Waktu demi waktu berlalu, kini Ayesha telah melaksanakan sholat subuh di kamarnya, kali ini ia tidak ikut berjamaah di masjid bersama para santri dan pastinya sang suami.
Tok! Tok!
"Assalamualaikum, nduk", panggil ummi Khadijah
Ayesha pun beranjak dari tempat duduknya,lalu ia membukakan pintu kamarnya untuk Ummi Khadijah.
"Wa'alaikumsalam ummi, ada apa Njeh umi?", tanya Ayesha dengan nada yang begitu lembut
"Hisyam masih di masjid nduk?, karena hari ini harus balik ke Semarang", ucap Ummi Khadijah
Sontak Ayesha terkejut, padahal ia masih ingin di Surabaya sampai tahlil hari ke 7 kepergian sang kakak selesai.
"Sekarang mau balik ke Semarang ummi?", Tanya Ayesha masih sedikit tak menyangka
"Iyah Nduk.. pesantren nggak ada yang ngurus, Husein juga nggak bisa datang untuk melihat keadaan pesantren", Jawab Ummi Khadijah
Ayesha merenung sejenak, ia memikirkan apakah hari ini ia akan berpisah dengan Hisyam untuk sementara (?), atau ia harus ikut kembali ke Semarang.
"Kamu siap-siap sekarang yah nduk, kita pulang ke Semarang", ajak Ummi Khadijah
"Mm kulo sanjang ten mas Hisyam rumiyin njeh Ummi (Mm saya bilang ke Mas Hisyam dulu yah Ummi), ada sesuatu yang harus di bicarakan", Ucap Ayesha dengan nada yang begitu lembut dan sedikit menunduk sebagai tanda menghormati Ummi Khadijah
"Yah sudah kalau begitu, kalau Hisyam sudah kembali bilang yah suruh siap-siap biar nanti sampe Semarang nggak terlalu sore", ucap Ummi Khadijah
"Njih ummi, nanti Yesha sampaikan kepada mas Hisyam", ucap Ayesha
Ummi Khadijah pun pergi ke kamar tamu, dan kini Ayesha menjadi resah memikirkan pilihannya, ia harus ikut atau tetap di sini hingga 7 hari acara tahlil dan doa bersama untuk Haedar selesai.
Tak lama kemudian Hisyam datang, ia memperhatikan Ayesha yang tengah melamun.
"Assalamualaikum..", salam Hisyam
Ayesha tak kunjung menjawab salam Hisyam, ia masih sibuk melamun karena berfikir mengenai pilihannya.
"Assalamualaikum.." Salam Hisyam sekali lagi, kali ini ia ucapkan salam tepat di dekat telinga Ayesha
Ayesha pun terkejut, nyaris jantungnya copot.
"Astaghfirullah!", kaget Ayesha
Hisyam terkekeh melihat istrinya.
"Salam itu di jawab 'Wa'alaikumsalam mas' bukan 'Astaghfirullah' ", Ujar Hisyam
"Wa'alaikumsalam", jawab Ayesha
Hisyam pun mendekat ke arah Ayesha, ia bertanya kepada Ayesha mengapa ia melamun tadi.
"Kenapa dek?.. mikir apa hm?", tanya Hisyam
"Mas... kata Ummi mas harus balik ke Semarang", ucap Ayesha
"Sekarang?", tanya Hisyam
Ayesha mengangguk pelan dengan menekuk wajahnya, karena ia sedih jika Hisyam akan kembali ke Semarang.
Hisyam pun terdiam sejenak, ia juga ikut berfikir sama seperti Ayesha.
"Jadi apa adek mau ikut ke Semarang?", tanya Hisyam
"Mas.. kulo bingung, Yesha nggak mau pulang ke Semarang sebelum acara 7 hari mas Haedar meninggal selesai mas, Yesha ndak mau pulang ke Semarang dulu", ucap Ayesha
"Kita LDR?", tanya Hisyam
Ayesha pun berfikir lagi... mungkin ia harus berpisah sementara dengan Hisyam jika ia masih ingin tinggal di Surabaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Ning Ayesha (On Going)
Teen Fiction****** Ayesha Farah Inayah seorang putri bungsu Gus Ashraf dan ning Humairah, adik kesayangan Gus Haedar, Cucu pemilik pesantren Ar-roudloh. Kecantikannya, kesabarannya membuat semua santri dan para abdi pesantren Kyai Hasan terpesona, membuat merek...