Extra II

773 53 13
                                    

Attention!

Bold & Italic : Flashback

....

"Apa yang lucu dari gue nikah?"

Setelah membaca chat dari Marcus, Aluna rasanya mau ngebacok itu orang. Aluna ngerasa direndahin sama Marcus.

Masa dia nikah dikira prank?!

Hell no!

Jadinya dia telepon tuh si Marcus besok paginya walaupun kata Hendery dianggap bercandaan aja. Tapi Aluna emoh, dia mau perhitungan sama Marcus.

Soalnya pas Marcus bilang mau ngelamar Lita dulu, kayaknya respon Aluna positif banget. Dia bahkan ikut jadi tim proposal Marcus ke Lita. Dia tukang pegangin kembang api malah karena tema proposalnya dinner mewah di alam terbuka dan kalau Lita bilang iya bakal ada kembang apinya.

Padahal semua orang tahu kalau Aluna takut kembang api, tapi dia mau pegangin tuh karena gak ada pilihan. Tuh, lihat! Support dia besar banget loh!

"Hallo? Ah iya, kabar gue baik. Cuaca disana gimana?"

"Hah?"

"Lo sadar gak ini pertama kali lo video call gue dalam setahun ini? Basa-basi kek!" Balasan Marcus ngebuat emosi Aluna yang tadi masih dalam kadar aman jadi membumbung tinggi.

"Orang kayak lo gak perlu dibasa-basiin. Jadi? Kenapa kalau gue nikah? Gue gak boleh nikah ? Cuman lo yang boleh?! Gitu?!"

Okey, rentetan pertanyaan Aluna yang udah mirip kayak dosen penguji ngebuat Marcus paham kalau perempuan itu ngomelin dia.

Kok Marcus takut ya?

"Enggak bukan gitu... maksud gue, kecepetan gak sih?"

"Lo mau gue jadi perawan bangkotan?"

"Lo masih perawan?"

"FUCK YOU!!!" Teriak Aluna. Emosi banget pokoknya.

Marcus ketawa ngakak, padahal tadi dia baru aja marah-marah pas meeting. Ngedengar Aluna ternyata bisa ngebuat pikirin Marcus lebih ringan.

"Sorry Sinar. Maksud gue, lo bilang kalau lo masih perlu waktu, jadi gue takut lo implusif"

Marcus masih mengingat perkataan Aluna mengenai ketidaksiapan perempuan itu. Dan Marcus kira ketidaksiapan itu akan bertahan lama. Rupanya enggak, jadinya Marcus takutnya pernikahan ini adalah tindakan implusif Aluna.

Dia gak mau Aluna mengulang cerita yang hanya akan berakhir dengan hati yang hancur.

Dia gak mau Aluna kembali bersedih.

Karena jika Aluna bersedih, Marcus gak bisa lagi menjadi sandaran Aluna.

Ada hati yang harus dia jaga.

"Setelah gue pikir-pikir, gue gak akan tahu sesiap apa gue kalau gue gak menjalaninya"

Jika saja lo berpikir seperti itu dulu pikir Marcus.

Mungkin mereka menjadi sesuatu yang indah.

"Mungkin ya lo akan berpikir, kenapa gue gak berpikir seperti itu saat sama lo"

Marcus merinding! Aluna udah kayak dukun!

Dia jadi ngeri sendiri dah.

"Ya karena saat dulu gue gak bisa mikir seperti itu. Banyak hal yang terjadi disaat kita gak saling kontakan. Dan itu ngebuat gue berpikir banyak tentang kehidupan gue"

Bet on UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang