"Etts... mau kemana?"
"Tavella ada?"
"Ada. Tapi dia gak bisa diganggu" Ujar Velove yang anteng senderan di pintu ruangan Tavella.
Aluna rasanya udah lama banget gak ngelihat Velove, mungkin udah dua mingguan kali ya?
"Kenapa gak bisa diganggu?" Tanya Aluna.
Soalnya dia udah bilang ke Tavella mau cerita. Dia udah mutusin untuk cerita rasa gak enaknya ke orang lain. Mungkin aja dia bakal dapat sedikit pencerahan. Walaupun dia sebenarnya gak suka ya saat kisah cintanya dikomentarin orang tapi rasanya kini harus.
Dia udah mentok sana sini.
Terakhir kali dia ketemu Marcus pas dia masuk gak permisi ke ruangan laki-laki itu, kontak mereka juga terakhir ada dihari itu. Marcus menanyakan keberadaannya namun dia jawab dengan jawaban yang berbeda.
Aluna: Aku perlu waktu untuk mikir, kita jangan ketemu dulu.
Sehabis itu, banyak telepon dan chat masuk dari Marcus tapi gak dia waro. Untungnya, Aluna punya hp yang berbeda untuk urusan kantor, jadinya dia bisa matiin hp dia satunya dan tetap on untuk masalah pekerjaan.
Selain itu, karena dia paham banget sama tabiat Marcus, dia mengungsi ke apartemennya yang orang-orang lama gak tahu.
Kecuali Hendery dan keluarganya.
"First day of July. Tavella perlu waktu sendiri" jawab Velove masih setia menutup akses Aluna agar bisa masuk ke ruangan Tavella.
Tavella ada di dalam kok, tapi dia gak dalam keadaan available untuk menolong Aluna saat dia sendiri sedang kesulitan.
Hari ini peringatan enam tahun kematian adik Tavella. Setiap tanggal 1 juli, Tavella pasti meminta waktu sendiri untuk berkabung.
Aluna mengangguk paham, udah tahu kalau tanggal 1 Juli bukan hari yang mudah buat Tavella.
"Gue pulang kalau git-"
"Tavella nitip lo ke gue, So, my moon mau cerita apa?" potong Velove yang akhirnya ditatap lamat oleh Aluna. Kayak mau mencari binar bohong dimata Velove tapi gak nemu.
"Kayaknya lo yang perlu cerita. Gue dengar dari Atuy kabar lo gak baik"
Ibu Mayleen, direktur utama Pandawa Group sekarang lagi kritis. Setahu Aluna, setelah beliau dilarikan ke rumah sakit, Velove banyak mangkir dari kantor karena menemani sahabat karib mami nya itu. Velove terasa kayak mayat hidup tapi masih bisa tersenyum buat Aluna. Aluna jadi prihatin.
"Gimana kalau kita tuker cerita? Sound's fair, right? Lo bawa mobil?"
"Enggak. Gue nebeng Tavella tadi"
"Oh! Karena lo tidur di apart ya? Wah! Setelah hampir lima bulan ya? Akhirnya lo balik tinggal di apart"
Oh.
Aluna gak menghitung hal itu.
"Lo yang nyetir, gue mau tidur bentar di dalam mobil. Location-nya udah gue set di mobil nanti tinggal lo ikutin. Come on, my moon!"
....
"Hm...., it's quite complex based on how you talk about it, tapi sebenarnya simple. Lo mau gue cuman dengerin lo atau ngasih pendapat?"
"Both. Otak gue udah mentok soalnya"
"Putusin" jawab Velove singkat sambil mengunyah nasi padang. Velove kelaparan, dia udah dari kemarin gak makan, cuman minum shake yang dibikinin sama dokternya Tante May.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bet on Us
FanfictionIni bukan tentang Aluna dan Jeffrey yang dikenal sebagai couple goals. Ini cerita mengenai Aluna dan adik tiri Jeffrey. Marcus. Sesuatu yang siapapun tak mengira akan terjadi. Photo credit : Pinterest