Bagian 9

1.8K 85 0
                                    

Kini mobil Hisyam telah memasuki kawasan pesantren An-Najjah.

Hisyam pun memarkirkan mobilnya di depan Ndalem, di sana ada beberapa santri Ndalem yang menyambut kedatangan keluarga Hisyam.

"Assalamualaikum kyai", salam ketua pengurus pesantren, namanya Kang Amir

"Wa'alaikumsalam, pesantren kemarin masih aman?, nggak ada kendala mir?", tanya Kyai Hasan

"Alhamdulillah kyai, masih bisa di atur seperti biasanya", jawab kang Amir

Kyai Hasan tersenyum kepada kang Amir.

"Yah sudah, abah sama ummi masuk dulu yah", Ucap Kyai Hasan

"Njih Kyai".

Hisyam menghampiri Amir, lalu memberikan kunci mobil pada Amir.

"Kang.. minta tolong yah taro di garasi", Pinta Hisyam

"Ouh siap Gus", kata Kang Amir

"Terimakasih yah kang", ucap Hisyam

"Njeh gus, sama-sama", ucap kang Amir

Hisyam pun masuk ke dalam rumahnya, ia bersantai sejenak di ruang tamu bersama Abahnya.

"Le.. jadi gimana acara walimatul ursy kamu dan Ayesha?, kita laksanakan di Surabaya saja?", tanya Kyai Hasan

"Njeh bah, kalau bisa di sana saja, atau nanti Hisyam tanyakan kepada Ayesha", ucap Hisyam

"Yah sudah kalau begitu", ucap Kyai Hasan

Hisyam hanya tersenyum ke arah abahnya.

Tiba-tiba ada salah satu khadimat yang datang ke ndalem, untuk menyambut kedatangan keluarga kyai Hasan, dan menghidangkan 3 cangkir teh hangat untuk keluarga kyai Hasan.

"Assalamualaikum.. ini saya buatkan teh hangat untuk abah kyai, ummi Khadijah, dan gus Hisyam", ucap Annisa

"Terimakasih yah nduk", ucap Ummi Khadijah

Annisa hanya tersenyum, sesekali ia melirikkan pandangannya kepada Hisyam, namun sayangnya Hisyam hanya menundukkan kepalanya seolah ia tak mengetahui akan hal itu.

"Sama-sama Ummi, kalau begitu saya kembali ke dapur, assalamualaikum", pamit Annisa.

Annisa pun kembali ke dapur pesantren dengan perasaan yang begitu gembira, ia sangat bahagia melihat betapa tampan sekali putra bungsu Kyai Hasan.

"Astaghfirullah..", gumam Hisyam

"Kenapa Syam?", tanya Kyai Hasan

"Ngapunten bah, khadimat yang satu ini matanya genit banget bah, Hisyam jadi takut", ucap Hisyam

"Genit gimana toh le?", tanya Ummi Khadijah

"Genit Ummi, cari perhatian gitu sepertinya yah", ucap Hisyam dengan terkekeh kecil

"Owalah, yah nggak usah terlalu di gubris, godaan setan itu, biarkan saja", ucap Kyai Hasan

"Njeh bah..", ucap Hisyam

Setelah itu Kyai Hasan sedikit menyeruput secangkir teh hangat itu, sambil berbincang sedikit dengan keluarganya.

"Kok kalok di rasain tehnya ini beda yah sama buatan Ayesha", ucap Kyai Hasan

"Kenapa njeh bah?", tanya Hisyam penasaran

"Buatan Ayesha itu gulanya pas, nggak terlalu manis juga nggak terlalu hambar, jadi enak gitu, rasa teh dan aromanya juga bisa di nikmati", ucap Kyai Hasan

Sembari mendengar ucapan Kyai Hasan, Ummi Khadijah dan Hisyam ikut menyeruput secangkir teh hangat itu.

"Yang ini seperti kebanyakan gulanya", ucap Kyai Hasan dengan gelak tawanya

"Astaghfirullah.. udah bah, gak baik ngomong kayak gitu", ucap Ummi Khadijah

Hisyam dan Kyai Hasan hanya tertawa kecil.

"Astaghfirullah, iyah abah salah", ucap Kyai Hasan

🌼🌼🌼🌼


Suasana sore hari di pesantren An-Najjah begitu indah, langit senja yang sedikit berwarna jingga di hiasi dengan burung layang-layang yang berterbangan ke sana kemari bersama kawan-kawannya.

Hisyam kini tengah duduk di sebuah gazebo kayu jati yang ada di dekat taman pesantren, kini ia memegang handphone miliknya, hendak ingin menghubungi sang kekasih. Hisyam pun menekan nomor telepon Ayesha.

"Assalamualaikum..", salam Hisyam

"Wa'alaikumsalam mas", jawab Ayesha

" nggak kerasa udah 2 hari aja yah kita jauhan gini, mas kangen", ucap Hisyam

"Iyah mas.., meskipun jarak kita jauh, tapi mas Hisyam selalu ada di dekat Ayesha", ucap Ayesha dari sebrang sana

"Ada di hati kamu?", tanya Hisyam

"Ada di hati Yesha dan fikiran Ayesha, terus ada logo halalnya dan tulisan calon abi dari anak-anakku", ucap Ayesha dengan gelak tawanya

"Masyaallah, bisa aja kamu yah", ucap Hisyam sedikit gemas dengan istrinya

"Sayangnya mas gak bisa cubit pipi kamu kalo mas lagi gemes", ucap Hisyam

"Ihh jahat", celetuk Ayesha

Hisyam hanya tertawa mendengar istrinya.

Cukup lama mereka berbincang dan bercanda tawa sekaligus bercerita melalui telepon.

"Udah dulu yah sayang, nanti mas telpon lagi", ucap Hisyam

"Iyah mas".

"Assalamualaikum", salam Hisyam

"Wa'alaikumsalam", jawab Ayesha

Hisyam pun mematikan telponnya, kini ia beranjak dari tempat duduknya, lalu ia berjalan menuju Ndalem.

"Gus Hisyam!", panggil seorang wanita dari belakangnya

Hisyam pun menoleh melihat ke arah wanita yang memanggilnya itu.

"Assalamualaikum gus", salamnya

"Wa'alaikumsalam, apa ada keperluan penting?", tanya Hisyam dengan nada yang sedikit cuek dan dingin

"Boleh saya bicara?", tanya wanita itu yang tidak lain adalah Annisa, seorang khadimat yang pernah mengantarkan secangkir teh hangat untuk keluarganya.

"Silahkan", jawab Hisyam

"Gus sebenarnya sudah lama saya memendam perasaan suka saya ini kepada gus Hisyam, dan hari ini saya ingin mengungkapkannya", jujur Annisa

"Jangan membuang-buang waktu untuk mencintai orang yang tidak mencintaimu apalagi jika orang yang kau cintai sedang mencintai orang lain", ucap Hisyam

"Tidak perlu terlalu mengejar saya lagi yah.. semoga Allah memberi pengganti yang lebih baik dari saya", sambung Hisyam

Annisa terdiam, hatinya ngilu sekali karena Hisyam yang menolak cintanya.

"Assalamualaikum", salam Hisyam lalu ia pergi meninggalkan Annisa

"Wa'alaikumsalam Gus Hisyam", jawab Annisa

Bismillah

Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa untuk tinggal kan jejak di cerita ini, vote cerita ini, butuh banget nih dukungan dari para readers untuk terus meng update cerita baru tentang Kisah cinta ning Ayesha.

Masyaallah tabarokallah, nggak kerasa udah mau lebaran yah,gimana nih pasti kalian nungguin ending berikutnya dari kisah ini kan??, baca terus yuk, jangan lupa vote juga🤗_ Author

Catatan: Komen jika cerita ini menarik atau perlu di perbaiki!!

Instagram:watpad0308

____________

16 April 2023

Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang