I

2.1K 128 5
                                    


"Di-reject Pak Jeffrey, Bu" kata Lita, salah satu staff yang Aluna minta untuk menelpon Jeffrey.

Aluna menghela nafas pelan lalu mengangguk paham. Dirinya menampilkan senyum maklum.

"Kamu coba lagi ya, kalau 15 menit lagi belum di angkat, rapatnya dimulai saja. Biar Bima yang jadi notulen terus hasil notulensi nya kirim ke email Pak Jeffrey"

"Baik bu" jawab Lita paham dan akhirnya pergi dari ruangan Aluna.

Setidaknya sudah ada empat orang yang kayak kerasukan reog datang menghampiri nya menanyakan keberadaan Jeffrey. Mengingat hari ini ada agenda rapat tender yang lumayan gede nilainya.

Padahal ya, dia aja udah gak ngelihat batang hidup Jeffrey hampir 2 bulan.

Tapi ya siapa yang paham sih, yang semua orang tahu mereka berdua, Aluna dan Jeffrey adalah sepasang kekasih.

Jadi tentu saja orang-orang punya asumsi mengenai mereka.

Mana ada sih orang yang pacaran gak kabar-kabaran.

Ya ada, gue ini apa ?!

Sebenarnya Aluna mau teriak begitu tapi kan beda banget sama pembawaan dia yang terkenal dingin.

Jika ditanya kenapa Aluna bisa baik-baik saja saat Jeffrey tak mengubungi walaupun hanya untuk mengatakan dirinya dimana dan kabarnya seperti apa, itu karena kelakuan Jeffrey yang MIA atau missing in action bukanlah hal yang baru.

Dulu awal-awal, Aluna khawatir bukan main dan marah. Tapi Jeffrey dengan santai bilang.

"Kalau aku kenapa-napa kamu pasti bakal tahu. Terus, kalau aku lagi ngilang jangan dicariin, nanti aku balik sendiri"

Aluna menggelengkan kepalanya, sedikit pusing dengan kelakuan Jeffrey tapi memilih tak melanjutkan keriweuhan itu karena sekarang ada keriweuhan yang lebih spektakuler datang dan langsung duduk di hadapannya.

"Bang Marcus kenapa sih ?! Aku gak mau satu tim sama dia!"

Duh

Aluna menghela nafas lalu tersenyum pengertian "Kalau mau cerita yang lengkap dong Jovan. Mba gak paham kalau kamu tiba-tiba dateng sambil marah"

Jovan mendengus lalu mendesis seakan amarahnya bisa meledak kapan saja.

"Bang Marcus bilang desain aku jelek tapi pas aku todong dimana jeleknya dia cuman bilang cari tahu sendiri. Dih, dia kira aku dukun apa gimana ? Aku ini arsitek! " Teriak Jovan dengan wajah judesnya.

Jujur, buat Aluna wajah Jovan yang kayak sekarang itu gemes banget. Tapi karena Aluna tahu karakter Jovan yang dikit-dikit ambekan, Aluna berusaha keras gak senyum.

"Jovan, behave"  kata Aluna terkesan dingin ngebuat Jovan memajukan bibirnya.

"Dih, sopan lo kayak gitu! gemes anjing. Pengen gue unyel-unyel!" monolog Aluna.

"Maaf. Tapi aku beneran gak mau satu tim sama Bang Marcus, Mba. Dia nyebelin!"

"Tapi kalian udah setengah jalan loh, udah diemin aja. Kamu bilang aja gak akan kamu revisi kalau gak dijelasin secara detail dimana letak 'jelek' kata dia. Nanti mba coba ngomong sama dia juga"

"Jangan coba mba, mba wajib ngomong sama dia. Aku udah males ngeliat muka nya"

Aluna meratapi nasibnya.

Kayak dia punya dosa apa gitu ? Karena harus dikelilingi anak-anak Ibu Irene yang pada kayak anak TK semua padahal badan segede-gede gaban.

Oh iya, Ibu Irene itu atasan Bundanya Aluna. Yang sekarang jadi atasan dia setelah bunda pensiun. Ibu Irene sebenarnya udah pensiun juga cuman yang namanya perusahaan milik sendiri ya pasti pensiunnya gak kerasa.

"Kamu mending beli cemilan dulu. Kamu ini kayaknya kurang gula jadi marah-marah terus" saran Aluna. Dia beneran lagi gak mood dengerin Jovan yang kayak anak bayi sekarang.

"Ck. Hari ini aku bolos."

"Iya, gih sana."

....

"Dimana ?"

Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya, Aluna langsung menghubungi Marcus untuk memberi nesehat tentang 'setidaknya tidak bersikap menyebalkan pada Jovan'. Sebenarnya sih dia kayak gini karena tadi notifikasi chat dari Ibu Irene masuk membludak menanyakan kenapa Jovan bisa pulang cepat dengan wajah tertekuk. Maklum, Jovan kan anak bontot jadi Ibu Irene mudah khawatir.

Padahal ya bu yang bikin anak lanang nya kayak gitu adalah kakaknya sendiri.

Ironis.

"Kenapa ?"

"Ada yang mau gue omongin"

"Pasti si Opan ngadu, tadi ibu juga udah nanyain gue. Udah gede masih aja tukang ngadu"

"Ck. Jadinya lo dimana ? Gue susulin"

"Yakin lo mau susulin ?  Gue lagi nge-gep orang"

Waduh. Aluna gak bisa nih yang kayak gini.

Dia harus kesana. Soalnya dia suka keributan.

"Shareloc."

"Jangan nyesel ya"


Bet on UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang