Kini Ayesha dan Hisyam kembali ke Ndalem bersama Ahmad, Gus Husein dan Ning Zahra. Ning Zahra dan Gus Husein berjalan di belakangnya, melihat betapa gembiranya Ahmad bersama Ayesha dan Hisyam.
"Pagi nanti kita cari Wedding organizer yah", ajak Hisyam
Ayesha tersenyum dan mengangguk.
"Ammi ammi.. Ammad ikut boleh ndak?", tanya Ahmad
"Ahmad di rumah saja yah, ndak bole ikut ammi", ucap ning Zahra melarang putranya
"Tapi bunda.. ammad mauu ", rengek Ahmad
"Ahmad nanti pergi sama abi, no ikut Ammi", ucap Husein ikut melarang putranya
"Ndak mau.. mau cama Ammi", rengek Ahmad
"Mbak Zahra.. Uda gapapa mbak, biar Ahmad ikut saja", kata Ayesha dengan tersenyum manis kepada kakak iparnya
"Boleh yah bundaa, plisss yah", ijin Ahmad memohon kepada bundanya
Gus Husein dan Ning Zahra menatap satu sama lain, tadinya ia melarang Ahmad ikut supaya Ayesha dan Hisyam tidak kerepotan menjaga Ahmad yang kini sangat aktif sekali.
"Yah sudah bunda izinin, tapi Ahmad janji yah, Ahmad gak boleh nakal nurut sama Ammi Hisyam dan Amma Yesha yah", ucap Zahra sambil mengulurkan jari kelingkingnya
"Janji bunda..", Jawab Ahmad begitu bahagia
Matahari sudah mulai memunculkan sinarnya, menghangatkan suasana pesantren Ar-Roudloh.
Ayesha, Hisyam, dan Ahmad kini bersiap untuk pergi ke tempat pemilik Wedding organizer.
"Dek.. sudah?", tanya Hisyam
"Sudah mas", jawab Ayesha dengan melukis senyuman manis untuk suaminya
Mereka menghampiri Ning Humairah dan Gus Ashraf untuk berpamitan.
"Ummi.. Abi.. Hisyam dan Ayesha ijin pergi sebentar nggih", ucap Hisyam berpamitan
"Iyah le.. hati-hati yah", ucap Ning Humairah
Mereka berdua mencium tangan Gus Ashraf dan Ning Humairah.
"Assalamualaikum..", salam Ayesha dan Hisyam
"Wa'alaikumsalam".
Di dalam mobil Ahmad begitu gembira ia bercanda tawa bersama Ayesha, sekaligus bercerita pada Ayesha. Gus Hisyam yang melihat betapa akrabnya Gus Ahmad dan Ayesha dia tersenyum seakan terlukis bayangan masa depannya bersama sang istri nanti.
"Amma.. ammad laper", keluh Ahmad yang ada di pangkuan Ayesha
"Mas.. kita makan dulu yah, kita tadi belum sarapan, gus Ahmad lapar", ucap Ayesha
"Boleh.., kita cari tempat makan yah", ucap Hisyam
Tak lama dari itu Hisyam menemukan sebuah restoran di sebrang jalan sana.
Kini mobil miliknya sudah terparkir rapi di depan restoran yang bernuansa kolam ikan itu, karena memang menu makanannya dominan menggunakan ikan."Amma.. Ammad mau makan ikan bakal", ucap Ahmad
"Oky Ahmad", kata Ayesha sembari mengacungkan jari jempolnya
Setelah menunggu cukup lama ikan bakar pun sudah siap untuk di makan, pelayan sudah mengantarkan makanan yang Hisyam dan Ayesha pesan.
"Selamat menikmati pak, buk", ucap pelayan dengan ramah
"Makasih mas..", ucap Hisyam
"Sama sama".
Hisyam terdiam dan bingung, mengapa ia di panggil pak oleh pelayan tersebut, apa wajahnya terlihat begitu tua di mata pelayan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going)
Teen Fiction****** Ayesha Farah Inayah seorang putri bungsu Gus Ashraf dan ning Humairah, adik kesayangan Gus Haedar, Cucu pemilik pesantren Ar-roudloh. Kecantikannya, kesabarannya membuat semua santri dan para abdi pesantren Kyai Hasan terpesona, membuat merek...