus Ahmad berlari menghampiri Hisyam.
"Ammiii...", panggilnya untuk Hisyam
"Ammi.. antal Amad Ammi, Ayo antal Amad", Ahmad terus merengek menarik-narik tangan Hisyam, entah ia ingin pergi ke mana
"Gus Ahmad mau kemana?, di sini saja itu ada mbah kung, sama mbah uti", ucap Hisyam
"Ahmad.. kamu ndak kangen sama mbah kung toh le?", tanya Kyai Hasan.
"Ahmad, salim dulu sama mbah kung dan mbah uti yah", ucap Ning Zahra dengan lembut kepada putranya
Gus Ahhmad Zafran pun lari ke arah kakek dan neneknya, setelah mencium tangan kakek neneknya Ahmad kembali berlari ke arah Hisyam berdiri, dan ia terus merengek meminta Hisyam mengantarnya entah pergi ke mana.
"Ammi.. antal Amad, ayoo Ammi", rengek Ahmad sambil mengayunkan tangan milik Hisyam
"Iyah.. iyah ... ayo, gus Ahmad mau kemana hmm?", Hisyam pasrah dan akhirnya ia menuruti permintaan keponakannya
Hisyam keluar dari rumahnya mengikuti kemana Ahmad membawanya.
"Ammi.. ammad mau main cama mbak yecha", ucap Ahmad dengan raut wajahnya yang begitu bahagia
Hisyam berhenti karena ia mengetahui bahwa Ayesha masih belum kembali ke pesantrennya
Ahmad yang sedari tadi menggandeng tangan Amminya dia ikut berhenti, Hisyam pun berjongkok menyesuaikan tingginya dengan keponakannya itu, ia memberi tahu bahwa Yesha masih pergi dan belum kembali ke pesantren ini.
"Gus.. Mbak Yesha belum balik ke sini lagi, Mbak Yesha masih pulang ke rumahnya", ucap Hisyam dengan lembut
"Hah ..?, kemana mbak Yecha ammi?", tanya Ahmad
"Mbak Yesha pulang ke Surabaya", jawab Hisyam
Mendengar hal itu Ahmad jadi menangis, karena Ayesha lah salah satu khadimat yang selalu menemani Ahmad bermain di taman pesantren.
"Huaaa ammi ... mau main cama mbak Yecha amii", ucap Gus Ahmad, ia mulai menangis kencang
"Main sama ammi aja yah.. ahmad mau?", ucap Hisyam berusaha membujuk keponakannya
"Ammi.. a-antal a-amad ke yumah mbak Yecha, ayoo ammi, antal Ammad", dengan menangis sesenggukan Ahmad meminta Hisyam mengantarkannya ke rumah Ayesha
"Jangan.. rumah mbak Yesha jauh , minggu besok kita ke rumah mbak Yesha yah, Ahmad mau ikut?", ucap Hisyam berusaha untuk membujuk keponakannya
Mendengar kalimat "jauh" Ahmad jadi menangis, ia tahu bahwa artinya ia tidak akan bisa pergi ke rumah Ayesha.
"Huaaaaaa ammi.. amad mau main cama mbak Yecha.. Ayo ammi", Ahmad terus menarik tangan Hisyam
Hisyam yang melihat keponakannya itu menangis ia langsung menggendongnya, membawa Ahmad pergi ke toko yang ada di sebrang pesantrennya sana untuk membeli sebuah ice-cream agar keponakannya itu berhenti menangis.
"Ahmad mau ice-cream?, ayo beli ice cream yok", ucap Hisyam sambil menggendong keponakannya
"T-tapi.. ammad uga mau mbak yecha ammi", ucap Ahmad terus menerus meminta Ayesha kembali
"Iyah.. besok yah", ucap Hisyam membujuk keponakannya
Ahmad pun kembali tersenyum mendengar jawaban Amminya.
"Yeaaay makaci ammi, besok ammad ke yumah mbak yecha kan ammi?, ammi mau antal ammad kan ammi?", Ahmad terus menanyakan kebenaran itu pada Hisyam
"Iyaah Ahmad.. minggu kita ke rumah mbak yesha yah", jawab Hisyam dengan nada bicaranya yang begitu lembut
"Yesss Horee", sorak Ahmad bahagia
Bismillah
Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk tinggal kan jejak di cerita ini, vote cerita ini, butuh banget nih dukungan dari para readers untuk terus meng update cerita baru tentang Kisah cinta ning Ayesha.
Masyaallah tabarokallah, nggak kerasa udah lebaran yah, Minal Aidzin Wal Faidzin semuanya maafin mimin yah kalau mimin jarang update xixixixi,gimana nih pasti kalian nungguin ending berikutnya dari kisah ini kan??, baca terus yuk, jangan lupa vote juga🤗_ Author
Catatan: Komen jika cerita ini menarik atau perlu di perbaiki!!
Instagram:watpad0308
____________
24 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going)
Teen Fiction****** Ayesha Farah Inayah seorang putri bungsu Gus Ashraf dan ning Humairah, adik kesayangan Gus Haedar, Cucu pemilik pesantren Ar-roudloh. Kecantikannya, kesabarannya membuat semua santri dan para abdi pesantren Kyai Hasan terpesona, membuat merek...