Bagian 5

2.5K 103 0
                                    

"Yasudah.. saya wudhu dulu, bentar lagi sholat isya", ucap Hisyam

Hisyam berdiri di ikuti dengan Ayesha yang juga ikut berdiri.

Dari jendala masjid Wildan melihat semua kemesraan Gus Hisyam dan Ayesha.

"Ya Allah... kapan yah saya bisa begitu, pengen Ya Allah", ia tersenyum-senyum ketika melihat mereka berdua

"Sst!!, sampean niki lanopo?, ngintip-ngintip dosa lo", celetuk Zafran sambil berbisik-bisik

"Nggak papa Fran.. nanti saja saya cerita", Ucap Wildan, ia pergi dan menarik tangan Zafran

"Eh....".

Zafran di tarik oleh Wildan, ia di bawa pergi ke tempat berwudhu

"Kamu ini kenapa toh Wil?", Heran Zafran

"Tadi saya lihat Gus Hisyam sama Ning Yesha Fran", ucap Wildan berbisik ke arah Zafran

"Astaghfirullah Wil!", kaget Zafran

"Ssttt!, nggak kok nggak aneh aneh, saya iri aja, kagum sama beliau", kata Wildan

Tiba-tiba Hisyam datang sambil membenarkan lengan baju kokonya yang panjang.

"Ada apa ini rame-rame mas, kok istighfar di kamar mandi?", heran Hisyam

"Aduh.. ngapunten Gus, ini tadi lo Wildan ngagetin saya", bohong Zafran, tapi memang benar kenyataannya Zafran di buat kaget oleh cerita Wildan tadi

"Ouh hahaha", Hisyam terkekeh kecil

"Segera ambil wudhu yah mas, nanti adzan isya kalau mau", tawaran dari Hisyam

"Siap Gus.. saya mau kalau Adzan Isya", Saut Zafran

"Kalau saya bantu bunyiin bedug sama Iqamah saja Gus ", saut Wildan

Hisyam tersenyum melihat dua pengabdi Ndalem ini.

Zafran dan Wildan ini memang bersahabat sejak awal ia belajar di pesantren ini hingga ia mengabdi di pesantren ini, jikalau Zafran mendapat tugas, pasti Wildan juga ingin mendapatkan tugas dari kyai maupun uztadznya, bahkan pernah suatu ketika Zafran mendapat hukuman dari Uztadznya dan Wildan tak terima jika hanya Zafran yang mendapatkan hukuman, ia pun meminta pada uztadznya untuk di hukum juga sama seperti Zafran.

Mereka bertiga mengambil wudhu bersama, setelah selesai mengambil wudhu Wildan langsung bergegas pergi untuk membunyikan bedug masjid, dan Zafran bersiap untuk mengumandangkan adzan.

Setelah Adzan di kumandangkan para santri dan santri wati bergegas pergi menuju masjid untuk melaksanakan sholat isya.

Beberapa menit kemudian Wildan berdiri dan mulai Iqamah.

"Bi.. Monggo panjenengan mawon yang jadi imam, Hisyam nggak enak karena panjenengan yang lebih di hormati oleh santri-santri di sini", Kata Hisyam ia merasa tak enak Hati

Gus Ashraf tersenyum manis.

"Nak.. ini juga sudah menjadi pesantren milikmu pasti Santri-santri juga menghormatimu", ucap Gus Ashraf

"Panjenengan lebih di hormati dari pada saya Bi, saya merasa sungkan dan nggak enak kale panjenengan", Ucap Hisyam ia sedikit mencondongkan tubuhnya sebagai tanda menghormati ayah mertuanya

Gus Ashraf tersenyum, ia mengelus punggung Hisyam lalu maju untuk mengimami sholat Isya.

Setelah Sholat Isya, Hisyam dan Ayesha kembali ke Ndalem, mereka tersenyum salah tingkah, mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, salah satunya ketika Hisyam menangis, betapa malu sekali dirinya saat ini, Hisyam tersenyum-senyum sendiri malu karena dirinya menangis di depan Ayesha.

Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang